airtronicfirearms.com

Pasukan Israel Tinggalkan Tepi Barat, Sementara Perundingan Gaza Masih Buntu

Sebuah buldoser tentara Israel menggali jalan di kamp pengungsi Nur Shams di Tulkarem pada hari kedua operasi militer berskala besar di bagian utara Tepi Barat yang diduduki pada Kamis (29/8/2024). Jumlah korban tewas meningkat pada 29 Agustus ketika tentara Israel mengatakan telah menewaskan lima militan di Tulkarem, sehingga total jumlah korban tewas menjadi 14 orang sejak peluncuran operasi di Tepi Barat pada hari sebelumnya.
Lihat Foto

TEPI BARAT, - Pasukan Israel mengakhiri serangan di Tepi Barat dan meninggalkan daerah itu pada Jumat (6/9/2024). Jerman yang menjadi sekutu Israel memperingatkan agar Tepi Barat tidak diperlakukan sama dengan Gaza.

Tidak ada konfirmasi resmi dari militer Israel bahwa mereka telah menarik diri dari Jenin, benteng kelompok bersenjata Palestina, tetapi wartawan AFP melaporkan penduduk kembali ke kota itu setelah pertempuran.

Diketahui, penarikan pasukan yang dilaporkan itu terjadi ketika Israel berselisih dengan sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Ini Alasan PM Israel Pertahankan Kendali Jalur Penyeberangan Gaza-Mesir

Yakni terkait perundingan yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata dalam perang di Gaza sejak Oktober 2023.

Pada Kamis, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Israel dan Hamas untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata, dengan mengatakan: "Saya kira berdasarkan apa yang saya lihat, 90 persen disetujui".

Tetapi PM Israel Benjamin Netanyahu membantahnya dalam sebuah wawancara dengan Fox News, dengan mengatakan: "Itu tidak mendekati".

Washington, bersama dengan mediator lain dalam perundingan Qatar dan Mesir, telah mendorong usulan untuk menjembatani kesenjangan antara kedua belah pihak yang saling menyalahkan atas kegagalan mencapai kesepakatan.

Netanyahu bersikeras agar militer Israel ditempatkan di perbatasan antara Gaza dan Mesir di sepanjang Koridor Philadelphia.

Hamas menuntut penarikan penuh Israel, dengan mengatakan bahwa mereka telah menyetujui perjanjian gencatan senjata yang digariskan oleh Presiden AS Joe Biden beberapa bulan lalu.

Sementara itu, di Israel pada Jumat, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan bahwa pendekatan militer murni bukanlah solusi untuk situasi di Gaza.

Hal itu mengacu pada penyelamatan enam sandera Israel yang tewas dan diumumkan pada hari Minggu.

Ia juga memperingatkan terhadap seruan oleh anggota sayap kanan garis keras dari kabinet Israel agar militer mengambil pendekatan yang sama terhadap Tepi Barat seperti di Gaza.

"Ketika anggota pemerintah Israel sendiri menyerukan pendekatan yang sama di Tepi Barat seperti di Gaza, itulah yang benar-benar membahayakan keamanan Israel," kata Baerbock kepada wartawan.

Baca juga: Vaksinasi Polio Tahap Pertama di Gaza Jangkau 189.000 Anak

Rekannya dari Israel, Israel Katz, mengatakan Iran ingin mempersenjatai Tepi Barat seperti Gaza.

"Tidak ada yang menginginkan kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata," imbuhnya dan menyalahkan Hamas atas kebuntuan dalam perundingan tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat