airtronicfirearms.com

Rahasia Panjang Umur: Mengurangi Kalori dan Makan di Waktu yang Tepat

Jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh.
Lihat Foto

- Banyak dari kita ingin awet muda, bahkan sejak dulu orang mencari air ajaib yang dapat memulihkan usia dan vitalitas. Sayangnya, hal itu tidak ada. Namun, kunci untuk hidup lebih lama sebenarnya sederhana meski tidak mudah: makan lebih sedikit.

Berbagai penelitian pada hewan menunjukkan bahwa diet rendah kalori dapat memperpanjang umur dan meningkatkan kualitas hidup. Penelitian terbaru pada tikus menemukan bahwa diet rendah kalori dapat memperpanjang umur hingga 10%. Yang menarik, kombinasi diet rendah kalori dengan pola makan terbatas pada waktu paling aktif (malam hari untuk tikus) memperpanjang umur hingga 35%.

"Satu resep untuk umur panjang itu sederhana, meski tidak mudah diikuti: makan lebih sedikit," kata Joseph Takahashi, peneliti dari Howard Hughes Medical Institute (HHMI). Penelitian timnya, yang diterbitkan dalam jurnal Science pada 5 Mei 2022, menunjukkan bahwa pola makan yang mengikuti ritme harian tubuh memberikan efek signifikan pada perpanjangan umur.

Baca juga: Perlambat Proses Penuaan dengan Mengurangi Kalori

Penemuan Utama

Dalam penelitian empat tahun terhadap ratusan tikus, tim Takahashi menemukan bahwa diet rendah kalori memperpanjang umur tikus hingga 10%. Namun, ketika diet tersebut diterapkan hanya pada malam hari (waktu aktif tikus), umur mereka bertambah 35%, yang setara dengan sembilan bulan tambahan dalam rata-rata umur tikus dua tahun. Pada manusia, pola serupa bisa dilakukan dengan makan hanya pada siang hari saat tubuh aktif.

Penelitian ini juga membantu menjelaskan kontroversi seputar diet yang menekankan waktu makan tertentu, seperti puasa intermiten. Meskipun diet ini mungkin tidak selalu mempercepat penurunan berat badan pada manusia, seperti yang dilaporkan studi di New England Journal of Medicine, namun tetap dapat memberikan manfaat kesehatan yang berujung pada umur yang lebih panjang.

Baca juga: Ubah Pola Makan demi Umur Panjang, Riset Membuktikan

Peran Metabolisme dalam Penuaan

"Studi ini adalah terobosan penting," ujar Sai Krupa Das, seorang ilmuwan nutrisi di Jean Mayer USDA Human Nutrition Research Center on Aging. Das menambahkan bahwa pembatasan kalori terbukti menurunkan tanda-tanda penuaan, seperti peningkatan regulasi glukosa, tekanan darah yang lebih rendah, dan peradangan yang berkurang.

Namun, penelitian sistematis tentang pembatasan kalori pada manusia sulit dilakukan karena sulitnya menjaga pola makan terukur sepanjang hidup. Meski demikian, dalam studi CALERIE, pengurangan kalori yang kecil pun terbukti sangat bermanfaat untuk mengurangi tanda-tanda penuaan.

Secara genetik, seiring bertambahnya usia, gen yang terkait dengan peradangan cenderung lebih aktif, sementara gen yang membantu mengatur metabolisme menjadi kurang aktif. Studi Takahashi menunjukkan bahwa pembatasan kalori, terutama jika dilakukan saat periode aktif, dapat membantu menyeimbangkan perubahan genetik ini.

Baca juga: Mengapa Mengurangi Kalori Dapat Memperpanjang Umur? Sains Jelaskan

Waktu Makan dan Umur Panjang

Beberapa tahun terakhir, berbagai diet yang fokus pada puasa intermiten, seperti makan dalam periode enam hingga delapan jam per hari, menjadi populer. Untuk mempelajari efek kalori, puasa, dan ritme harian terhadap umur panjang, tim Takahashi melakukan eksperimen panjang menggunakan feeder otomatis untuk mengontrol jadwal dan jumlah makanan tikus sepanjang hidup mereka.

Tikus yang makan sepuasnya memiliki umur lebih pendek dibandingkan tikus dengan pembatasan kalori sebesar 30-40%. Tikus yang makan pada malam hari saat mereka aktif, baik dalam periode dua jam maupun 12 jam, hidup paling lama.

Hasil ini menunjukkan bahwa makan dengan waktu terbatas memiliki efek positif pada tubuh, meski tidak selalu menurunkan berat badan. "Kami menemukan perbedaan yang sangat besar dalam umur, meski berat badan tikus pada jadwal makan berbeda tidak menunjukkan perbedaan," jelas Takahashi.

Penelitian ini menegaskan pentingnya mengatur waktu makan untuk mendapatkan manfaat penuh dari pembatasan kalori. Rafael de Cabo, peneliti gerontologi di National Institute on Aging, menyebut penelitian ini sebagai bukti bahwa waktu makan memainkan peran penting dalam diet rendah kalori.

Takahashi berharap, pemahaman tentang bagaimana pembatasan kalori memengaruhi jam internal tubuh dapat membantu menemukan cara baru untuk memperpanjang umur sehat manusia, baik melalui diet atau obat yang meniru efek diet tersebut. Sementara itu, Takahashi sendiri telah menerapkan pola makan terbatas dalam 12 jam. 

"Jika kita menemukan obat yang dapat meningkatkan fungsi jam internal, kita bisa mengujinya di laboratorium untuk melihat apakah itu memperpanjang umur," ujarnya.

Baca juga: Tak Hanya Bikin Langsing, Mengurangi Kalori Bisa Memperlambat Penuaan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat