PM Israel Sebut Hamas Menolak Segalanya di Perundingan Gencatan Senjata Gaza
GAZA, - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (4/9/2024) menyebut Hamas menolak segala elemen proposal gencatan senjata di Gaza.
Padahal, gencatan senjata itu diperlukan untuk memfasilitasi pembebasan sandera.
"Hamas menolak segalanya... Saya harap itu berubah karena saya ingin para sandera keluar," kata Netanyahu dalam konferensi pers, dikutip dari kantor berita AFP.
Baca juga: Protes di Israel Masuki Malam Ketiga, AS Terus Dorong Gencatan Senjata Gaza
Ia pun ragu ada kemajuan tentang perundingan ini dalam satu hari, sedangkan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mendesak sudah waktunya menyelesaikan kesepakatan.
"Kami mencoba mencari beberapa area untuk memulai negosiasi," ujar Netanyahu.
"Mereka (Hamas) menolak melakukannya... (Mereka bilang) tidak ada yang perlu dibicarakan."
Tekanan dari dalam dan luar negeri menerpa PM berusia 74 tahun itu untuk segera meneken kesepakatan gencatan senjata guna membebaskan orang-orang Israel yang ditawan.
Pada Minggu (1/9/2024), enam jasad sandera ditemukan di terowongan bawah tanah Gaza.
Keesokan harinya, Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphia di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza.
Hamas menuntut Israel menarik penuh pasukan dari wilayah tersebut sebagai bagian dari perundingan—dimediasi oleh AS, Qatar, dan Mesir—yang masih menemui jalan buntu.
Baca juga:
- Israel Temukan 6 Jasad Sandera di Terowongan Gaza
- Apa Itu Koridor Philadelphia di Gaza, Mengapa Sangat Diinginkan Israel?
Kemudian pada Rabu, Netanyahu menegaskan bahwa menyerahkan kendali koridor itu akan membuat Hamas dapat menyelundupkan senjata dan sandera.
Juru bicara Depatemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyampaikan kepada wartawan, Washington memahami kebutuhan Israel untuk memastikan tak ada penyelundupan melalui Koridor Philadelphia.
Namun, ia menambahkan, "Kami pikir ada cara untuk mengatasinya."
"(Mencapai kesepakatan) akan membutuhkan fleksibilitas dari Pemerintah Israel, sama seperti Hamas yang akhirnya harus menemukan cara mencapai kata setuju," lanjut Miller.
Netanyahu menimpali, dia bisa fleksibel jika memang dibutuhkan, tetapi akan tegas kalau harus melakukannya.
Baca juga: Alasan Mengapa Israel Menginvasi Tepi Barat
Terkini Lainnya
- Kata Trump Usai Jadi Target Penembakan Lagi
- Perusahaan di China Beri iPhone 16 Pro Gratis bagi Semua Karyawannya
- 30 Tewas akibat Baku Tembak Antar Suku di Dekat Tambang Emas Papua Nugini
- AK-47, Tas Ransel, dan Kamera GoPro Ditinggalkan Tersangka untuk Tembak Trump
- Rangkuman Hari Ke-935 Serangan Rusia ke Ukraina: Kemajuan di Pokrovsk | Desakan Zelensky ke Barat
- Lansia di Jepang Capai Rekor Tertinggi, Segini Jumlahnya
- Di Postingan Media Sosial, Trump: "Saya Benci Taylor Swift"
- Rusia Terus Maju di Kota Pokrovsk Ukraina, Masuk Sejauh 10 Km
- Isi Medsos Ryan Wesley Routh, Orang yang Hendak Tembak Trump Saat Main Golf
- Zelensky Kembali Desak Barat Izinkan Ukraina Serang Jauh di Dalam Rusia
- Trump Sedang Main Golf, Moncong Senapan Tiba-tiba Mengarah Kepadanya
- [KABAR DUNIA SEPEKAN] Debat Capres AS Trump Vs Harris | Lanjutan Tur Paus Fransiskus
- Trump Jadi Target Penembakan Lagi, Kali Ini di Dekat Lapangan Golf
- Saat Serangan Udara Israel Justru Tewaskan 3 Warganya Sendiri yang Jadi Sandera di Gaza...
- Rusia Jatuhkan Semua 29 Drone Ukraina Semalam, Kyiv Belum Komentar
- 30 Ucapan untuk Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H
- [POPULER GLOBAL] Alice Guo Ditangkap di Tangerang | Banyak Menteri Ukraina Mundur
- Hvaldimir Paus "Mata-mata Rusia" Ternyata Mati Ditembak, Banyak Luka di Tubuhnya
- Desa Ukraina Lepas Lagi ke Tangan Rusia, Kali Ini di Karlivka
- 8 Fakta Unik Vatikan, Satu-satunya Negara Warisan Dunia UNESCO
- Rusia Serang Ukraina Barat, Polandia Mulai Kerahkan Pesawat