Harga Kakao Naik 3 Kali Lipat, Beda Respons Petani dan Pengusaha
- Industri cokelat mengalami tantangan berat pada awal tahun ini. Pebisnis harus menghadapi naiknya harga kakao berkali-kali lipat pada awal 2024.
Menurut data yang disampaikan Pipiltin, merek cokelat bean to bar Indonesia, harga biji kakao global mengalami kenaikan hingga 380 persen.
Alasannya, produksi kakao semakin sedikit sehingga bahan baku cokelat semakin minim, sementara industrinya terus berkembang di seluruh dunia.
Baca juga: Mengapa Indonesia Masih Impor Kakao?
Krisis iklim menjadi penyebab utama naiknya harga kakao global. Hal ini terjadi di Pantai Gading, negara di Afrika Barat yang tercatat sebagai penghasil cokelat terbesar di dunia.
Pantai Gading tak lagi banyak menghasilkan kakao per 2024 sehingga permintaan kakao di negara penghasil kakao lain, seperti Indonesia, semakin tinggi.
"Lebaran 2024 itu puncak naiknya harga kakao di Indonesia dan masih tidak bisa diprediksi berlangsung sampai kapan," ujar Agung Widiastuti, Direktur Kalimajari, pendamping Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya (KSS) Jembrana Bali.
Petani senang
Agung yang juga seorang petani kakao, menyampaikan kegembiraannya kala harga kakao naik drastis.
"Harga kakao naik tiga kali lipat. Mereka (petani) senang banget. Harga ini benar-benar excellent, tetapi sebaiknya, kenaikan ini seyogyanya disertai dengan menjaga kualitas dan investasi balik ke petani," ungkap dia ketika ditemui usai pembukaan pabrik Pipiltin Gunung Sindur, Bogor pada Kamis (26/7/2024).
Sebab, meski belum tahu berlangsung sampai kapan, produksi kakao di Ghana dan Pantai Gading tentu akan membaik, seperti disampaikan Agung.
Baca juga: Pusat Penelitian Kakao Global Dibuka di Pasuruan
Ia mengimbau para petani tidak konsumtif selama kenaikan harga kakao ini berlangsung, lalu menyarankan petani untuk berinvestasi pada lahan, pupuk, dan alat tanam lainnya.
"Takutnya, euforia ini menjadi sesaat, tidak berlangsung lama. Lagi pula, sebenarnya petani tidak menambah input, tetapi harga jual kakao naik tiga kali lipat," tutur dia.
"Kami senang, saatnya petani untuk tersenyum," tambah Agung.
Baca juga: Kisah Griya Cokelat Nglanggeran, Kembangkan Potensi Kakao Gunungkidul
Meski tidak tahu sampai kapan kenaikan harga kakao berlangsung, Agung memastikan, harga kakao akan menurun perlahan, tetapi tidak akan kembali ke harga normal seperti tahun lalu.
Terkini Lainnya
- Cara Membuat Sekoteng Jelly yang Menarik untuk Ide Jualan
- Resep Mac and Cheese Bolognese, Pakai Bumbu Siap Pakai
- Resep Salad Bayam Campur, Cocok untuk Diet
- Resep Soto Banjar Komplet untuk 8 Porsi
- Resep Wedang Jahe Secang Pandan, Minuman Hangat Kala Hujan Turun
- Tomat Lebih Baik Dimakan Mentah atau Dimasak?
- P2MI Edukasi Masyarakat tentang Penggunaan MSG
- Resep Puding Susu Sederhana, Beri Sirup dan Buah Sesuai Selera
- PepsiCo Akan Buka Pabrik Pertama di Indonesia pada Awal 2025
- 4 Cara Olah Jahe untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh
- Resep Wedang Serbat, Penghangat Tubuh Saat Musim Hujan
- Resep Wedang Jahe Gula Batu, Minuman Hangat Pereda Masuk Angin
- 4 Tips Membuat Brownies Antigagal, Perhatikan Suhu Pada Oven
- Resep Pisang Goreng Keju untuk Ide Jualan
- Resep Wedang Uwuh yang Hangatkan Badan
- Trump Undang Xi Jinping Hadiri Pelantikan Presiden AS
- Cara Membekukan Jamur untuk Menjaganya Tetap Segar
- Resep Milo Mochi Bites 3 Bahan, Kenyal dan Isiannya Lumer
- Resep Pisang Rai Lembut Manis, Jajanan Tradisional Khas Bali
- Resep Tumis Usus Ayam Cabai Hijau, Masakan Pedas untuk Bekal
- 6 Tempat Makan Keluarga yang Halal di Ubud Bali