Kim Jong Un Dukung Rusia Balas Serangan Ukraina yang Gunakan Rudal ATACMS Buatan AS
PYONGYANG, - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendukung Rusia untuk membalas serangan Ukraina yang menggunakan senjata pemberian Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutu lainnya.
Media Pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Sabtu (30/11/2024) melaporkan, Kim telah menyatakan kepada Menteri Pertahanan Rusia, bahwa penggunaan senjata jarak jauh oleh Ukraina adalah hasil dari intervensi militer langsung oleh Amerika Serikat dan Rusia berhak untuk berperang demi mempertahankan diri.
Kim diketahui bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov di Pyongyang pada Jumat (29/11/2024).
Baca juga: Kim Jong Un dan Menhan Rusia Sepakat Tingkatkan Hubungan Militer
“AS dan Barat membuat pihak berwenang Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan senjata serang jarak jauh, dan Rusia harus mengambil tindakan untuk membuat pasukan musuh membayar harganya,” kata Kim, sebagaimana dilansir KCNA.
Kim kemudian menegaskan, bahwa pemerintah, militer, dan rakyat Korea Utara akan selalu mendukung kebijakan Rusia untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya dari "gerakan hegemoni imperialis".
Kim bagaimanapun telah berjanji untuk memperluas hubungan dengan Rusia di semua bidang termasuk urusan militer di bawah kemitraan strategis komprehensif yang ditandatanganinya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Juni lalu, yang mencakup perjanjian pertahanan bersama.
Menurut badan mata-mata Korea Selatan, Rusia dan Korea Utara telah meningkatkan hubungan secara dramatis sejak para pemimpin mereka mengadakan pertemuan pada September 2023 di Rusia, dan Korea Utara telah mengirimkan lebih dari 10.000 kontainer amunisi, serta howitzer dan beberapa peluncur roket.
KCNA sendiri tidak menyebutkan apakah Kim dan Belousov membahas pengerahan pasukan Korea Utara ke Rusia.
Baca juga: Rusia Kembalikan 502 Jenazah Tentara Ukraina yang Tewas di Medan Perang
Badan mata-mata Korea Selatan sebelumnya menuding Korea Utara telah mengirim lebih dari 10.000 tentara ke Rusia dan mereka telah dipindahkan ke garis depan, termasuk wilayah Kursk di mana pasukan Rusia berusaha mengusir pasukan Ukraina.
Ukraina pada giliran kemudian menembakkan rudal ATACMS yang dipasok AS untuk menyerang wilayah Rusia setelah pemerintahan Presiden AS Joe Biden memberikan izin penggunaan rudal-rudal tersebut bulan ini.
Rusia lalu melancarkan serangan terhadap infrastruktur militer dan energi Ukraina, dengan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan tanggapan atas penggunaan rudal jarak menengah AS.
Belousov secara terpisah mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Korea Utara No Kwang Chol dan mengatakan bahwa pakta kemitraan yang ditandatangani oleh Kim dan Putin akan berkontribusi untuk menjaga keseimbangan kekuatan di Asia Timur Laut.
"Kim secara pribadi menghadiri resepsi yang diselenggarakan oleh kementerian pertahanan untuk delegasi Belousov," lapor KCNA.
Terkini Lainnya
- Paus Fransiskus Bertemu Presiden Palestina Abbas di Vatikan
- AS Serukan Transisi Inklusif di Suriah Pascatumbangnya Assad
- Uni Eropa Dorong Penggunaan Aset Rusia yang Dibekukan untuk Bantu Ukraina
- Australia Dukung Resolusi PBB untuk Gencatan Senjata di Gaza dan Operasi UNRWA
- Drone Ukraina Serang Barak Polisi di Chechnya
- Trump Undang Xi Jinping Hadiri Pelantikan Presiden AS
- Bocah 5 Tahun Jatuh ke Sumur Sedalam 45 Meter dan Terjebak 3 Hari Dinyatakan Tewas
- Majalah "Time" Kembali Menobatkan Donald Trump sebagai Tokoh Tahun Ini
- Pria China Ditangkap karena Terbangkan Drone di Atas Pangkalan Militer AS
- Suriah, Turkiye, dan Kompleksitas Geopolitik Timur Tengah
- Pariwisata Korea Selatan Terancam Kena Dampak Krisis Politik
- Rangkuman Hari Ke-1.022 Serangan Rusia ke Ukraina: Prioritas Trump | Gempuran 6 Rudal ATACMS
- Trump Undang Xi Jinping Hadiri Pelantikan Presiden AS
- Ramai Narasi Awan Topan Seukuran Pulau Jawa di Selatan Indonesia, Ini Kata BMKG
- AS Setujui Penjualan Senjata Rp 6 Triliun ke Taiwan, Apa Saja Bentuknya?
- Banjir Malaysia Paksa 122.631 Orang Mengungsi, Kenapa Bisa Begitu Banyak?
- Zelensky: Perang Dapat Berakhir jika Ukraina di Bawah NATO
- Banjir Thailand Tewaskan 9 Orang, Banyak Warga Berjalan Lalui Air Setinggi Dada