Mengungkap Sejarah 11.000 Tahun Hubungan Domba dan Manusia

- Domba telah menjadi bagian dari kehidupan manusia selama lebih dari 11.000 tahun. Selain sebagai sumber makanan, domestikasi domba juga memungkinkan manusia mendapatkan susu kaya protein serta bahan untuk membuat kain hangat dan tahan air dari wol mereka.
Studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti internasional berhasil mengungkap sejarah panjang domestikasi domba dan bagaimana mereka tersebar ke berbagai belahan dunia.
Berdasarkan analisis DNA purba dari 118 genom yang berasal dari tulang arkeologis selama 12 milenium dan berbagai wilayah mulai dari Mongolia hingga Irlandia, peneliti menemukan bahwa domba pertama kali didomestikasi sekitar 11.000 tahun yang lalu di wilayah Fertile Crescent.
Desa penggembala domba tertua yang diteliti, Asikli Höyük di Turki tengah, memiliki genom yang mirip dengan populasi domba selanjutnya, mengindikasikan asal-usul domestikasi dari spesies mouflon liar di bagian barat Fertile Crescent utara.
Fertile Crescent atau Hilal Subur adalah sebuah daerah berbentuk bulan sabit yang terletak di Timur Tengah; kini, termasuk di dalam daerah ini adalah negara-negara Irak, Suriah, Lebanon, Wilayah Palestina, Israel, Yordania, Mesir bagian utara, serta daerah utara Kuwait, daerah tenggara Turki dan bagian barat Iran.
Baca juga: 4 Perbedaan Kambing dan Domba

Seleksi Genetik oleh Manusia
Sekitar 8.000 tahun yang lalu, para petani awal mulai melakukan seleksi terhadap kawanan domba mereka, terutama terkait warna bulu. Penelitian ini menunjukkan bahwa manusia pada masa itu sudah memiliki ketertarikan terhadap keunikan dan keindahan hewan ternaknya. Salah satu gen utama yang ditemukan dalam proses seleksi ini adalah gen KIT, yang berperan dalam menentukan warna bulu putih pada berbagai jenis ternak.
Domba yang telah didomestikasi kemudian mulai menyebar ke berbagai belahan dunia. Sekitar 7.000 tahun yang lalu, domba mulai bergerak ke barat seiring dengan pengaruh budaya manusia yang menyebar dari kota-kota awal Mesopotamia. Selain itu, sekitar 5.000 tahun yang lalu, munculnya masyarakat penggembala di stepa Eurasia yang bergerak ke barat tidak hanya mengubah komposisi populasi manusia di Eropa tetapi juga membawa serta domba-domba mereka.
Salah satu temuan paling menarik dalam penelitian ini adalah adanya migrasi besar-besaran domba dari stepa Eurasia ke Eropa selama Zaman Perunggu. Hal ini sejalan dengan migrasi manusia pada periode yang sama, menunjukkan bahwa perpindahan manusia sering kali diiringi oleh hewan ternak mereka.
Baca juga: 6 Hewan yang Tidurnya Paling Singkat, Domba hingga Jerapah
Domba dan Transformasi di Zaman Perunggu
Perubahan besar dalam populasi manusia di Eropa pada Zaman Perunggu juga terjadi pada populasi domba. Sekitar setengah dari garis keturunan domba pada periode ini berasal dari populasi yang ada di stepa Eurasia. Ini mengindikasikan bahwa domba memainkan peran penting dalam perkembangan ekonomi dan budaya manusia, termasuk dalam produksi susu dan keju.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Kevin Daly dan tim dari Trinity College Dublin serta LMU Munich ini memperlihatkan bagaimana hubungan antara manusia dan domba berkembang selama ribuan tahun.
Menurut Dan Bradley, profesor genetika populasi di Trinity College, domestikasi domba tidak hanya membantu manusia dalam kebutuhan pangan dan tekstil tetapi juga berperan dalam penyebaran budaya dan ekonomi. Studi ini membuka wawasan baru tentang sejarah domestikasi hewan dan pentingnya penelitian lintas disiplin untuk memahami pola penyebaran dan seleksi domba di Eurasia dan Afrika.
Sebagai makhluk yang telah menemani perjalanan manusia sejak zaman kuno, domba terus menjadi bagian penting dalam sejarah peradaban manusia. Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami secara lebih rinci bagaimana mereka berevolusi dan beradaptasi dengan berbagai lingkungan di seluruh dunia.
Baca juga: Bulu Domba Berikan Petunjuk Kenapa Ada Rambut yang Keriting
Terkini Lainnya
- Misteri Pukulan Tercepat di Dunia: Bukan Petinju, tapi Udang Mantis
- Lukisan Kecil Maria Magdalena Karya Raphael Terjual Rp 50 Miliar Lebih
- Apakah Alien Itu Nyata, Kapan Kita Bisa Menemukannya?
- Manusia Sedang Berevolusi di Dataran Tinggi Tibet
- Jenis Musik Apa yang Disukai Hewan Peliharaan?
- Adakah Hewan yang Bernyanyi Selain Burung?
- Kata Ilmuwan, Pandemi Tidak Memengaruhi Suhu Bulan, Apa Hubungannya?
- Bisakah Seseorang Meninggal karena Patah Hati?
- Mengapa Kita Membenci Hari Senin?
- Orang yang Bersepeda ke Kantor Lebih Jarang Sakit, Mengapa?
- Lukisan Gua Tertua Ada di Indonesia, Usianya 51.200 Tahun
- Rahasia Afrodisiak, Makanan Pembangkit Gairah: Fakta atau Mitos?
- Apa Benar Unta Menyimpan Air di Punuknya?
- Hewan Apakah yang Memiliki Tangan Terpanjang di Dunia?
- Teleskop James Webb Tangkap Citra Tata Surya yang Sedang Terbentuk
- Resmi, Kemenag Bakal Gelar Sidang Isbat Awal Ramadan 1446 H 28 Februari 2025
- Sentil Marcell Siahaan soal Kasus Royalti, Ahmad Dhani: Once yang Sarjana Hukum Aja Enggak Berani Bawa Lagu Dewa 19 Lagi
- Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon Resmi Menikah
- Bagaimana Kucing Bisa Selalu Mendarat dengan Kakinya?
- Apakah Alien Mengamati Bumi? Bagaimana Teknologi Kita Terlihat di Galaksi Lain
- Mengapa Penting Menemukan Cadangan Air Tersembunyi di Bulan?
- Bisakah Ikan Air Asin Hidup di Air Tawar?
- Semburan Energi Terlihat dari Lubang Hitam di Pusat Galaksi Bima Sakti