Apakah Ikan Juga Merasa Haus?

- Ikan hidup di dalam air sepanjang waktu, tetapi pernahkah kamu bertanya-tanya apakah mereka merasa haus? Dan jika iya, bagaimana cara mereka minum air?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami bagaimana air berinteraksi dengan zat lain, seperti garam, melalui membran sel. Melalui proses osmosis, air mengalir dari area dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi hingga mencapai keseimbangan dengan lingkungan eksternal.
Seberapa banyak air yang dikonsumsi ikan sangat bergantung pada kadar garam di habitatnya. Ikan dapat minum air melalui mulutnya, tetapi sebagian besar air diserap melalui kulit dan insangnya melalui proses osmosis.
Tim Grabowski, seorang ahli biologi kelautan di University of Hawaii, menjelaskan bahwa ikan dapat diibaratkan seperti perahu bocor di dalam air. "Kita harus menganggap ikan sebagai semacam perahu bocor di dalam air. Selalu ada pergerakan air atau garam antara tubuh ikan dan lingkungan eksternal," katanya.
Baca juga: 4 Ikan Paling Beracun di Dunia
Ikan Air Laut: Selalu Haus dan Minum Air

Air laut memiliki kandungan garam sekitar 35 gram per liter, sedangkan darah ikan umumnya hanya mengandung sekitar 9 gram per liter. Ketidakseimbangan ini menyebabkan air dalam tubuh ikan terus menerus keluar ke lingkungan eksternal, sementara garam masuk ke dalam tubuh ikan.
"Ikan air laut selalu haus. Mereka minum air sepanjang waktu," ujar Grabowski.
Namun, ikan air laut perlu mengatasi masalah kelebihan garam yang mereka konsumsi saat minum air laut. Untuk itu, mereka memiliki sel khusus di insang yang disebut sel klorida yang berfungsi sebagai pompa kecil yang mengeluarkan garam dari tubuh mereka.
Selain itu, ikan air laut jarang buang air kecil untuk menghemat air di dalam tubuhnya. Ketika mereka buang air kecil, urine mereka sangat pekat dan mengandung banyak garam.
Baca juga: Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?
Ikan Air Tawar: Menghindari Air Berlebih

Berbeda dengan ikan air laut, ikan air tawar menghadapi tantangan sebaliknya. Karena kadar garam dalam tubuh mereka lebih tinggi dibandingkan dengan air di sekitarnya, air terus masuk ke tubuh mereka melalui osmosis.
"Ikan air tawar punya masalah karena air terus-menerus masuk ke dalam tubuhnya," kata Melanie Stiassny, kurator di Departemen Ichthyology di American Museum of Natural History di New York.
Terlalu banyak air bisa berbahaya karena dapat mengencerkan kadar garam dalam tubuh yang penting untuk mengatur tekanan darah dan fungsi otot. Oleh karena itu, ikan air tawar tidak pernah secara sengaja minum air. "Mereka mungkin menelan air saat makan, tetapi mereka tidak benar-benar minum air," kata Grabowski.
Untuk mengatasi kelebihan cairan, ikan air tawar terus-menerus buang air kecil. Namun, urine mereka hampir seluruhnya terdiri dari air, sehingga tidak perlu khawatir berenang di air yang penuh dengan urine ikan di sungai atau danau.
Seperti ikan air laut, ikan air tawar juga memiliki sel klorida di insangnya, tetapi fungsinya berbeda. Jika pada ikan laut sel ini membuang garam, pada ikan air tawar sel ini bekerja dengan cara menyerap garam dari air untuk menjaga keseimbangan dalam tubuh mereka.
Ikan dengan Mekanisme Unik: Hiu

Beberapa ikan memiliki cara yang berbeda dalam mengatur keseimbangan air dan garam dalam tubuh mereka. Contohnya adalah hiu. Hiu menyimpan konsentrasi urea yang tinggi dalam tubuhnya untuk mengimbangi kadar garam di lingkungan sekitarnya.
"[Hiu] menghentikan masuknya air secara pasif karena mereka telah menyeimbangkan kandungan air dalam tubuhnya dengan urea dan darah mereka—jadi pada dasarnya mereka sama asin dengan air laut," kata Stiassny. Jika mereka menelan air laut, mereka mengeluarkan kelebihan garam melalui sel klorida di kelenjar khusus di rektum mereka.
Baca juga: Apakah Ikan Merasa Haus dan Minum Air Laut?
Terkini Lainnya
- Seperempat Spesies Air Tawar di Dunia Terancam Punah
- Penelitan Menunjukkan Konsumsi Kunyit Dapat Membantu Pemulihan Otot
- Mengapa Kucing Benci Pintu yang Tertutup?
- Berapa Banyak Spesies Manusia Purba yang Pernah Hidup di Bumi?
- Mengapa Tidak Semua Primata Berevolusi Menjadi Manusia?
- Jejak Kuno di Dekat Pompeii, Bukti Letusan Gunung Vesuvius 4.000 Tahun Lalu
- Mengapa Kucing Mempermainkan Mangsa Mereka?
- Rahasia Bulu Beruang Kutub Tidak Membeku di Lingkungan Super Dingin
- Apa yang Menyebabkan Alexander Agung Meninggal?
- Anjing Bisa Mengetahui Jika Pemiliknya Stres, dan Itu Membuatnya Sedih
- Apakah Kucing Berkomunikasi dengan Ekornya?
- Fenomena Langka: Bulan Sabit dan Venus Akan Bersinar Terang di Langit
- Mineral Penting untuk Kehidupan Ditemukan di Asteroid Bennu
- Lubang Hitam di Galaksi "Titik Merah Kecil" 1.000 Kali Lebih Besar dari Perkiraan
- Apa yang Akan Terjadi pada Bumi jika Manusia Punah?
- Reaksi Anggota Kabinet Merah Putih soal Usulan Naik Transportasi Umum Tanpa Patwal
- Gara-gara 4.000 Pengembang Nakal, 38.144 Sertifikat Tanah Bermasalah
- Barbie Hsu Pemeran Shancai Meninggal Setelah Liburan di Jepang
- Baru 2 Hari Pulang ke Rumah Istri Pertama, Pak Tarno Minta Kembali ke Istri Kesepuluhnya
- Kronologi Barbie Hsu Meninggal Dunia
- Apakah Hewan Bisa Berteman?
- Papirus Berusia 1.900 Tahun Ungkap Kasus Pengadilan Romawi di Yudea
- Asteroid 'City-Killer' Berpotensi Menabrak Bumi pada 2032
- Bagaimana Kenaikan Suhu 2 Derajat Bisa Mengubah Planet Ini?
- Mengapa Rumput yang Baru Dipotong Beraroma Segar?