airtronicfirearms.com

Fakta Seputar Serangan Ransomware ke PDN

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi (kiri) dan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian (kanan) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6/2024). Rapat tersebut membahas insiden peretasan Pusat Data Nasional dan progres penanganannya.
Lihat Foto

- Serangan ransomware LockBit 3.0 ke Pusat Data Nasional (PDN), pada Kamis (20/6/2024), mengakibatkan terganggunya sejumlah layanan publik selama 12 hari terakhir.

Di sisi lain, jawaban dari para pejabat mengindikasikan kurangnya kesigapan menghadapi peretas dan menangani krisis keamanan digital.

Simak ulasan berikut untuk mengetahui fakta seputar serangan ransomware ke PDN.

Kronologi peretasan

Sistem PDN mengalami gangguan hingga membuat layanan keimigrasian di sejumlah bandara terdampak, termasuk Bandara Soekarno-Hatta, sejak Kamis (20/6/2024).

Juru bicara BSSN Ariandi Putra menjelaskan, terdapat upaya penonaktifan fitur keamanan Windows Defender mulai 17 Juni 2024 pukul 23.15 WIB.

Upaya tersebut memungkinkan masuknya aktivitas berbahaya (malicious) yang kemudian berlanjut pada 20 Juni 2024, hari yang sama dengan laporan awal gangguan layanan keimigrasian di sejumlah bandara internasional.

"Aktivitas malicious mulai terjadi pada 20 Juni 2024 pukul 00.54 WIB, diantaranya melakukan instalasi file malicious, menghapus file system penting, dan menonaktifkan service yang sedang berjalan. Diketahui tanggal 20 Juni 2024, pukul 00.55 Windows Defender mengalami crash dan tidak bisa beroperasi," ujar Ariandi, dikutip dari , Rabu (26/6/2024).

Serangan terjadi pada peladen (server) PDN Sementara yang berada di Surabaya, Jawa Timur. Serangan tersebut berupa perangkat lunak jahat (ransomware) yang mengganggu sistem, dan akan dipulihkan oleh peretas setelah korban memberi tebusan.

Dikutip dari , lembaga yang mengelola peladen PDN Sementara adalah konsorsium Telkom dan Lintasarta. PDN Sementara digunakan karena PDN utama belum dioperasikan.

PDN dibangun di empat lokasi, yakni Cikarang-Jawa Barat, Batam-Kepulauan Riau, Ibu Kota Nusantara (IKN)-Kalimantan Timur, dan Labuan Bajo-Nusa Tenggara Timur.

PDN Sementara mengalami serangan brain chiper ransomware pengembangan terbaru bernama LockBit 3.0. Sangat memungkinkan bagi pelaku untuk menyalin data dari PDN sebelum dikunci.

Pemerintah menolak bayar tebusan

Bersamaan dengan serangan itu, peretas mengirimkan permintaan uang tebusan sebesar 8 juta dollar AS atau setara Rp 131,6 miliar.

Pemerintah mengabaikan permintaan tebusan dari pelaku.

Presiden Joko Widodo telah meminta tata kelola pada PDNS 2, yang diserang ransomware LockBit 3.0, agar diaudit sembari melakukan pemulihan terhadap pusat data tersebut.

Dampak serangan

Sistem PDN tidak hanya digunakan oleh Ditjen Imigrasi, tetapi kementerian/lembaga lainnya. Berdasarkan laporan Harian Kompas, layanan keimigrasian di semua bandara internasional terganggu. Begitu pula dengan pembuatan paspor.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat