Kemendikti Saintek Bentuk Tim untuk Periksa Optimalisasi Dana Abadi Pendidikan di LPDP
- Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) tengah memeriksa apakah saat ini penggunaan dana abadi pendidikan di Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah optimal atau belum.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Prof. Stella Chirstie di Djakarta Theater, Rabu (30/10/2024).
"Saat inipun kami dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi sedang meneliti secara seksama berbasis data dan melakukan cost benefit analysis apakah dana yang dipergunakan oleh LPDP dan apakah manfaatnya selama ini apakah itu sungguh optimal atau tidak," kata Prof. Stella.
Prof. Stella meminta semua pihak untuk menunggu hasil analisis timnya dan akan memberikan rekomendasi terkait penggunaan dana abadi pendidikan di LPDP.
Baca juga: LPDP Diharapkan Bisa Beri Dukungan Pengembangan Diri ke Lulusan S2-S3
Kemendiktisaintek akan koordinasi dengan Kemenkeu
Nantinya, Kemendiktisaintek kata Prof. Stella juga ingin berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan yang memang membawahi LPDP.
"Dari kami Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi kami sangat ingin bekerja sama dengan Kementerian Keuangan mengenai dana LPDP tujuannya hanya satu, supaya kita bisa mengoptimalkan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan," jelas Prof. Stella.
Adapun dana abadi pendidikan dicetuskan pertama kali oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada 2010 dalam bentuk dana pengembangan pendidikan nasional (DPPN).
Dana abadi tersebut kemudian dikelola oleh LPDP sejak tahun 2012. Pada tahun 2024, dana abadi pendidikan di bidang pendidikan sudah mencapai 154,11 triliun.
Berdasarkan data dari akun Instagram resmi Sekretariat Kementerian Keuangan, diperlihatkan dana abadi pendidikan angkanya terus meningkat selama 10 tahun terakhir.
Dana abadi itu sudah digunakan untuk berbagai macam hal terkait bidang pendidikan mulai dari beasiswa, riset, hingga menaikkan kualitas perguruan tinggi.
Baca juga: Kisah Agung, Alumnus Itera yang Berhasil Lolos Beasiswa LPDP ke London
Masih dari data yang sama, dana abadi pendidikan selama 10 tahun terakhir ini digunakan untuk membiayai program pendidikan dari LPDP.
Program tersebut yang terdiri dari program dana abadi pendidikan, penelitian, perguruan tinggi, dan kebudayaan. Pada program pendidikan dana abadi pendidikan digunakan untuk penerima manfaat Beasiswa LPDP Program Native yakni sebanyak 49.896 orang.
Rinciannya, 46.943 menerima beasiswa penuh atau full scholarship dan 2.953 menerima beasiswa sebagian atau partial scholarship.
Kemudian, sejak 2020, LPDP juga memberi beasiswa pada 618.478 penerima manfaat lainnya dari program-program beasiswa kolaborasi degree maupun non-degree bersama Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan Kementerian Agama.
Selain itu, dana pendidika juga digunakan untuk bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mendanai program riset, sebanyak 2.993 proposal, ditambah 1.648 judul lainnya.
Dana abadi pendidikan 10 tahun terakhir juga digunakan untuk menaikkan kualitas 21 Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukun (PTN-BH) dengan dukungan pendanaan program-program world class university.
Baca juga: LPDP Buka Pendaftaran Beasiswa S2, Bisa Kuliah di AS dan Qatar
Biaya tersebut, diambil dari Dana Abadi Perguruan Tinggi atau pendanaan hingga 2024 mencapai Rp 675 miliar.
Terakhir dana abadi pendidikan juga digunakan untuk mendanai 2.682 pelaku seni budaya dalam berbagai proyek pelestarian dan pengembangan seni-budaya bangsa melalui Dana Abadi Kebudayaan dengan total pendanaan sampai 2024 mencapai Rp 523,32 miliar.
Terkini Lainnya
- Kemendikti Saintek Bentuk Tim untuk Periksa Optimalisasi Dana Abadi Pendidikan di LPDP
- Pakar Unair: Ada 2 Keuntungan Kemendikbud Ristek Dipecah Jadi 3 Kementerian
- Anak Usaha BUMN KAI Buka 2 Lowongan Magang, Ada Gajinya
- Syarat Daftar Bintara TNI AD 2024 Gelombang 2, Lulusan SMK Semua Jurusan Bisa Daftar
- Mendikdasmen Kunjungi PBNU, PGI, dan Persis, Minta Masukan soal Sistem Pendidikan
- Apa Itu Beasiswa? Kenali Manfaat dan Macam-macamnya yang Cocok Buatmu
- Wajib Tahu, Ini 10 Kampus Politeknik Terbaik di Indonesia
- UB Buka Prodi S1 Peternakan Cerdas Berbasis AI, Pertama di Indonesia
- Perlukah Ujian Nasional Kembali Diadakan? Ini Pendapat Pakar
- 10 Jebolan ITB Masuk Kabinet Merah Putih, Ada yang Lulusan Fisika hingga Teknik
- 31 Alumni UI di Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran, Terbanyak FEB
- Kuliah Gratis S1 dan S2 di Inggris 2025, Dapat Akomodasi dan Uang Saku
- Tidak Lolos Administrasi atau TMS, Masih Ada Peluang Tembus PPPK 2024
- Kuliah Mahal, Gaji Dosen Masih Andalkan UKT dari Mahasiswa
- Cerita Yeldi, Ikut Pelatihan di Lembaga Kursus hingga Jadi Chef Internasional
- Kejagung Ungkap Alasan Mengapa Tom Lembong Baru Ditetapkan sebagai Tersangka Sekarang
- Pakar Unair: Ada 2 Keuntungan Kemendikbud Ristek Dipecah Jadi 3 Kementerian
- Anak Usaha BUMN KAI Buka 2 Lowongan Magang, Ada Gajinya
- UB Buka Prodi S1 Peternakan Cerdas Berbasis AI, Pertama di Indonesia
- Syarat Daftar Bintara TNI AD 2024 Gelombang 2, Lulusan SMK Semua Jurusan Bisa Daftar
- Mendikdasmen Kunjungi PBNU, PGI, dan Persis, Minta Masukan soal Sistem Pendidikan