Virus Raksasa di Greenland Jadi Kunci Kurangi Pencairan Es Global
- Es Arktik menyusut sebesar 13 persen dalam satu dekade, namun virus raksasa yang baru ditemukan dapat membantu memperlambat penurunan tersebut.
Temuan es raksasa di lapisan es Greenland
Virus yang berukuran sangat besar ditemukan di lapisan es Greenland. Tidak seperti namanya, virus ini ternyata membantu memperlambat pencairan es dan mengurangi pemanasan global.
Baca juga: Bagaimana Pencairan Es dan Gletser Menaikkan Permukaan Air Laut?
Menurut temuan yang diterbitkan pada bulan Mei di jurnal Microbiome, para peneliti di Universitas Aarhus Denmark menemukan virus raksasa di Greenland. Tim menduga hal ini dapat memperlambat pertumbuhan alga salju hitam yang berkontribusi terhadap pencairan es.
Peneliti menduga virus tersebut memakan alga salju dan dapat bekerja sebagai mekanisme kontrol alami terhadap pertumbuhan alga.
Dalam studinya, tim mengumpulkan sampel dari berbagai lapisan es Greenland, termasuk es gelap, inti es, salju merah dan hijau, dan lubang leleh (cryoconite), sebelum menganalisis DNA dan mencari gen penanda virus raksasa tertentu.
Di hampir semua sampel, mereka menemukan urutan yang cocok dengan virus raksasa yang diketahui, dikutip dari physorg.
Apa sebenarnya virus raksasa itu?
Virus normal berukuran sekitar 1.000 kali lebih kecil dibandingkan bakteri, namun virus raksasa – yang pertama kali ditemukan di laut pada tahun 1981 – berukuran lebih besar baik dari segi ukuran maupun genom.
Mereka dapat tumbuh hingga 2,5 mikrometer, sedangkan sebagian besar bakteri berukuran sekitar dua mikrometer.
Menurut IFL Science, virus raksasa memiliki sekitar 2,5 juta huruf dalam genomnya (kumpulan lengkap materi genetik dalam suatu organisme, disimpan dalam DNA-nya) menjadikannya jauh lebih kompleks daripada virus biasa.
Misalnya, bakteriofag (virus yang menginfeksi bakteri) hanya berjumlah 100.000 hingga 200.000.
Virus ini ditemukan di lautan , tanah, dan bahkan manusia, namun ini adalah pertama kalinya virus raksasa ditemukan di salju dan es yang didominasi oleh mikroalga berpigmen.
Baca juga: Pencairan Salju di Antartika Meningkat karena Polusi Aktivitas Pariwisata
Apa masalah alga di es Arktik?
Setiap musim semi, karena dihangatkan oleh matahari, alga es mulai bermekaran, menghitamkan es di tempat ia tumbuh.
Hal ini mengurangi kemampuan es untuk memantulkan sinar matahari dan mempercepat pencairan es.
Es di Arktik berkurang dengan cepat dan kawasan kutub bisa sepenuhnya bebas dari es pada tahun 2040.
Hilangnya es akan berdampak pada suhu global, menciptakan cuaca ekstrem, membahayakan masyarakat pesisir, membahayakan stabilitas pangan, berkontribusi terhadap penurunan satwa liar, dan berisiko melepaskan gas metana dari lapisan es.
Terkini Lainnya
- Hilirisasi Ekonomi Biru untuk Masyarakat
- Kisah Fadel Noorandi, Penyintas Talasemia yang Berhasil Finish Singapore Marathon 2024
- Gewang: Potensi Lokal yang Menyelamatkan Nusa Tenggara Timur
- Peran Strategis Humas Pemerintah dalam Mendukung Kepemimpinan Prabowo-Gibran
- Ancaman Nyata untuk Nepenthes rigidifolia, Ini Faktanya
- Siapa Penutur Pertama Bahasa Inggris?
- Masih Adakah Partai Politik?
- Di Balik Layar Perubahan: Peran Krusial Humas Pemerintah
- Cendana Aceh dan NTT Berkerabatkah?
- Apakah Virus Sudah Ada di Bumi Sebelum Sel?
- Bagaimana Cara Sinar Matahari Bantu Tubuh Produksi Vitamin D?
- Pertautan Idiom, Globalisasi, dan Kekuasaan
- Kenapa Uban Makin Banyak Seiring Bertambah Tua?
- Tak Ada Alasan Astronomi, Kenapa Ada 7 Hari dalam Seminggu?
- Terbang di Langit, Mengapa Pesawat Tidak Tersambar Petir?
- Bakal Dilaporkan Balik Alvin Lim, Begini Respons Pratiwi Noviyanthi
- Otak Manusia Menyimpan Data 10 Kali Lebih Banyak dari Perkiraan
- Pertama Kali di Dunia, Jepang Buat Satelit dari Kayu
- Kenapa Ada Orang yang Sulit Minta Tolong?
- Studi Baru Ungkap Kenapa Jerapah Punya Leher Panjang
- Sebuah Bintang Meledak dalam 3 Bulan, Hasilkan Bintang Baru