Makan Nasi Porang Setiap Hari untuk Diet, Apakah Boleh?
- Umbi porang dikenal memiliki sejumlah manfaat kesehatan, seperti mengontrol kadar gula darah hingga menurunkan berat badan.
Umbi yang banyak tumbuh di Indonesia ini biasanya diolah menjadi tepung atau beras sebelum dikonsumsi.
Nasi porang memang memiliki keunggulan dibandingkan dengan nasi putih. Mulai dari rendah kalori hingga tinggi serat.
Baca juga: 4 Beda Porang dan Suweg, dari Warna hingga Pengolahan
Dokter spesialis gizi di Mayapada Hospital Mulianah Daya menuturkan, setiap 100 gram nasi porang hanya mengandung 70 kalori.
Angka itu terbilang kecil bila dibandingkan dengan 140 kalori dalam 100 gram nasi putih.
Belum lagi, kandungan serat larut atau glukomanan yang mencapai lebih dari 50 persen. Lebih tinggi dibandingkan dengan nasi shirataki, jenis karbohidrat rendah kalori lainnya.
Baca juga: Jangan Olah Porang Sembarangan, Butuh Pendamping Ahli
Sedemikian bermanfaat nasi porang untuk kesehatan, apakah boleh mengganti karbohidrat penuh dari nasi putih ke nasi porang?
Bolehkan makan nasi porang setiap hari?
Menurut Mulianah, tidak ada larangan menjadikan nasi porang sebagai sumber karbohidrat utama.
"Sebenarnya, aman-aman saja, tetapi yang namanya diet itu kan harus ada kesenangannya. Balik lagi ke pribadi masing-masing, suka enggak," ujar Mulianah ketika dihubungi pada Kamis (6/6/2024).
Sebab, tekstur nasi porang tidak sama persis dengan nasi putih. Teksturnya lebih kenyal seperti jeli.
Jika tidak terbiasa dengan tekstur ini, lalu memaksa diri mengonsumsi nasi porang demi kalori rendah, menurut Mulianah, bisa membuat pola makan seseorang berantakan.
Baca juga: 3 Manfaat Porang, Umbi Rendah Kalori yang Cocok untuk Makanan Diet
"Kalau boleh atau enggak, jelas boleh, balik lagi ke preferensi masing-masing," kata Mulianah.
Hal ini juga berlaku untuk orang yang sedang tidak menjalani diet. Namun, Mulianah tetap menekankan pentingnya mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Ia tidak bisa mematok benar-salah penggantian nasi porang sebagai sumber karbohidrat utama bila tidak dibarengi dengan jenis makanan lainnya.
"Yang dilihat bukan cuma jenis makanannya, tetapi pola makannya," ungkap Mulianah.
Terkini Lainnya
- 5 Makanan Khas Tahun Baru Imlek di Berbagai Negara, Ada Pangsit dan Hotpot
- Sensasi 5 Rasa Cokelat Halal Khas Bali untuk Oleh-Oleh dari Falala Chocolate
- Susu Kental Manis, Fakta Menarik yang Perlu Diketahui
- 10 Makanan Penurun Asam Urat Alami, Ada Jeruk Nipis
- 6 Tempat Makan Dekat Klenteng Sam Poo Kong Semarang untuk Wisata Kuliner
- Resep Pepes Tahu Sederhana ala Rumahan
- 15 Resep Misoa Kuah dan Goreng, Sajian Spesial untuk Imlek
- Resep Salad Timun, Hidangan Segar yang Bikin Ketagihan
- 8 Cara Pilih Alpukat yang Matang, Apa Saja?
- Resep Ikan Nila Kukus Lezat untuk Makan Siang
- 5 Cara Pilih Rambutan di Pasar, Segar dan Legit
- Resep Sop Ayam Pedas Sederhana, Cocok untuk Makan Siang
- 6 Tips Menggoreng Kerupuk Udang agar Mengembang dan Renyah
- Resep Sambal Bawang Goreng Praktis 4 Bahan, Cocok untuk Tempe Penyet
- 3 Tips Masak Bunga Pepaya Tanpa Rasa Pahit, Tak Hanya Diberi Garam
- 10 Cara Masak Kacang Hijau agar Cepat Empuk dan Hemat Gas
- 7 Cara Masak Sarden Kalengan yang Enak untuk Makan Sehari-hari
- Resep Tumis Kangkung Kemangi, Wanginya Bikin Lapar
- Resep Singkong Thailand Santan Kental, Dessert Dingin yang Nikmat
- 2 Keunggulan Gizi Nasi Jagung, Disebut Aman untuk Pengidap Diabetes