Brasil Ungkap Tujuan BRICS, Bukan untuk Gantikan Dollar AS
BRASILIA, - Diplomat Brasil yang menjadi kepala Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS, Eduardo Saboia, pada Kamis (9/1/2025) menjelaskan tujuan ekspansi blok perekonomian tersebut.
Ia mengungkapkan, Brasil berupaya membangun hubungan internasional positif dan tidak memperburuk ketegangan global saat menjabat presidensi bergilir KTT BRICS, Juli 2025, yang digelar di Rio de Janeiro.
"Kami ingin meningkatkan perdagangan di antara kami, meningkatkan investasi, dan mengurangi biaya transaksi. Ada diskusi tentang penggunaan mata uang lokal dalam transaksi, tetapi tidak dengan paksaan," ujarnya, dalam wawancara dengan kantor berita AFP.
Baca juga: Ini Respons China Usai Indonesia Resmi Jadi Anggota Penuh BRICS
Saboia turut menanggapi ancaman terbaru dari presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, yang mengancam akan mengenakan tarif impor 100 persen kepada negara-negara BRICS jika dianggap melemahkan dollar AS.
Saboia menegaskan bahwa tidak ada rencana mengganti dollar AS, melainkan meningkatkan penggunaan mata uang lokal di kalangan negara-negara anggota.
Negara-negara BRICS merupakan pemegang cadangan dollar AS, tetapi menurut Saboia penting untuk mendiversifikasi pilihan agar pelaku ekonomi dapat memiliki opsi melakukan lebih banyak transaksi.
"Anggota BRICS tidak anti-sesuatu, anti-Barat. Sebaliknya, setelah krisis 2008, negara-negara maju yang besar ingin berkolaborasi dengan BRICS untuk meluncurkan kembali ekonomi dunia."
"Dalam bahasa Inggris, 'bricks' (batu bata) menggambarkan pembangunan sesuatu. Negara-negara BRICS datang untuk membangun, mereka tidak datang untuk memperburuk keadaan," tegasnya.
Baca juga:
- Indonesia Gabung BRICS, Rupiah Menguat
- Pengamat: Indonesia Gabung BRICS, Bisa Lepas dari Pasar AS dan Eropa
Ketika ditanya mengenai pernyataan Trump yang tidak menampik kemungkinan intervensi militer untuk merebut Terusan Panama dan Greenland, Saboia enggan menanggapinya.
"(Kami) tidak berfokus ke negara lain, pemimpin lain. Fokusnya adalah pada kolaborasi dan membangun dunia yang lebih baik," ujar dia.
Saboia menambahkan, masih banyak yang harus dilakukan negara-negara BRICS, termasuk kolaborasi dalam sains dan teknologi, keuangan, kesehatan, serta partisipasi aktif dalam forum internasional guna memberikan visi dari negara-negara berkembang.
BRICS dibentuk pada 2009 oleh Brasil, Rusia, India, dan China, disusuk Afrika Selatan pada tahun berikutnya.
Pada 2024, BRICS berkembang dengan masuknya Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab sebagai anggota penuh.
Pekan lalu, Brasil mengumumkan Indonesia sebagai anggota baru BRICS.
Baca juga: Alasan Kenapa Indonesia Gabung BRICS dan Manfaatnya
Terkini Lainnya
- Suriah, Indonesia, dan Faksi Terorisme
- Khabib Nurmagomedov Diusir dari Pesawat, Frontier Airlines Diminta Cepat Selidiki
- Penyelam Berjalan 113 Meter di Bawah Air dalam Satu Tarikan Napas
- Israel Serang Hizbullah di Lebanon, Gencatan Senjata Terancam
- Gadis 14 Tahun Jadi Inisiator Bantu Korban Kebakaran Los Angeles, Ini yang Ingin Dicapai
- Jumlah Korban Jiwa Kebakaran Los Angeles Jadi 24 Orang, 100.000 Lainnya Mengungsi
- Vonis Donald Trump dan Kekosongan Hukum Tata Negara
- Para Migran Berpacu dengan Waktu Mencapai Perbatasan AS-Meksiko Sebelum Trump Menjabat
- Pengungsi Kebakaran Los Angeles Tak Bisa Kembali ke Rumah hingga Kamis
- Kebakaran Los Angeles Jadi Bencana Terbaru Industri Hiburan Hollywood, Semua Terdampak
- Trump 2.0 dan Peluang Kembalinya Agenda Abraham Accord di Timur Tengah
- [KABAR DUNIA SEPEKAN] Ikan Tuna Raksasa Laku Rp 21 Miliar | Gempa Tibet Tewaskan 95 Orang
- 15 Warga Sipil Tewas akibat Serangan Udara Junta Myanmar
- Ledakan di Rumah Polisi di Mojokerto, Lima Rumah Rusak, 2 Orang Tewas
- Horor Kebakaran Los Angeles: 2 Pria dan Anjing Terjebak di Rumah, Api Berkobar Besar di Luar
- [POPULER GLOBAL] Penyebab Kebakaran Los Angeles | Banjir Arab Saudi
- Apa Penyebab Kebakaran Los Angeles?
- Lebanon Isi Kursi Kepresidenan karena Hizbullah Melemah
- Saham Asuransi Properti-Kecelakaan AS Merosot akibat Kebakaran Los Angeles