Apa Langkah Selanjutnya Kamala Harris Usai Kalah Pilpres AS 2024?
WASHINGTON DC, - Wakil Presiden AS Kamala Harris sebelumnya telah berfokus pada satu tujuan untuk menjadi Presiden AS.
Tetapi, kekalahan dari Donald Trump dalam Pilpres AS 2024 awal November membuat Demokrat itu kehilangan tempat di jajaran presiden AS.
Kini Amerika bertanya-tanya apa langkah selanjutnya bagi politisi yang kenaikannya meroket tiba-tiba terhenti.
Baca juga: Kamala Harris Akui Kekalahan dari Donald Trump, Ucapkan Selamat dan Janji Bantu dalam Masa Transisi
Usai menghabiskan beberapa hari di Hawaii menyusul kekecewaan pada 5 November, mantan jaksa berusia 60 tahun itu mulai mengungkap ambisi masa depannya.
"Saya akan tetap berjuang," ungkapnya saat menelepon para donatur partai, tanpa menjelaskan lebih lanjut seperti apa bentuknya.
Washington diramaikan dengan spekulasi mengenai langkah Harris selanjutnya, dengan beberapa memperkirakan tawaran untuk menduduki jabatan gubernur di negara bagian asalnya, California, saat Gavin Newsom meninggalkan jabatan tersebut pada 2026.
Di Amerika Serikat, jabatan gubernur merupakan posisi bergengsi, karena banyak negara bagian seukuran negara ekonomi California akan menjadi yang terbesar kelima di dunia.
Karena itu, para laki-laki dan perempuan yang menjalankannya bertindak sebagai presiden semu.
Satu atau dua periode penuh memerintah California yang selama ini hanya pernah dipimpin oleh pria kulit putih akan menjadi puncak yang pas untuk karier yang merintis jalan di mana Harris telah memecahkan banyak hambatan.
Dikutip dari AFP pada Sabtu (30/11/2024), ia memiliki hubungan yang sudah lama dengan pejabat setempat dan sebagian besar infrastruktur telah tersedia.
Baca juga: Pasukan Pemberontak Suriah Kuasai Sebagian Wilayah Aleppo, Jadi Serangan Terbesar pada Pemerintah
Sebab, baru tujuh tahun lalu ia meninggalkan kantor jaksa agung California untuk menjadi senator AS.
Namun, memimpin negara bagian dengan penduduk terbanyak di negara itu juga akan memberi Harris struktur dasar yang sangat besar untuk menegaskan kembali dirinya sebagai tokoh politik kelas berat di panggung nasional, kata ilmuwan politik Julian Zelizer, seorang profesor di Universitas Princeton.
Jika Harris menggunakan jabatan di seluruh negara bagian sebagai batu loncatan untuk kembali ke puncak tiket presiden Demokrat, ia akan memulai rute yang sudah biasa.
Enam belas presiden telah menjadi gubernur sebelum memasuki Gedung Putih, termasuk Ronald Reagan dari Partai Republik, salah satu yang paling populer, yang memimpin California pada akhir 1960-an dan awal 1970-an.
Namun, Demokrat dihadapkan pada perhitungan yang menyakitkan setelah Harris kalah di setiap negara bagian yang menentukan.
Terkini Lainnya
- Paus Fransiskus Bertemu Presiden Palestina Abbas di Vatikan
- AS Serukan Transisi Inklusif di Suriah Pascatumbangnya Assad
- Uni Eropa Dorong Penggunaan Aset Rusia yang Dibekukan untuk Bantu Ukraina
- Australia Dukung Resolusi PBB untuk Gencatan Senjata di Gaza dan Operasi UNRWA
- Drone Ukraina Serang Barak Polisi di Chechnya
- Trump Undang Xi Jinping Hadiri Pelantikan Presiden AS
- Bocah 5 Tahun Jatuh ke Sumur Sedalam 45 Meter dan Terjebak 3 Hari Dinyatakan Tewas
- Majalah "Time" Kembali Menobatkan Donald Trump sebagai Tokoh Tahun Ini
- Pria China Ditangkap karena Terbangkan Drone di Atas Pangkalan Militer AS
- Suriah, Turkiye, dan Kompleksitas Geopolitik Timur Tengah
- Pariwisata Korea Selatan Terancam Kena Dampak Krisis Politik
- Rangkuman Hari Ke-1.022 Serangan Rusia ke Ukraina: Prioritas Trump | Gempuran 6 Rudal ATACMS
- Trump Undang Xi Jinping Hadiri Pelantikan Presiden AS
- Ramai Narasi Awan Topan Seukuran Pulau Jawa di Selatan Indonesia, Ini Kata BMKG
- Sering Tidak Cabut "Charger" dari Colokan Listrik, Apa Konsekuensinya?
- Pasukan Pemberontak Suriah Kuasai Sebagian Wilayah Aleppo, Jadi Serangan Terbesar pada Pemerintah
- Kim Jong Un dan Menhan Rusia Sepakat Tingkatkan Hubungan Militer
- Pemilik Tesla Ramai-ramai Kecewa dengan Elon Musk, Stiker Anti-Musk Laris Manis
- Rangkuman Hari Ke-1.010 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Sebut Serangan Masif Rusia Sangat Keji | Rusia Ancam Bombardir Pusat Pengambilan Keputusan di Kyiv
- Ukraina Terus Desak NATO Berikan Undangan Keanggotaan