airtronicfirearms.com

Fakta Seputar Petinju Imane Khelif di Tengah Kontroversi Gender...

Asosiasi Tinju Dunia (IBA) mengomentari kontroversi wakil Aljazair, Imane Khelif, yang mewarnai laga perempat final nomor tinju 66 kg Olimpiade Paris 2024 pada Kamis (1/8/2024).
Lihat Foto

- Kontroversi mengenai gender atlet tinju Aljazair, Imane Khelif menjadi sorotan usai menang dalam pertandingan pertamanya di Olimpiade Paris 2024.

Petinju berusia 25 tahun tersebut melawan petinju yang mewakili Italia, Angela Carini.

Namun, kemenangan Khelif memicu kontroversi yang menggiring pada narasi anti-LGBTQ+, sampai agenda woke atau gerakan kesadaran sosial terhadap permasalahan ketidaksetaraan rasial, gender, dan isu-isu sosial lainnya.

Status gender Khalief bahkan memicu perbedaan pendapat antara Asosiasi Tinju Internasional (IBA) dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Lantas, bagaimana awal mula kontroversi tersebut? Simak penjelasan berikut untuk mengetahui fakta seputar petinju Imane Khelif.

Sejak awal berkompetisi sebagai perempuan

Imane Khelif memulai karir tinjunya sejak kanak-kanak dan selalu berkompetisi dalam kategori putri.

Dikutip dari Wired, ia memenangkan posisi ke-17 dalam World Boxing Championships di New Delhi, India pada 2018.

Tahun berikutnya, ia berkompetisi di Rusia dan mengikuti Olimpiade Tokyo 2020. Ia juga menempati posisi kedua dalam Kejuaraan Dunia Wanita 2022 di Istanbul.

Diduga DSD

Karir Khelif berjalan lancar sampai pada Piala Dunia 2023, IBA mendiskualifikasinya karena tes kelayakan gender menemukan adanya kromosom XY.

Umumnya, laki-laki memiliki sel reproduksi yang tersusun atas satu kromosom X dan satu kromosom Y.

Sementara, perempuan memiliki dua kromosom X atau biasa ditulis kromosom XX.

Dikutip dari Telegraph, Khelif diduga mengalami perbedaan perkembangan seks atau DSD.

Perbedaan perkembangan yang terjadi dapat bervariasi, tetapi penderita DSD yang secara biologis ditetapkan sebagai perempuan saat lahir sering kali memiliki testis internal yang memproduksi testosteron.

Sehingga, ketika dewasa mereka lebih unggul dari segi ukuran dan kekuatan, dibandingkan perempuan yang tidak memiliki testis.

Perlu diketahui bahwa IBA tidak melakukan pemeriksaan testosteron, tetapi menjalankan tes terpisah dan diakui, dengan rincian spesifiknya yang dirahasiakan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat