airtronicfirearms.com

Gigi Macan Bertaring Pedang Efektif Menggigit Mangsa, tapi Juga Rentan

Tengkorak predator bertaring tajam, seperti Smilodon, mengembangkan gigi ikonik mereka berulang kali sebagai alat berburu yang optimal,
Lihat Foto

- Salah satu predator purba yang paling dikenal orang, terutama anak-anak, adalah macan bertaring pedang atau saber toothed. Seperti namanya, hewan ini memiliki taring atas yang panjang serupa pedang

Berdasarkan penelitian, macan bertaring pedang, seperti Smilodon dan jenis lainnya, berevolusi beberapa kali di berbagai kelompok mamalia. Sebuah studi berjudul "Functional optimality underpins the repeated evolution of the extreme 'saber-tooth' morphology" yang diterbitkan di Current Biology mengungkapkan alasannya: taring ini secara fungsional optimal dan sangat efektif untuk menusuk mangsa.

Penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Universitas Bristol, bekerja sama dengan Monash University, menunjukkan bahwa taring panjang dan tajam seperti bilah pedang memberikan keunggulan sebagai senjata khusus untuk menangkap mangsa.

"Studi ini membantu kita memahami bagaimana adaptasi ekstrem berkembang, tidak hanya pada predator bertaring pedang, tetapi juga di seluruh alam," jelas Dr. Tahlia Pollock, penulis utama studi ini dari Kelompok Penelitian Paleobiologi di Sekolah Ilmu Bumi, Universitas Bristol.

Baca juga: Fakta-fakta Menarik Kucing Purba Bertaring Pedang

Evolusi Berulang dan Kerentanannya

Smilodon, atau sering disebut sebagai "harimau bergigi pedang," adalah genus karnivora yang hidup selama periode Pleistosen, sekitar 2,5 juta hingga 10.000 tahun yang lalu.

Smilodon terkenal karena taring atasnya yang panjang dan berbentuk pedang, yang bisa mencapai panjang 28 cm. Hewan ini merupakan anggota keluarga Felidae dan termasuk dalam subkeluarga Machairodontinae.

Taring atas Smilodon yang besar dan tajam, digunakan untuk menusuk atau memotong daging mangsa. Taring ini kemungkinan besar tidak digunakan untuk merobek daging seperti harimau modern, melainkan untuk menyerang titik vital, seperti leher atau tenggorokan mangsa.

Sebelum punah 10.000 tahun lalu, smilodon ditemukan di Amerika Utara dan Selatan. Mereka hidup di lingkungan yang beragam, termasuk padang rumput, hutan, dan daerah terbuka lainnya. Hewan ini kemungkinan berburu megafauna seperti bison, mastodon, dan kuda purba.

Baca juga: Kucing Purba Bertaring Pedang Ternyata Mampu Hancurkan Tengkorak Lawan

Smilodon dalam rekaan artis Smilodon dalam rekaan artis

Penelitian menunjukkan bahwa Smilodon adalah predator penyergap. Tubuhnya yang kuat lebih cocok untuk serangan mendadak daripada mengejar mangsa dalam waktu lama. Ia mungkin berburu dalam kelompok, seperti singa modern, untuk menjatuhkan mangsa besar.

Uniknya, taring pedang yang dimiliki mamalia jenis ini berevolusi setidaknya lima kali secara independen, menjadi makin efektif untuk berburu. Namun, spesialisasi yang meningkat ini mungkin menjadi "perangkap evolusi", karena mereka juga menjadi lebih rentan terhadap kepunahan saat ekosistem berubah dan mangsa menjadi langka.

Sejauh ini para peneliti ingin menguji apakah bentuk taring pedang merupakan keseimbangan optimal antara dua kebutuhan berikut: cukup tajam dan ramping untuk menusuk mangsa secara efektif, serta cukup tumpul dan kokoh agar tidak mudah patah.

Dengan menggunakan replika taring baja yang dicetak 3D dan simulasi komputer canggih, mereka menganalisis bentuk dan kinerja 95 gigi mamalia karnivora, termasuk 25 spesies karnivora bertaring pedang.

Spektrum Bentuk Taring

Grafik yang menunjukkan optimalitas fungsional mendorong evolusi berulang dari bentuk gigi pedang yang ekstrim. Tahlia Pollock Grafik yang menunjukkan optimalitas fungsional mendorong evolusi berulang dari bentuk gigi pedang yang ekstrim.

Penemuan penting lainnya menantang gagasan tradisional bahwa predator bertaring pedang hanya terbagi dalam dua kategori: "taring dirk" dan "taring scimitar." 

Penelitian ini justru menemukan beragam spektrum bentuk taring, mulai dari taring panjang dan melengkung milik spesies Barbourofelis fricki hingga taring yang lebih lurus dan kokoh milik Dinofelis barlowi.

"Dengan menggabungkan biomekanika dan teori evolusi, kami dapat mengungkap bagaimana seleksi alam membentuk hewan untuk melakukan tugas-tugas tertentu," tambah Dr. Pollock.

Profesor Alistair Evans dari Sekolah Ilmu Biologi, Monash University, menambahkan, "Temuan ini tidak hanya memperdalam pemahaman kita tentang predator bertaring pedang tetapi juga memiliki implikasi yang lebih luas untuk biologi evolusi dan biomekanika."

Bahkan, wawasan dari penelitian ini dapat membantu menginspirasi desain berbasis biologi dalam bidang teknik.

Ke depan, tim peneliti berencana memperluas analisis mereka untuk mencakup semua jenis gigi, dengan tujuan mengungkap kompromi biomekanis yang membentuk evolusi berbagai struktur gigi di seluruh kerajaan hewan.

Baca juga: Ini yang Terjadi Kala Kucing Purba Bertaring Pedang Sakit Gigi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat