Mengapa Bayi Berbau Harum, Sementara Bau Remaja seperti Kambing?

- Kita semua mungkin pernah mencium aroma bayi yang wangi, lembut, dan menyenangkan. Sebaliknya, bau badan remaja yang berkeringat sering kali dianggap kurang sedap. Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa perbedaan bau ini disebabkan oleh senyawa kimia tertentu dalam keringat masing-masing kelompok usia.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Communications Chemistry pada 21 Maret 2024 ini dilakukan oleh Helene Loos dari Friedrich Alexander University, Jerman. Loos dan timnya ingin mengetahui bagaimana bau badan berubah seiring pertumbuhan manusia dan pengaruhnya terhadap hubungan sosial.
Dalam studi ini, 18 anak kecil berusia 0-3 tahun dan 18 remaja berusia 14-18 tahun diberikan kaus dengan bantalan kapas di ketiak. Setelah mereka tidur dengan kaus tersebut semalaman, para peneliti menganalisis senyawa bau yang terserap menggunakan teknik kromatografi gas.
Baca juga: Kenapa Banyak Orang yang Suka Mencium Aroma Bayi?
Temuan Utama: Senyawa Penyebab Bau Badan
Dari penelitian ini, ditemukan 42 senyawa bau yang berbeda. Kedua kelompok usia memiliki sebagian besar senyawa ini, tetapi ada beberapa perbedaan utama:
- Aldehid: Senyawa ini banyak ditemukan di kedua kelompok dan menghasilkan aroma seperti "kardus", "gorengan", atau "kacang-kacangan."
- Asam karboksilat: Beberapa senyawa dalam kelompok ini berbau harum seperti "buah" dan "plum kering", sementara yang lain memiliki aroma "keju", "apek", atau bahkan "seperti bau kambing." Penelitian menunjukkan bahwa asam karboksilat pada remaja lebih kuat dibandingkan pada bayi, kemungkinan karena diproduksi dalam konsentrasi lebih tinggi setelah pubertas.
- Steroid unik pada remaja: Ditemukan dua senyawa yang tidak ada pada bayi. Salah satunya memiliki aroma seperti cendana (sandalwood), yang sering digunakan dalam parfum, sementara yang lain berbau seperti keringat dan toilet umum.
Perlu dipahami bahwa satu aroma dapat memicu banyak sensor penciuman di hidung, dan kombinasi dari berbagai aroma dapat menghasilkan bau yang berbeda. Karenanya, perpaduan aroma bisa memengaruhi apakah baunya enak atau tidak bagi pengendusnya.
Dalam penelitian ditemukan juga bahwa kulit bayi masih sangat murni dan belum banyak terpapar keringat berlebih, polusi, atau zat kimia dari lingkungan, sehingga kulit mereka tidak mudah berminyak atau menimbulkan bau.
Selain itu, saat lahir, bayi dilapisi oleh vernix caseosa, zat lilin pelindung yang membantu menjaga kelembapan kulit dan memberikan aroma khas bayi. Setelah lahir, meskipun vernix hilang, tubuh bayi tetap memiliki aroma khas dari sisa zat ini dan komposisi alami kulit mereka.
Baca juga: Kenapa Bau Badan Remaja Lebih Menyengat?

Apa Penyebab Perubahan Bau Ini?
Para peneliti mengaitkan perbedaan bau badan ini dengan berbagai faktor, termasuk perubahan hormonal, komposisi lemak kulit, mikrobioma kulit, serta aktivasi kelenjar keringat dan sebum (minyak alami kulit) saat pubertas. Namun, mereka masih belum bisa menentukan faktor utama yang paling memengaruhi perbedaan ini.
Peneliti sangat berhati-hati dalam penelitian ini untuk menghindari kontaminasi bau dari lingkungan. Para peserta diminta untuk menghindari makanan beraroma kuat, seperti bawang dan rempah-rempah, serta menggunakan sabun dan deterjen tanpa pewangi.
Namun, beberapa senyawa bau yang ditemukan di keringat juga ditemukan dalam bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian, sehingga masih ada kemungkinan bahwa faktor eksternal memengaruhi hasil penelitian ini.
Studi ini menunjukkan bahwa bau badan berubah seiring pertumbuhan seseorang, dari bayi yang memiliki aroma manis hingga remaja yang memiliki bau yang lebih kuat akibat produksi senyawa tertentu.
Ke depannya, para peneliti berencana untuk memperluas penelitian ini ke kelompok usia lain, termasuk orang lanjut usia, serta mengamati bagaimana bau badan berubah setelah aktivitas fisik atau setelah beberapa malam tidur tanpa mandi.
Seperti yang dikatakan oleh Helene Loos, "Kami tidak terkejut dengan temuan utama ini, tetapi sangat menarik melihat betapa beragamnya senyawa yang kami temukan."
Penelitian ini membantu kita lebih memahami bagaimana bau badan berkembang dan peranannya dalam kehidupan sosial manusia.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Bau Badan pada Anak Remaja?
Terkini Lainnya
- Semburan Energi Terlihat dari Lubang Hitam di Pusat Galaksi Bima Sakti
- Uniknya Nebula Mata Kucing di Konstelasi Draco
- Gen Z Kehilangan Keterampilan yang Kita Miliki Selama 5.500 Tahun: Menulis Tangan
- Cara Berkomunikasi dengan Kucing Lewat Kedipan Mata
- NASA Temukan Indikasi Lautan Tersembunyi di Uranus dan Neptunus
- Retakan Es Greenland Membesar, Waspada Kenaikan Permukaan Laut
- Benarkah Catnip Membuat Kucing Mabuk?
- Arkeolog Temukan Peta 3D Berusia 13.000 Tahun, yang Tertua?
- Apa yang Terjadi Sebelum Big Bang?
- Mengapa Cakar Kucing Bisa Disembunyikan, Sedangkan Cakar Anjing Tidak?
- Hubble Menangkap Ledakan Dahsyat Bintang Jauh
- Mendengarkan Suara Matahari, Ilmuwan Mengungkap Misteri
- Penelitian: Jawaban AI Tidak Selalu Benar dan Netral
- Dari Mana Asal Ceres, Planet Katai yang Menghuni Sabuk Asteroid?
- Seperempat Spesies Air Tawar di Dunia Terancam Punah
- Agnez Mo Didenda Royalti Rp 1,5 Miliar, Ahmad Dhani: Sudah Setahun Saya Coba Hubungi
- Profil Ahmad Ali, Politikus Nasdem yang Rumahnya Digeledah KPK
- Agnez Mo Harus Bayar Royalti Rp 1,5 Miliar, Ahmad Dhani: Saya Tak Bisa Halangi Anggota Menuntut Keadilan
- Bisakah Anjing Bertahan Hidup Tanpa Manusia?
- Mengapa Kita Membayangkan Alien sebagai Makhluk Hijau Kecil?
- Penelitian: Kekuatan Fisik Terkait dengan Kesuksesan Mendapatkan Pasangan
- Hubble Ungkap Keindahan Kelahiran Bintang di Nebula Tarantula
- Mengapa Kuda Lebih Sering Tidur Sambil Berdiri?