Kenapa Lebih Banyak Temuan Fosil Dinosaurus daripada Kerangka Manusia?

- Dinosaurus pernah hidup di planet ini dan kemudian punah sekitar 66 juta tahun yang lalu.
Di sisi lain, manusia yang muncul ratusan ribu tahun lalu masih hidup dengan relatif baik di Bumi hingga sekarang.
Baca juga: Kenapa Fosil Dinosaurus Jarang Ditemukan?
Meski demikian kita masih bisa menemukan sisa-sisa dinosaurus lebih banyak daripada nenek moyang kita sendiri. Mengapa demikian?
Seperti dikutip dari Science ABC, dinosaurus adalah kelas hewan yang hidup di planet ini jutaan tahun yang lalu.
Kendati sudah punah, dinosaurus menjadi subjek perhatian bagi para banyak kalangan.
Namun yang tidak disadari banyak orang adalah dinosaurus merupakan kelompok beragam reptil dari kelompok organisme yang disebut Dinosauria yang pertama kali muncul antara 231 dan 243 juta tahun yang lalu.
Artinya, ada banyak spesies dinosaurus. Bahkan, jumlahnya sangat banyak.
Contohnya saja, kita telah menemukan dan menamai sekitar 700 spesies dinosaurus, di mana sekitar 300 di antaranya diidentifikasi secara meyakinkan sebagai spesies unik. Dan kemungkinan masih ada banyak lainnya yang belum ditemukan.
Di sisi lain, Homo sapiens adalah satu-satunya spesies yang masih hidup dari genus Homo, yang mencakup beberapa spesies manusia yang telah punah.
Itu berarti, meski ada lebih dari seribu spesies dinosaurus sepanjang sejarah jumlah spesies manusia sangatlah kecil jika dibandingkan dinosaurus.
Hal inilah yang kemudian membuat kita lebih banyak menemukan sisa-sisa dinosaurus daripada manusia.
Baca juga: Ahli Temukan Fosil Dinosaurus Terbesar di Eropa, Ini Penampakannya
Masih ada alasan berikutnya, dinosaurus itu besar sekali.
Banyak spesies dinosaurus yang sangat besar, sehingga tulang-tulang mereka lebih mungkin tetap berada di tempat yang sama saat mereka mati, karena tulang-tulang sebesar itu jauh lebih kecil kemungkinannya untuk tertiup angin atau terbawa air.
Sementara manusia memiliki kerangka kecil yang terdiri dari sekelompok tulang yang sangat kecil, cukup rapuh jika dibandingkan dengan dinosaurus.
Akibatnya kerangka manusia jauh lebih mudah terbawa dan terbawa oleh organisme lain.
Selain itu, tidak seperti dinosaurus, yang tubuhnya biasanya tetap berada di tempat mereka mati, manusia cenderung membakar mayat mereka atau menguburnya di tanah lapisan atas yang kaya organik dan basah, yang tidak cocok untuk fosilisasi skala besar.
Saat ini, planet ini dihuni oleh sekitar 7,5 miliar manusia, tetapi 10.000 tahun yang lalu, keadaannya sangat berbeda. Dalam 20.000 hingga 30.000 tahun pertama keberadaan manusia, jumlah manusia sangat sedikit dan mereka tinggal di lokasi-lokasi tertentu di seluruh dunia.
Jika salah satu dari manusia ini terkubur atau mati di tempat yang mendukung fosilisasi, kemungkinan manusia untuk menemukan spesimen itu sangat kecil.
Baca juga: Temuan Fosil Dinosaurus di Argentina Disebut Bisa Jelaskan Penyebab T-Rex Bertangan Pendek
Terkini Lainnya
- Lukisan Gua Tertua Ada di Indonesia, Usianya 51.200 Tahun
- Rahasia Afrodisiak, Makanan Pembangkit Gairah: Fakta atau Mitos?
- Apa Benar Unta Menyimpan Air di Punuknya?
- Hewan Apakah yang Memiliki Tangan Terpanjang di Dunia?
- Teleskop James Webb Tangkap Citra Tata Surya yang Sedang Terbentuk
- Apakah Everest Benar-benar Gunung Tertinggi di Dunia?
- Astronom Temukan Quipu, Struktur Tunggal Terbesar di Alam Semesta
- Mengapa Urine Berbau Aneh Setelah Makan Asparagus?
- Apakah Mungkin Ada Kehidupan Lain di Galaksi Kita?
- Mengapa Ular Bisa Mendesis dan Apa Artinya?
- Seberapa Dalam Palung Mariana, Laut Terdalam di Dunia?
- Mengapa Banyak Hewan Laut Dalam Berukuran Raksasa?
- Mengapa Ikan di Laut Dalam Terlihat Seperti Alien?
- Mungkinkah Bulan Saturnus, Enceladus, Menyimpan Kehidupan Alien?
- Paparan Singkat Polusi Udara Bisa Membuat Lambat Berpikir
- Kebakaran di Gedung ATR/BPN, Nusron: Tidak Ada Upaya Penghilangan Barang Bukti!
- Nestapa Warga di Perumahan Tambun, Rumah Sudah Rata dengan Tanah, Ternyata di Luar Sengketa
- Mengapa Burung Suka Hinggap di Atas Kabel Listrik?
- 3 Fakta Mengejutkan Simpanse, dari Penghasut Perang dan Suka Daging
- Peneliti Buat Tabir Surya dari Pigmen Cumi-cumi dan Gurita
- Depresi dan Stres Tingkatkan Risiko Pembekuan Darah yang Berbahaya
- Peneliti Temukan Gula Alami untuk Atasi Rambut Rontok