Khabib Nurmagomedov Diusir dari Pesawat, Frontier Airlines Diminta Cepat Selidiki

WASHINGTON DC, - Organisasi hak-hak sipil dan advokasi Muslim terbesar di Amerika Serikat, yaitu Council on American-Islamic Relations (CAIR), pada Minggu (12/1/2025) meminta maskapai Frontier Airlines segera menyelidiki insiden Khabib Nurmagomedov diusir dari pesawat.
Khabib diusir di pesawat Frontier Airlines dalam penerbangan dari Las Vegas ke Los Angeles, Sabtu (11/1/2025).
CAIR dalam siaran persnya menuliskan, Khabib berkata bahwa pengusiran itu tak adil sambil menegaskan dirinya mematuhi perintah awak kabin,
Kru pesawat berkata, “Kami tak bisa mengizinkan Anda duduk di barisan pintu darurat.”
"Anda bisa pindah ke tempat duduk lainnya atau kami antar Anda keluar dari pesawat,” lanjut kru itu setelah Khabib protes.
Khabib menjawab, “Sewaktu saya check-in, mereka bertanya apakah saya bisa bahasa Inggris dan saya jawab iya. Lalu, mengapa kalian melakukan ini?"
Dilansir dari pemberitaan MMA Junkie, penumpang yang duduk di baris pintu darurat pesawat dalam penerbangan dari Amerika Serikat, harus berbicara dan paham bahasa Inggris.
A video of retired UFC star Khabib Nurmagomedov being escorted off an Alaska Airlines flight has gone viral.
It appears staff reported feeling 'uncomfortable' with his apparent grasp of English as he sat in an exit row seat where he would need to assist in an emergency. pic.twitter.com/Bf7S7jLji6
— Al Jazeera English (@AJEnglish) January 12, 2025
Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad lalu mengomentari pengusiran Khabib dari pesawat Frontier Airlines.
"Kami meminta Frontier Airlines dengan cepat dan transparan menyelidiki tindakan awaknya untuk menemukan apa yang terjadi di penerbangan itu," tulis CAIR.
Lebih lanjut, CAIR meminta maskapai yang berbasis di Denver, Negara Bagian Colorado, itu merilis hasil penyelidikan secara terbuka, lalu menindak segala pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan staf.
Baca juga: Korea Selatan: Kotak Hitam Pesawat Jeju Air Berhenti Merekam 4 Menit Sebelum Kecelakaan
CAIR lalu mengutip penjelasan di bukletnya yang berjudul Hak-Hak Anda sebagai Penumpang Maskapai Penerbangan, yakni sebagai berikut:
“Sebagai penumpang maskapai penerbangan, Anda berhak mendapatkan perlakuan sopan, penuh hormat, dan tidak menstigmatisasi oleh personel maskapai penerbangan dan keamanan."
"Melakukan penghentian, penggeledahan, penahanan, atau pengusiran hanya berdasarkan ras, agama, asal negara, jenis kelamin, atau etnis adalah tindakan ilegal bagi petugas penegak hukum."
Video Khabib Nurmagomedov diusir dari pesawat viral di internet. Mantan juara UFC itu pun memberikan klarifikasi di akun media sosialnya bahwa pesawat yang dia naiki adalah Frontier Airlines, bukan Alaska Air.
Baca juga: 2 Jasad Manusia Ditemukan di Roda Pesawat JetBlue AS Usai Mendarat
Terkini Lainnya
- China Berharap Dalai Lama "Kembali ke Jalan yang Benar"
- PM Israel Klaim Bercanda soal Pendirian Negara Palestina di Arab Saudi
- Sandera Israel yang Dibebaskan Hamas Tak Tahu Istri dan 2 Putrinya Sudah Tewas
- PM Israel: Rakyat Palestina Bisa Bangun Negara di Arab Saudi, Banyak Lahan di Sana
- Menteri Muda Inggris Dipecat PM Starmer gara-gara Pesan WhatsApp
- Pernikahan di China Turun 20 Persen pada 2024, Picu Kekhawatiran soal Angka Kelahiran
- Trump Klaim, Utang AS Lebih Rendah dari yang Diperkirakan Selama Ini
- Trump Ngotot Ingin Beli dan Miliki Gaza, Terbuka Negara Lain Bantu Membangun Kembali
- Polisi Temukan Sejumlah Senapan Berizin di Lokasi Penembakan Massal Swedia
- Presiden Turkiye: Tak Ada yang Punya Kuasa untuk Mengusir Warga Gaza
- Trump: AS Mulai Kehilangan Kesabaran dengan Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas
- Sentil Marcell Siahaan soal Kasus Royalti, Ahmad Dhani: Once yang Sarjana Hukum Aja Enggak Berani Bawa Lagu Dewa 19 Lagi
- Penyelam Berjalan 113 Meter di Bawah Air dalam Satu Tarikan Napas
- Israel Serang Hizbullah di Lebanon, Gencatan Senjata Terancam
- Gadis 14 Tahun Jadi Inisiator Bantu Korban Kebakaran Los Angeles, Ini yang Ingin Dicapai
- Jumlah Korban Jiwa Kebakaran Los Angeles Jadi 24 Orang, 100.000 Lainnya Mengungsi
- Vonis Donald Trump dan Kekosongan Hukum Tata Negara