Rangkuman Hari Ke-1.022 Serangan Rusia ke Ukraina: Prioritas Trump | Gempuran 6 Rudal ATACMS
KYIV, - Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-1.022 pada Rabu (11/12/2024), ditandai dengan komentar presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump bahwa mengakhiri pertempuran ini adalah prioritasnya.
Sementara itu, Ukraina menembakkan enam rudal ATACMS pasokan dari AS ke wilayah Rusia, memicu ancaman balasan dari Moskwa.
Dikutip dari kantor berita AFP, berikut adalah rangkuman perang Ukraina-Rusia terkini.
Baca juga: Zelensky Berterima Kasih ke Trump atas Tekad Akhiri Perang Rusia-Ukraina
1. Trump prioritaskan akhiri perang Rusia-Ukraina
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump memprioritaskan penyelesaian konflik Rusia-Ukraina saat memangku jabatan mulai bulan depan.
Ia juga menyebutkan bahwa situasi di Timur tengah tidak terlalu sulit.
"Saya pikir kita harus menyelesaikan masalah Ukraina dengan Rusia," katanya kepada majalah Perancis, Paris Match, dalam wawancara pada Sabtu (7/12/2024) yang dirilis Rabu (11/12/2024).
Baca selengkapnya di sini.
2. Ukraina serang Rusia dengan enam rudal ATACMS
Ukraina pada Rabu (11/12/2024) menyerang Rusia dengan enam Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) yang dipasok Amerika Serikat (AS).
Target serangan adalah lapangan udara militer di Taganrog, kota pelabuhan di wilayah Rostov, pesisir Laut Azov.
"Dua rudal ditembak jatuh oleh awak tempur sistem pertahanan udara Pantsir, sedangkan yang lainnya dibelokkan oleh peralatan perang elektronik," kata Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari kantor berita AFP.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Apa Itu ATACMS, Rudal yang Diizinkan AS untuk Dipakai Ukraina Serang Rusia?
3. Rusia ancam tembakkan rudal hipersonik ke Kyiv
Rusia pada Rabu (11/12/2024) bersumpah membalas Ukraina usai menuduh Kyiv menembakkan rudal-rudal yang dipasok Barat ke lapangan terbang militer di Rostov.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menembakkan rudal balistik hipersonik ke pusat Ibu Kota Kyiv jika Ukraina tidak menghentikan serangannya menggunakan rudal ATACMS yang dipasok Amerika Serikat (AS).
Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan, Rusia mungkin akan segera menargetkan Ukraina lagi dengan rudalnya yang baru, Oreshnik.
Baca selengkapnya di sini.
4. Moskwa sebut AS pencuri
Moskwa pada Rabu (11/12/2024) mengecam Amerika Serikat sebagai pencuri karena mencairkan aset beku Rusia senilai 20 miliar dollar AS (Rp 318,66 triliun) untuk membantu Ukraina.
Sehari sebelumnya, Washington mengumumkan akan mencairkan pinjaman tersebut sebagai bagian dari paket dukungan G7 senilai 50 miliar dollar AS (Rp 796,63 triliun).
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebutnya pencurian seperti biasa dan tidak akan menanggapinya.
Baca selengkapnya di sini.
Terkini Lainnya
- Jelang Pelantikan Donald Trump, Pagar Sepanjang 48 Km Didirikan di Washington DC
- Gunung Api Terbesar Kedua di Islandia Akan Meletus, Terjadi 130 Gempa Bumi
- Lakukan Pemotretan di Kedalaman 49,7 Meter di Bawah Air, Fotografer dan Model Pecahkan Rekor
- Angkatan Laut Taiwan Tegaskan Siap Lindungi Kabel Laut jika Dibutuhkan
- TikTok Disebut Siap Tutup Operasional di AS pada Minggu
- Biden Peringatkan Bahaya Oligarki yang Ancam Demokrasi AS
- Bintang Bollywood Saif Ali Khan Ditikam dalam Perampokan di Rumahnya
- Dubes AS untuk Israel: Kerja Sama Biden-Trump Dorong Gencatan Senjata Gaza
- Belgia: Jangan Makan Pohon Natal
- Aplikasi Alternatif Pengganti TikTok Xiaohongshu Semakin Populer di AS
- TikTok Akan Tutup Total di AS pada 19 Januari
- Wali Kota LA Karen Bass Pesta di Ghana Saat Kebakaran Los Angeles Bermula
- Apa Saja Rincian Kesepakatan Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera antara Hamas dan Israel?
- Munas Akhiri Dualisme Kadin, Ini Kata Arsjad Rasjid
- Shin Tae-yong Buka-bukaan Usai Dipecat PSSI, Janji Akan Sering Datang ke Indonesia
- Moskwa Sebut AS Pencuri karena Cairkan Aset Beku Rusia untuk Bantu Ukraina
- Pria Bersenjata Tembaki Bus Israel di Tepi Barat, Bocah 12 Tahun Tewas
- Ukraina Serang Rusia dengan 6 Rudal ATACMS dari AS
- 16 Kapal Perang China Terdeteksi di Perairan Taiwan