airtronicfirearms.com

Vaksinasi Polio Tahap Pertama di Gaza Jangkau 189.000 Anak

Seorang petugas kesehatan memberikan vaksin Polio kepada seorang anak Palestina di Zawayda di Jalur Gaza tengah pada tanggal 1 September 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas.
Lihat Foto

GAZA, - Vaksinasi polio dari PBB di Jalur Gaza tahap pertama berhasil menjangkau sebanyak 189.000 anak.

Dikatakan bahwa jumlah itu melampaui ekspektasi pada tahap pertama dari program Unicef tersebut. Sebab, lebih dari 500 tim dikerahkan di seluruh Gaza.

Badan-badan PBB yang terlibat berharap untuk memperluas kampanye tersebut ke wilayah utara dan selatan yang paling parah dilanda penyakit tersebut untuk dua tahap berikutnya.

Baca juga: Hamas Tuduh PM Israel yang Coba Gagalkan Gencatan Senjata di Gaza

Diketahui, kampanye tersebut diluncurkan setelah Gaza melaporkan kasus polio pertamanya dalam 25 tahun. Yakni seorang anak laki-laki berusia 10 bulan, yang sekarang lumpuh di kaki.

Para pakar kesehatan telah memperingatkan tentang wabah penyakit di wilayah tersebut, tempat sebagian besar orang mengungsi, dan tempat kelaparan tersebar luas.

Bahkan ratusan ribu orang berdesakan di kamp-kamp tenda kumuh dengan sedikit atau tanpa layanan publik.

Sementara Kepala Badan Utama PBB untuk pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini, menulis pada Rabu (4/9/2024): “Kemajuan yang luar biasa! Setiap hari di Wilayah Tengah #Gaza, semakin banyak anak yang mendapatkan vaksin untuk melawan #Polio.”

"Meskipun jeda polio ini memberi orang sedikit waktu istirahat, yang sangat dibutuhkan adalah gencatan senjata permanen, pembebasan semua sandera, dan aliran standar pasokan kemanusiaan termasuk pasokan medis dan kebersihan ke Gaza," tulis Lazzarini di X, sebagaimana diberitakan The Guardian.

Tetapi walaupun kampanye polio berhasil, upaya diplomatik untuk mengamankan gencatan senjata permanen, membebaskan sandera yang ditahan di Gaza, dan memulangkan banyak warga Palestina yang dipenjara oleh Israel, telah gagal.

Baca juga: Vaksinasi Polio di Gaza Resmi Dimulai Hari Ini

PM Israel Benjamin Netanyahu, bersikeras pada Senin bahwa pasukan Israel akan tetap berada di koridor Philadelphia di tepi selatan Gaza yang berbatasan dengan Mesir, salah satu titik kritis utama dalam mencapai kesepakatan.

Namun pada Rabu, Ron Dermer, menteri urusan strategis Israel mengisyaratkan bahwa Israel kemungkinan siap untuk penarikan penuh dalam fase kedua yang dinegosiasikan dari kesepakatan apa pun.

"Pada tahap pertama, Israel akan tetap pada jalur itu sampai kita memiliki solusi praktis di lapangan yang dapat meyakinkan rakyat Israel, bahwa apa yang terjadi pada 7 Oktober tidak akan terjadi lagi. Bahwa Hamas tidak akan mempersenjatai kembali," kata Dermer.

"Dan begitu Anda menyelesaikan negosiasi tersebut, saat Anda berada dalam gencatan senjata tahap pertama, untuk mencapai tahap kedua dan gencatan senjata permanen, saat itulah Anda dapat membahas pengaturan keamanan jangka panjang di koridor Philadelphia," jelasnya.

Hamas sendiri menginginkan perjanjian apa pun harus mengakhiri perang. Terlebih untuk mencakup penarikan semua pasukan Israel dari Gaza.

Tetapi, Benjamin Netanyahu mengatakan perang hanya dapat berakhir ketika Hamas diberantas.

Kebuntuan ini membuat frustrasi sekutu internasional Israel dan 15 anggota dewan keamanan PBB, di mana Slovenia memegang jabatan presiden untuk bulan September.

Baca juga: Korut Kembali Terbangkan Banyak Balon Sampah ke Selatan

Duta Besar Slovenia untuk PBB, Samuel Zbogar, mengatakan pada Selasa bahwa kesabaran telah habis dan badan global tersebut akan mempertimbangkan untuk mengambil tindakan jika gencatan senjata tidak dapat segera ditengahi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat