airtronicfirearms.com

Astronom Temukan 44 Bintang Kuno dengan Teknik Lensa Gravitasi

Bintang-bintang baru ini terletak di galaksi yang dikenal sebagai Dragon Arc, yang tertutup dan diperbesar oleh gugus galaksi Abell 370 yang digambarkan di sini.
Lihat Foto

- Para astronom berhasil mencatat sejarah dengan menemukan 44 bintang kuno dalam galaksi Dragon Arc, yang terletak 6,5 miliar tahun cahaya dari Bima Sakti. 

Penemuan ini dilakukan menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA serta memanfaatkan fenomena gravitational lensing—sebuah konsep penting dalam fisika yang pertama kali dikembangkan dalam teori relativitas umum Albert Einstein.

Gravitational Lensing: "Mesin Waktu Ajaib"

Gravitational lensing adalah fenomena pembelokan cahaya dari objek jauh (seperti galaksi atau quasar) ketika melewati medan gravitasi yang sangat kuat dari objek masif di depannya (misalnya galaksi atau gugus galaksi). Objek masif ini bertindak sebagai "lensa gravitasi," yang memengaruhi jalur cahaya dari sumber cahaya yang berada di belakangnya.

Menurut teori relativitas umum Albert Einstein, massa yang besar dapat melengkungkan ruang-waktu, sehingga cahaya yang melewati medan gravitasi kuat tersebut akan membelok. Objek masif seperti galaksi atau gugus galaksi dapat bertindak sebagai "lensa gravitasi" yang membelokkan cahaya dari objek yang lebih jauh.

Baca juga: Ramalan Einstein Menjadi Nyata dalam Foto Teleskop Hubble 

Dikatakan Jacqueline McCleary, asisten profesor fisika di Northeastern University, gravitational lensing memberi pandangan unik terhadap pembentukan bintang di masa awal alam semesta. "Ini seperti mesin waktu ajaib yang memungkinkan kita melihat bintang-bintang individual dari periode awal tersebut," kata McCleary.

Fenomena ini terjadi karena benda-benda masif di ruang angkasa, seperti gugusan galaksi, menciptakan distorsi pada jalur cahaya.

McCleary menggambarkannya dengan analogi lembar karet yang diregangkan. Jika sebuah benda berat diletakkan di atasnya, lembaran itu akan melengkung, dan benda kecil yang bergulir di atasnya akan teralihkan jalurnya—begitu pula cahaya yang melintasi ruang waktu yang terdistorsi oleh gravitasi.

Peran Abell 370 sebagai "Kaca Pembesar Alam Semesta"

Galaksi Dragon Arc terdeteksi berkat distorsi yang dihasilkan oleh gugusan galaksi masif Abell 370, yang berperan sebagai lensa gravitasi besar. Gugusan ini memperbesar cahaya dari Dragon Arc, sehingga para astronom dapat mengamati bintang-bintang individual yang biasanya sulit dilihat pada jarak sejauh itu.

Lebih menarik lagi, ada efek lensa ganda atau microlensing. Bintang-bintang kecil yang bergerak di sekitar gugusan ini menciptakan lensa tambahan, memperbesar cahaya dari Dragon Arc lebih jauh. "Fenomena ini memungkinkan kita melihat bintang-bintang individual di tepi galaksi tersebut," ujar McCleary.

Sebelumnya, teknik ini hanya berhasil menangkap tujuh bintang baru. Kini, dengan deteksi 44 bintang menggunakan James Webb Space Telescope (JWST), para ilmuwan optimis bahwa lebih banyak bintang dari masa awal alam semesta dapat ditemukan.

McCleary percaya penemuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih mendalam. "Saya membayangkan tim-tim ilmuwan lain akan mulai meninjau data JWST yang ada untuk mencari deteksi serupa," katanya. "Jumlah bintang yang ditemukan dapat meningkat dari 44 menjadi ratusan."

Baca juga: Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat