airtronicfirearms.com

Anjing Bisa Mengetahui Jika Pemiliknya Stres, dan Itu Membuatnya Sedih

Ilustrasi anjing bersedih, berduka, dan depresi karena kehilangan pemilik atau keluarga manusianya.
Lihat Foto

- Manusia dan anjing telah menjadi sahabat dekat selama sekitar 30.000 tahun, menurut bukti antropologi dan DNA. Karena itu, tidak mengherankan jika anjing memiliki kemampuan luar biasa dalam memahami emosi manusia. 

Mereka telah berevolusi untuk membaca isyarat verbal dan visual dari pemiliknya. Bahkan, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dengan indra penciuman yang tajam, anjing dapat mendeteksi bau stres dalam keringat manusia.

Sekarang, penelitian baru menemukan bahwa bukan hanya bisa mencium stres —yang ditandai dengan meningkatnya kadar hormon kortisol— anjing juga bereaksi secara emosional terhadapnya.

Baca juga: Stres Bisa Membuat Anjing Beruban Lebih Cepat

Bagaimana Anjing Bereaksi terhadap Bau Stres?

Dalam studi yang diterbitkan di Scientific Reports, para ilmuwan dari University of Bristol di Inggris merekrut 18 anjing dari berbagai ras, bersama dengan pemiliknya. Sebelas sukarelawan yang tidak dikenal oleh anjing-anjing tersebut menjalani tes stres, yang melibatkan berbicara di depan umum dan mengerjakan soal matematika, sementara sampel keringat dari ketiak mereka dikumpulkan. 

Setelah itu, mereka mengikuti latihan relaksasi dengan menonton video alam dalam suasana redup, dan sampel keringat baru dikumpulkan.

Dalam percobaan ini, anjing dibagi menjadi tiga kelompok dan diberi kesempatan untuk mencium sampel keringat dari tiga sukarelawan yang berbeda. Sebelum percobaan, anjing-anjing tersebut dilatih untuk mengetahui bahwa satu mangkuk makanan mengandung camilan, sementara mangkuk lainnya tidak. 

Ketika anjing mencium bau keringat dari orang yang stres, mereka cenderung lebih pesimis dan tidak mendekati mangkuk yang ada di lokasi ambigu, menunjukkan bahwa mereka mengira isinya kosong.

Menurut Zoe Parr-Cortes, penulis utama studi ini dan mahasiswa Ph.D. di Bristol Veterinary School, "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saat anjing berada di sekitar individu yang stres, mereka menjadi lebih pesimis terhadap situasi yang tidak pasti, sementara keberadaan orang yang lebih rileks tidak memberikan efek yang sama."

Baca juga: Bisakah Anjing Bertahan Hidup Tanpa Manusia?

Stres Manusia Berpengaruh pada Anjing

Yang menarik, bau stres yang dideteksi anjing berasal dari orang asing, yang menunjukkan betapa pentingnya indra penciuman bagi anjing dalam memahami emosi. 

Katherine A. Houpt, profesor emeritus di Cornell University's College of Veterinary Medicine, menjelaskan bahwa bau stres bisa mengurangi nafsu makan anjing. "Mungkin bukan berarti stres mengubah cara mereka mengambil keputusan, tetapi lebih kepada mengurangi motivasi mereka untuk mencari makanan," katanya. "Ini masuk akal karena ketika Anda sangat stres, Anda akan kehilangan nafsu makan."

Studi ini juga mengungkapkan bahwa empati anjing tidak hanya didasarkan pada isyarat visual dan verbal, tetapi juga penciuman. Houpt menambahkan bahwa jika anjing bisa merespons stres yang ringan, akan menarik untuk melihat bagaimana mereka bereaksi terhadap situasi stres yang lebih besar, seperti menghadapi badai besar, kehilangan pekerjaan, atau gagal dalam ujian. 

"Kita dapat mengharapkan bahwa dalam situasi ancaman nyata, anjing akan menjadi lebih peka terhadap perubahan suasana hati pemiliknya," katanya.

Penelitian ini memperkuat pemahaman bahwa hubungan manusia dan anjing lebih dalam dari sekadar interaksi sosial biasa. Anjing tidak hanya bisa memahami emosi pemiliknya melalui ekspresi wajah atau suara, tetapi juga melalui penciuman. 

Baca juga: Benarkah Anjing Tidak Suka Berpergian?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat