Menteri Ukraina Ramai-ramai Mengundurkan Diri di Tengah Perang, Ada Apa?
KYIV, - Sedikitnya enam pejabat Ukraina termasuk tiga menteri kabinet mengajukan pengunduran diri pada Selasa (3/9/2024).
Hal itu terjadi ketika partai yang berkuasa di Ukraina mengisyaratkan tengah menyiapkan perombakan besar-besaran pemerintah.
Perombakan ini terjadi ketika Kyiv menghadapi tantangan yang semakin besar, termasuk bombardir Rusia setiap hari dan ketika Presiden Volodymyr Zelensky berusaha untuk meningkatkan kepercayaan terhadap pemerintah setelah 2,5 tahun sejak invasi Rusia.
Baca juga: Rudal Rusia Hantam Kota Poltava Ukraina Tengah, Tewaskan 41 Orang dan Lukai 180 Lainnya
“Seperti yang dijanjikan, perombakan pemerintahan besar-besaran akan terjadi minggu ini. Lebih dari 50 persen staf Kabinet Menteri akan diganti,” tulis David Arakhamia, Kepala Fraksi Parlemen Partai Pelayan Rakyat yang berkuasa di Parlemen Ukraina di Telegram.
“Besok kita akan mengadakan hari pemecatan, dan sehari setelahnya adalah hari pengangkatan,” tambahnya, sebagaimana dilansir AFP.
Beberapa menteri Ukraina yang telah mengajukan pengunduran diri pada Selasa malam, termasuk Menteri Industri Strategis, Menteri Kehakiman, dan Menteri Perlindungan Lingkungan.
Kepala Dana Kekayaan Negara Ukraina, Vitaliy Koval, juga mengundurkan diri, begitu juga dengan Wakil Perdana Menteri Iryna Vereshchuk dan Olga Stefanishyna.
Sementara itu, Wakil Kepala Kantor Zelensky dan salah satu pembantu utama presiden, Rostyslav Shurma, diberhentikan, menurut sebuah keputusan presiden.
- Rusia Jatuhkan 158 Drone Ukraina di 15 Wilayah dalam Semalam
- Ukraina Jatuhkan 22 Rudal Rusia yang Menuju Kyiv
- Zelensky Memohon AS Izinkan Ukraina Serang Rusia Lebih Jauh
Zelensky telah memerintahkan beberapa perombakan sejak perang dimulai, seperti memecat Menteri Pertahanannya pada September lalu setelah serangkaian skandal korupsi, dan baru-baru ini mengganti komandan utamanya di tengah kemunduran di medan perang.
Masa jabatan presiden pertama pemimpin Ukraina itu, yang dimulai pada 2019, berakhir pada Mei, tetapi ia tetap menjabat di bawah darurat militer.
Terkini Lainnya
- Usai Trump Katakan Benci Taylor Swift, Swifties Berhasil Kumpulkan Rp 615 Juta untuk Dukung Kampanye Kamala Harris
- Malaysia Tegaskan Jalan Masjid India Aman Dikunjungi, Lokasi Turis India "Ditelan" Trotoar
- Shanghai Lumpuh Diterjang Topan Terkuat Sejak 1949, Seperti Ini Kerusakannya
- Perang Israel-Hezbollah di Depan Mata, Menteri Gallant Kabarkan ke AS
- Ukraina Undang PBB dan ICRC untuk Tinjau Situasi Kursk Rusia, Apa Tujuannya?
- Ukraina dan Rusia Tanggapi Upaya Pembunuhan Trump di Lapangan Golf, Apa Kata Mereka?
- Ini Pengakuan Putra Tersangka Percobaan Pembunuhan Trump di Florida
- 1 Serangan Udara Israel di Kamp Pengungsi Nuseirat Tewaskan 10 Anggota Keluarga Al-Qassas
- Pejabat PBB: Dunia Gagal Lindungi Warga Sipil di Gaza
- Kata Trump Usai Jadi Target Penembakan Lagi
- Perusahaan di China Beri iPhone 16 Pro Gratis bagi Semua Karyawannya
- 30 Tewas akibat Baku Tembak Antar Suku di Dekat Tambang Emas Papua Nugini
- AK-47, Tas Ransel, dan Kamera GoPro Ditinggalkan Tersangka untuk Tembak Trump
- Rangkuman Hari Ke-935 Serangan Rusia ke Ukraina: Kemajuan di Pokrovsk | Desakan Zelensky ke Barat
- Lansia di Jepang Capai Rekor Tertinggi, Segini Jumlahnya
- Perang Israel-Hezbollah di Depan Mata, Menteri Gallant Kabarkan ke AS
- NPWP Bisa Dinonaktifkan Saat Sudah Tidak Bekerja atau Badan Usaha Berhenti Beroperasi, Ini Caranya
- STNK Kendaraan yang Dijual Harus Diblokir, Ketahui Risikonya
- Protes di Israel Masuki Malam Ketiga, AS Terus Dorong Gencatan Senjata Gaza
- [POPULER GLOBAL] Arti Pelat SCV 1 di Mobil Paus Fransiskus | Sejarah Vatikan
- Larry Si Kucing Downing Street Dapat "Saingan" Baru dari Rusia
- Kehilangan HP di Penang Malaysia, Mahasiswa dari China Ini Kaget Tiba-tiba Menemukannya di Mal Dekat Kampus, Kok Bisa?
- Selain Innova, Ini Deretan "Mobil Rakyat" yang Dipakai Paus Fransiskus di Luar Negeri