Ke Arah Mana Bumi Berputar?
- Meskipun kita tidak dapat merasakan Bumi berputar, matahari terbit dan terbenam setiap hari merupakan pengingat bahwa planet kita terus bergerak.
Tapi tahukah kita ke arah mana Bumi berputar? Dan apakah arahnya sama dengan matahari dan planet lain yang mengelilinginya?
Baca juga: Mengapa Bumi Berputar?
Mengutip Live Science, jawabannya terkait dengan pembentukan Tata Surya sekitar 4,6 miliar tahun lalu.
"Ini dimulai dengan awan gas dan debu yang sangat besar dan sangat padat, hingga akhirnya runtuh dengan sendirinya," kata Joshua Pepper, ilmuwan program di divisi Astrofisika NASA.
Pusat padatnya kemudian menjadi matahari dan planet-planet terbentuk di sekitar pusaran gas.
Putaran awal awan yang berputar-putar ini masih terpelihara hingga saat ini. Ketika benda yang berputar mengecil, maka benda tersebut bertambah cepat.
Matahari seperti pusat gravitasi dan planet serta bulan mengikutinya, yang disebut momentum sudut. Itulah sebabnya planet dan matahari masih berputar hingga kini.
Oleh karena itu, para astronom mungkin mengira semua planet di Tata Surya akan berputar searah dengan matahari.
“Untuk melihat arah rotasi, kami selalu membandingkannya dengan arah acuan,” kata Gongjie Li, profesor di Sekolah Fisika di Georgia Tech.
Dalam kasus Tata Surya, titik rujukannya adalah matahari, yang berputar berlawanan arah jarum jam
Bumi dan sebagian besar planet lain, termasuk Merkurius, Mars, Jupiter, Saturnus, dan Neptunus, juga berputar berlawanan arah jarum jam.
Baca juga: Seberapa Cepat Bumi Berputar?
Namun ada beberapa pengecualian.
Venus berputar searah jarum jam, artinya matahari terbit dari barat, bukan dari timur.
Sebelumnya, para astronom mengira sebuah benda besar mungkin menabrak Venus sehingga menyebabkan rotasi mundur. Sekarang mereka tahu bahwa atmosfer tebal di Venus mungkin penyebabnya.
Menurut NASA, atmosfer karbon dioksida di planet itu 90 kali lebih tebal dari atmosfer Bumi.
Terkini Lainnya
- Era Baru Pengelolaan Dana Riset
- 20 Tahun Pasca-Tsunami Aceh: Pelajaran dan Kesiapan Hadapi Megathrust
- Hilirisasi Ekonomi Biru untuk Masyarakat
- Kisah Fadel Noorandi, Penyintas Talasemia yang Berhasil Finish Singapore Marathon 2024
- Gewang: Potensi Lokal yang Menyelamatkan Nusa Tenggara Timur
- Peran Strategis Humas Pemerintah dalam Mendukung Kepemimpinan Prabowo-Gibran
- Ancaman Nyata untuk Nepenthes rigidifolia, Ini Faktanya
- Tim PKM-KKN UNJ Buat KMS Online untuk Pantau Tumbuh Kembang Anak di Mana Saja
- Hutan untuk Riset Bioprospeksi Berkelanjutan Menuju Indonesia Maju
- Teknologi Peremajaan Kulit ala Korea Terbaru Hadir di Indonesia
- Siapa Penutur Pertama Bahasa Inggris?
- Masih Adakah Partai Politik?
- Analisis Nitrogen dan Protein Lebih Cepat dan Akurat dengan Teknologi Terbaru
- Urgensi Riset Ionosfer, Mengurai Asa Pasca-Bencana
- Di Balik Layar Perubahan: Peran Krusial Humas Pemerintah
- Trump Undang Xi Jinping Hadiri Pelantikan Presiden AS
- Ilmuwan Sebut Manusia Baru Menjinakkan Kuda 4.200 Tahun yang Lalu
- Temuan Dinosaurus Baru, Punya Lengan Lebih Kecil dari T-rex
- Asal Usul Air Tawar di Bumi
- Mental Atlet Perempuan Lebih Tajam Saat Menstruasi
- Virus Raksasa di Greenland Jadi Kunci Kurangi Pencairan Es Global