airtronicfirearms.com

Manipulasi Hasil Survei Elektabiltas Paslon Bermunculan Jelang Pilkada 2024

Ilustrasi Pilkada
Lihat Foto

- Menjelang Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2024 pada 27 November mendatang, jumlah hoaks terkait pemilhan umum justru mengalami penurunan.

Berdasarkan pantaun Masyarakat Anti-fitnah Indonesia (Mafindo), pada Oktober 2024 terdapat 50 hoaks terkait pilkada.

Angka itu mengalami penurunan jika dibandingkan pada September 2024 yang jumlahnya mencapai 81 hoaks.

Anggota presidium Mafindo, Syifaul Arifin menjelaskan, berdasarkan pantauan yang dilakukan pada Oktober 2024 terdapat model hoaks jenis baru yang muncul di media sosial.

Hoaks itu berupa manipulasi hasil survei dengan mencatut lembaga survei tertentu.

Salah satu contohnya yakni survei elektabilitas pasangan calon bupati dan wakil bupati di Kabupaten Penukai Abab Lematang Ilir (PALI) dengan mencatut lembaga survei Indikator Politik.

Selain itu, muncul juga manipulasi survei elektabilitas bupati dan wakil bupati di Kabupaten Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan.

"Sebelumnya jarang muncul (hoaks manipulasi hasil survei) jadi itu model-model baru. Survei dimanipulasi untuk memenangkan calon tertentu. Hal itu dilakukan karena survei dianggap akan memengaruhi pemilih," ujar Syifaul ketika diwawancarai dalam kegiatan Indonesia Fact-Checking Summit 2024, Kamis (7/11/2024).

Syifaul menambahkan, sebelumnya pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 juga pernah muncul beberapa konten manipulasi soal hitung cepat (quick count).

"Dulu itu juga pernah ada manipulasi quick count pada Pilpres 2019," kata Syifaul.

Sementara, selain hoaks soal manipulasi survei elektabilitas juga muncul hoaks yang menyerang personal pasangan calon di Pilkada 2024.

Namun, menurut Syifaul hoaks yang menyerang pribadi pasangan calon tidak terlalu semasif pada pilkada sebelumnya.

"Hoaks yang menyerang pribadi masih ada cuma tidak semasif atau sekeras pada pilkada sebelumnya," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat