Makan Gula Berlebihan Dapat Mempercepat Penuaan Sel

- Penelitian baru mengungkapkan bahwa pola makan yang tinggi gizi dengan sedikit gula tambahan dapat memperlambat laju penuaan biologis pada wanita.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal JAMA Network Open, para ilmuwan menemukan bahwa wanita paruh baya yang mengonsumsi lebih banyak makanan yang kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan memiliki sel-sel yang "tampak lebih muda" dibandingkan wanita yang mengonsumsi makanan yang kurang bergizi.
Peneliti menilai usia sel dengan melihat tanda kimia, yang dikenal sebagai gugus metil, pada permukaan molekul DNA.
Tanda tersebut mengubah aktivitas gen tertentu tanpa mengubah kode DNA yang mendasarinya. Proses ini dikenal sebagai modifikasi epigenetik.
Sementara pola makan kaya nutrisi dikaitkan dengan melambatnya penuaan sel, gula tambahan tampaknya melemahkan efeknya.
Baca juga: Peneliti Temukan Gula Alami untuk Atasi Rambut Rontok
Dalam penelitian tersebut, wanita yang mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah lebih banyak menunjukkan tanda-tanda penuaan sel yang lebih cepat dibandingkan dengan yang lain, bahkan jika mereka mengonsumsi makanan yang sehat.
"Gula tambahan" mengacu pada gula yang ditambahkan ke makanan selama proses produksi, seperti yang terdapat dalam minuman manis, berbeda dengan gula alami yang ditemukan dalam susu, buah-buahan, dan sayuran.
Studi pertama tentang konsumsi gula dan penuaan sel
Para peneliti mengatakan, penelitian baru ini merupakan salah satu studi pertama yang berhasil menunjukkan hubungan antara konsumsi gula tambahan dengan penuaan epigenetik.
Mereka mencatat bahwa penelitian ini juga merupakan studi pertama yang menyelidiki hubungan tersebut pada wanita kulit hitam dan kulit putih di usia paruh baya.
Dalam prosesnya, peneliti menganalisis catatan makanan yang dikatalogkan oleh 342 peserta wanita selama tiga hari yang tidak berurutan.
Peneliti kemudian menilai pola makan setiap peserta berdasarkan seberapa dekat pola makan tersebut dengan berbagai pola makan yang sudah ditetapkan.
Baca juga: Studi: Gula Tidak Menyebabkan Anak Jadi Hiperaktif
Pola makan tersebut meliputi pola makan Mediterania, yang kaya akan makanan nabati, biji-bijian utuh, dan lemak tak jenuh, serta rendah daging merah, lemak jenuh, dan gula.
Pola makan lain yang serupa, yang disebut Indeks Makan Sehat Alternatif, secara khusus menekankan makanan dan nutrisi yang diyakini dapat mengurangi risiko penyakit kronis.
Para peneliti juga merancang ukuran baru asupan nutrisi yang disebut "Indeks Nutrisi Epigenetik." Ini mencakup nutrisi yang terkait dengan proses antioksidan dan antiperadangan dalam tubuh, serta pemeliharaan dan perbaikan DNA.
Selain menilai pola makan, peneliti juga menilai seberapa banyak gula tambahan yang dikonsumsi mereka, yang berkisar antara 2,7 dan 316 gram gula tambahan per hari.
Selanjutnya, tim peneliti menghitung usia epigenetik para peserta dengan melihat metilasi DNA sel-sel dalam sampel air liur.
Data ini mengungkap hubungan antara pola makan dan penuaan seluler, tetapi hanya menangkap gambaran sekilas saja.
Temuan ini mendukung gagasan bahwa mengonsumsi makanan bergizi dan rendah gula tambahan dapat meningkatkan rentang kesehatan seseorang, artinya periode kehidupan di mana mereka sehat, bukan sekadar bertahan hidup.
Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menilai bagaimana pola makan ini dapat memengaruhi penuaan epigenetik dalam jangka panjang.
Terkini Lainnya
- Lukisan Gua Tertua Ada di Indonesia, Usianya 51.200 Tahun
- Rahasia Afrodisiak, Makanan Pembangkit Gairah: Fakta atau Mitos?
- Apa Benar Unta Menyimpan Air di Punuknya?
- Hewan Apakah yang Memiliki Tangan Terpanjang di Dunia?
- Teleskop James Webb Tangkap Citra Tata Surya yang Sedang Terbentuk
- Apakah Everest Benar-benar Gunung Tertinggi di Dunia?
- Astronom Temukan Quipu, Struktur Tunggal Terbesar di Alam Semesta
- Mengapa Urine Berbau Aneh Setelah Makan Asparagus?
- Apakah Mungkin Ada Kehidupan Lain di Galaksi Kita?
- Mengapa Ular Bisa Mendesis dan Apa Artinya?
- Seberapa Dalam Palung Mariana, Laut Terdalam di Dunia?
- Mengapa Banyak Hewan Laut Dalam Berukuran Raksasa?
- Mengapa Ikan di Laut Dalam Terlihat Seperti Alien?
- Mungkinkah Bulan Saturnus, Enceladus, Menyimpan Kehidupan Alien?
- Paparan Singkat Polusi Udara Bisa Membuat Lambat Berpikir
- Gempa M 7,6 Guncang Karibia, Ada Peringatan Tsunami di Beberapa Negara
- PMK 10/2025 Berlaku, Siapa Saja Pekerja dengan Gaji di Bawah Rp 10 Juta yang Dapat Insentif PPh?
- Mengapa Warna Kulit Telur Ayam Berbeda-beda?
- Bagaimana Piramida Tertua di Mesir Dibangun?
- Apa Lampu Jalan Membuat Tanaman Terjaga di Malam Hari?
- Kehidupan Kompleks Bumi Mulai 1,5 Miliar Tahun Lebih Awal dari Perkiraan
- Antibodi Llama Bisa Bantu Perangi HIV