airtronicfirearms.com

PM Israel Sebut Hamas Menolak Segalanya di Perundingan Gencatan Senjata Gaza

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman setelah pertemuan mereka di Yerusalem pada 17 Maret 2024. Netanyahu akan menjalani operasi hernia pada 31 Maret 2024.
Lihat Foto

GAZA, - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (4/9/2024) menyebut Hamas menolak segala elemen proposal gencatan senjata di Gaza.

Padahal, gencatan senjata itu diperlukan untuk memfasilitasi pembebasan sandera.

"Hamas menolak segalanya... Saya harap itu berubah karena saya ingin para sandera keluar," kata Netanyahu dalam konferensi pers, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca juga: Protes di Israel Masuki Malam Ketiga, AS Terus Dorong Gencatan Senjata Gaza

Ia pun ragu ada kemajuan tentang perundingan ini dalam satu hari, sedangkan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mendesak sudah waktunya menyelesaikan kesepakatan.

"Kami mencoba mencari beberapa area untuk memulai negosiasi," ujar Netanyahu.

"Mereka (Hamas) menolak melakukannya... (Mereka bilang) tidak ada yang perlu dibicarakan."

Tekanan dari dalam dan luar negeri menerpa PM berusia 74 tahun itu untuk segera meneken kesepakatan gencatan senjata guna membebaskan orang-orang Israel yang ditawan.

Pada Minggu (1/9/2024), enam jasad sandera ditemukan di terowongan bawah tanah Gaza.

Keesokan harinya, Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphia di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza.

Hamas menuntut Israel menarik penuh pasukan dari wilayah tersebut sebagai bagian dari perundingan—dimediasi oleh AS, Qatar, dan Mesir—yang masih menemui jalan buntu.

Baca juga:

Kemudian pada Rabu, Netanyahu menegaskan bahwa menyerahkan kendali koridor itu akan membuat Hamas dapat menyelundupkan senjata dan sandera.

Juru bicara Depatemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyampaikan kepada wartawan, Washington memahami kebutuhan Israel untuk memastikan tak ada penyelundupan melalui Koridor Philadelphia.

Namun, ia menambahkan, "Kami pikir ada cara untuk mengatasinya."

"(Mencapai kesepakatan) akan membutuhkan fleksibilitas dari Pemerintah Israel, sama seperti Hamas yang akhirnya harus menemukan cara mencapai kata setuju," lanjut Miller.

Netanyahu menimpali, dia bisa fleksibel jika memang dibutuhkan, tetapi akan tegas kalau harus melakukannya.

Baca juga: Alasan Mengapa Israel Menginvasi Tepi Barat

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat