Ini Sosok Mantan Komandan Al Qaeda yang Pimpin Penggulingan Presiden Suriah
DAMASKUS, - Abu Mohammed Al Julani adalah sosok yang memimpin pemberontak untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar Al Assad.
Siapakah Abu Mohammed Al Julani? Sebagaimana diberitakan Reuters pada Senin (9/12/2024), Julani adalah mantan komandan cabang al Qaeda dalam perang saudara di Suriah.
Dulu sosoknya tidak menonjol di mata publik, bahkan ketika kelompoknya menjadi faksi paling kuat yang berjuang untuk menggulingkan Bashar Al Assad.
Baca juga: Polandia: Jatuhnya Rezim Assad di Suriah Bukti Rusia Bisa Dikalahkan
Namun kini dia adalah pemberontak Suriah yang paling dikenal, yang secara bertahap menjadi pusat perhatian sejak memutuskan hubungan dengan al Qaeda pada 2016.
Ia kemudian mengubah citra kelompoknya, dan memimpin pemberontak yang menggulingkan Assad setelah 13 tahun perang saudara.
"Masa depan adalah milik kita," kata Julani, yang sekarang menggunakan nama aslinya Ahmed Al Sharaa, dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di TV pemerintah Suriah.
Pernyataan itu menggarisbawahi peran utama yang diharapkan akan dimainkannya saat Suriah membalik halaman setelah 50 tahun pemerintahan keluarga Assad.
Menandakan upayanya untuk mengamankan transisi yang tertib, ia menyatakan lembaga-lembaga negara Suriah akan tetap berada di bawah pengawasan perdana menteri yang ditunjuk Assad hingga serah terima jabatan.
Dengan mengenakan seragam militer, ia juga mengunjungi Masjid Umayyah abad ke-8 di Kota Tua Damaskus, ditemani oleh para pendukung yang merekam momen tersebut.
Baca juga: 90 Persen Kota Daraa di Suriah Kini Dikuasai Pemberontak
Julani adalah pemimpin faksi pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra dan ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh sebagian besar dunia.
HTS berusaha meyakinkan kaum minoritas di Suriah yang telah lama takut pada pemerintahan jihadis.
Caranya, Julani mengeluarkan serangkaian pesan yang meyakinkan saat para pemberontak memulai serangan kilat kurang dari dua minggu lalu, dan menjanjikan mereka perlindungan.
"Julani lebih pintar dari Assad. Ia telah mengubah bentuk, membuat sekutu baru, dan tampil dengan pesonanya yang ofensif terhadap kaum minoritas," kata Joshua Landis, seorang pakar Suriah dan kepala Pusat Studi Timur Tengah di Universitas Oklahoma.
Sementara itu, Aron Lund, seorang peneliti di lembaga think-tank Century International, mengatakan, Julani dan HTS telah berubah dengan jelas meskipun tetap garis keras.
Julani dan Front Nusra muncul sebagai yang paling kuat dari banyak faksi pemberontak yang muncul pada hari-hari awal pemberontakan terhadap Assad lebih dari satu dekade lalu.
Baca juga: Pemberontak Suriah Klaim Capai Kota Homs, Kini Serangan Makin Meluas
Terkini Lainnya
- Biden Peringatkan Bahaya Oligarki yang Ancam Demokrasi AS
- Bintang Bollywood Saif Ali Khan Ditikam dalam Perampokan di Rumahnya
- Dubes AS untuk Israel: Kerja Sama Biden-Trump Dorong Gencatan Senjata Gaza
- Belgia: Jangan Makan Pohon Natal
- Aplikasi Alternatif Pengganti TikTok Xiaohongshu Semakin Populer di AS
- TikTok Akan Tutup Total di AS pada 19 Januari
- Wali Kota LA Karen Bass Pesta di Ghana Saat Kebakaran Los Angeles Bermula
- Apa Saja Rincian Kesepakatan Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera antara Hamas dan Israel?
- Biden Cemaskan Konsentrasi Kekuasaan di Tangan Segelintir Orang Superkaya AS
- Rangkaian Acara Pelantikan Donald Trump Presiden AS 20 Januari
- [POPULER GLOBAL] Presiden Korsel Ditangkap | Warga LA Siap Evakuasi Baru
- 9 Poin Penting dalam Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
- 3 Skema Libur Sekolah Saat Ramadhan 2025, Apa Saja?
- Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza, Akhiri Konflik Lebih dari 460 Hari
- Rangkuman Hari Ke-1.019 Serangan Rusia ke Ukraina: Trump Bertemu Zelensky | Komentar Jatuhnya Assad
- Polandia: Jatuhnya Rezim Assad di Suriah Bukti Rusia Bisa Dikalahkan
- Ukraina: Diktator Pengikut Rusia Akan Jatuh, seperti Assad di Suriah
- Rumah Mewah Presiden Suriah Assad Dijarah Warga Usai Rezimnya Jatuh
- Warga Suriah Gembira Rayakan Jatuhnya Rezim Assad, Masuki Rumah Mewahnya di Damaskus