airtronicfirearms.com

Mengapa Burung Mengeluarkan Beragam Suara Saat Berkicau? 

Ilustrasi burung kenari.
Lihat Foto

- Kita yang hidup di Indonesia tentu tidak asing dengan kicauan burung. Banyak orang bahkan memelihara burung karena suka mendengarkan kicauannya. Tapi tahukah kamu mengapa kicau burung sering berubah-ubah dan berbeda-beda?

Burung menggunakan suara untuk berkomunikasi, baik untuk menarik pasangan, mengusir predator, maupun sekadar bernyanyi untuk kesenangan. Namun, faktor-faktor yang memengaruhi keragaman suara burung masih belum sepenuhnya dipahami.

Sebuah studi global yang dilakukan oleh para peneliti di University of Wisconsin–Madison mengungkap pola-pola baru terkait mengapa burung mengeluarkan suara tertentu dan pada frekuensi tertentu. Penelitian ini menggunakan lebih dari 100.000 rekaman audio burung dari seluruh dunia dan diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B.

Baca juga: Selain Beo, Apakah Ada Burung Lain yang Bisa Bicara?

Faktor Habitat, Geografi, dan Bentuk Tubuh

Ilustrasi burung kutilang.Shutterstock/Petr Ganaj Ilustrasi burung kutilang.

Sebelumnya, para ilmuwan hanya menguji hipotesis tentang peran habitat, geografi, ukuran tubuh, dan bentuk paruh burung pada skala kecil. Namun, H.S. Sathya Chandra Sagar, seorang mahasiswa doktoral di UW–Madison, memutuskan untuk memvalidasi hipotesis tersebut pada skala global. 

Sagar menganalisis rekaman suara burung yang dikumpulkan oleh komunitas pengamat burung melalui platform xeno-canto. Rekaman ini mencakup 77% dari spesies burung yang diketahui.

Berikut adalah beberapa temuan utama dari studi tersebut:

  • Pengaruh Habitat Terhadap Frekuensi Suara: Habitat burung memengaruhi frekuensi suara mereka dengan cara yang tidak terduga. Misalnya, di ekosistem dengan aliran air deras, terdapat suara white noise pada frekuensi rendah. Dalam kondisi seperti ini, burung cenderung menghasilkan suara dengan frekuensi lebih tinggi agar tidak tenggelam oleh suara air.
  • Kesamaan Suara pada Lintang yang Sama: Burung-burung yang hidup pada lintang geografis yang sama memiliki kesamaan suara. Pola ini, yang diamati pada skala global, memberikan petunjuk penting dalam memahami evolusi suara burung.
  • Bentuk Paruh dan Ukuran Tubuh: Bentuk paruh dan massa tubuh burung memainkan peran penting. Burung berukuran kecil umumnya menghasilkan suara dengan frekuensi lebih tinggi, sedangkan burung berukuran besar menghasilkan suara dengan frekuensi lebih rendah. Studi ini tidak hanya membuktikan hipotesis tersebut, tetapi juga menambahkan wawasan baru tentang hubungan antara bentuk paruh, ukuran tubuh, dan suara.
  • Perlindungan Melalui Variasi Frekuensi: Spesies burung kecil cenderung memiliki rentang frekuensi suara yang lebih luas sebagai mekanisme perlindungan. Frekuensi tinggi memungkinkan mereka berkomunikasi dengan sesama burung, sedangkan frekuensi rendah dapat berfungsi sebagai kamuflase, menipu predator dengan memberi kesan bahwa mereka lebih besar dan kurang rentan.

Baca juga: Mengapa Beberapa Burung Tidak Bisa Terbang?

Ilustrasi burung berkicau.Shutterstock/Vishnevskiy Vasily Ilustrasi burung berkicau.

Penelitian ini juga memperkaya pemahaman tentang soundscape atau lanskap suara, yaitu semua suara yang terdengar di suatu lingkungan. Soundscape sering digunakan dalam studi konservasi.

Sagar berharap penelitian ini dapat menjadi landasan untuk studi lebih lanjut guna meningkatkan upaya konservasi, misalnya dengan memantau kesehatan ekosistem melalui analisis lanskap suara.

Sebagai contoh, Sagar menyebut bahwa burung berukuran besar cenderung diburu untuk dagingnya. "Burung besar biasanya bersuara pada frekuensi rendah. Jika kita tidak menemukan suara pada frekuensi rendah di suatu kawasan, kita dapat menyimpulkan bahwa kemungkinan terjadi perburuan yang tinggi," ujarnya.

Selanjutnya, Sagar berencana meneliti apakah burung juga memodifikasi waktu berkicau, selain frekuensinya, dalam lingkungan yang penuh kebisingan. Ia juga menyoroti pentingnya peran pengamat burung dan ilmuwan warga dalam mengungkap wawasan baru tentang dunia alami kita.

Penelitian ini membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam tentang komunikasi burung dan cara-cara baru untuk melindungi habitat mereka.

Baca juga: Mengapa Burung Suka Hinggap di Atas Kabel Listrik?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat