airtronicfirearms.com

Korea Selatan: Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Berhenti Merekam 4 Menit Sebelum Kecelakaan

Jeju Air jatuh kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Foto ini adalah bangkai pesawat dalam insiden yang menewaskan 179 orang, dari total 181 orang di dalamnya.
Lihat Foto

SEOUL, - Kementerian Transportasi Korea Selatan mengungkapkan, kotak hitam pesawat Jeju Air yang jatuh di Bandara Muan berhenti merekam data empat menit sebelum kecelakaan terjadi.

Pesawat tersebut terbang dari Thailand menuju Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024, dan mengangkut 181 orang, di mana 179 di antaranya dilaporkan tewas.

Pesawat mengalami kecelakaan saat mendarat tanpa roda dan menabrak localiser, sebuah penghalang di ujung landasan pacu yang terbuat dari beton.

Baca juga: Para Ahli Ragukan Teori Tabrakan Burung, Keluarga Korban Kecelakaan Jeju Air Berkemah di Bandara

Dampak dari tabrakan ini memperburuk tingkat keparahan kecelakaan, menyebabkan pesawat hancur dan terbakar.

"Analisis mengungkapkan bahwa data CVR dan FDR tidak direkam selama empat menit menjelang tabrakan pesawat dengan localiser," ujar kementerian transportasi dalam pernyataan resminya, merujuk pada dua perangkat perekam yang penting dalam investigasi.

Perekam data penerbangan yang rusak dianggap tidak dapat dipulihkan untuk ekstraksi data oleh otoritas Korea Selatan, yang telah mengirimkan perangkat tersebut ke Amerika Serikat untuk dianalisis di laboratorium Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS.

Namun, hilangnya data dari kotak hitam tersebut menyulitkan upaya otoritas dalam mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Rencana telah disusun untuk menyelidiki penyebab hilangnya data selama investigasi kecelakaan yang sedang berlangsung," tambah kementerian tersebut, seperti yang dilansir dari AFP.

Penyelidik dari Korea Selatan dan AS saat ini masih melakukan penyelidikan untuk menentukan penyebab kecelakaan.

Rasa duka mendalam menyelimuti seluruh negeri akibat tragedi ini.

"Investigasi akan dilakukan melalui pemeriksaan dan analisis berbagai data. Komite berkomitmen untuk melakukan yang terbaik untuk menentukan penyebab kecelakaan secara akurat," jelas kementerian.

Penyelidik juga mengindikasikan kemungkinan adanya masalah lain yang dapat menyebabkan kecelakaan, seperti tabrakan burung, kerusakan pada roda pendaratan, dan penghalang landasan pacu.

Baca juga: Penerbangan Jeju Air Senin Juga Mengalami Masalah Roda Pendaratan

Sebelumnya, pilot dilaporkan telah memperingatkan adanya tabrakan burung sebelum menarik diri dari pendaratan pertama, namun pesawat jatuh pada upaya kedua ketika roda pendaratan tidak muncul.

Minggu ini, penyelidik utama Lee Seung-yeol mengungkapkan kepada wartawan bahwa bulu ditemukan di salah satu mesin pesawat.

Namun, ia memperingatkan bahwa tabrakan burung tidak dapat langsung dianggap sebagai penyebab kegagalan mesin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat