Bedanya Simpati dan Empati
- Simpati dan empati berkaitan dengan perasaan yang timbul dalam diri manusia sebagai makhluk sosial.
Kedua istilah itu sering dikaitkan satu sama lain, bahkan dianggap sama. Padahal keduanya memiliki karakteristik dan pemaknaan yang berbeda.
Perbedaan simpati dan empati
Simpati dan empati memiliki perbedaan makna dan karakteristik. Berikut penjelasannya:
Pengertian
Bedanya simpati dan empati terletak pada pengertiannya.
Dikutip dari buku Komunikasi Antarbudaya (2021) karya Sunarno SastroAtmodjo, simpati adalah perasaan tertarik atau ikut merasakan apa yang dialami orang lain.
Misalnya ketika melihat korban bencana alam, orang yang bersimpati akan merasa kasihan dan sedih.
Baca juga: Perbedaan Toleransi dan Simpati
Sementara itu, menurut Mia Fatma Ekasari dalam buku Latihan Keterampilan Hidup bagi Remaja (2022), empati adalah kemampuan mengenal, mengerti, dan merasakan apa yang dialami orang lain, baik dengan ungkapan verbal maupun perilaku.
Contohnya ketika melihat korban bencana alam, orang yang berempati tidak hanya sebatas merasa kasihan, melainkan turut membantu, misal dengan memberi bantuan dana.
Kedalaman
Bedanya simpati dan empati terletak pada kedalaman perasaan atau emosi yang dirasakan seseorang.
Dalam Buku Ajar Komunikasi Interpersonal (2020) karya Ascharisa Mettasatya Afrilia dan Anisa Setya Arifina, dijelaskan bahwa simpati hanya berupa perhatian atau perasaan yang muncul ketika menyaksikan sebuah peristiwa.
Sedangkan ketika berempati, orang benar-benar memosisikan dirinya dalam peristiwa tersebut. Sehingga tahu betul apa yang sedang dirasakan orang lain.
Dengan demikian, simpati tidak mendalam, dan empati lebih mendalam.
Baca juga: Pelaksanaan Sikap Toleransi
Karakteristik
Berikut beberapa perbedaan simpati dan empati, dilansir dari situs Psychiatric Medical Care:
Simpati | Empati |
Adanya pemberian nasihat tanpa diminta | Membutuhkan banyak waktu untuk mendengarkan secara aktif |
Hanya melibatkan pemahaman dari sudut pandang orang yang mendengar atau melihat peristiwa | Melibatkan diri pada posisi orang lain dan memahami alasan mengapa perasaan empati muncul |
Menciptakan perasaan kasihan atas penderitaan orang lain | Tidak hanya menciptakan perasaan, namun juga membantu seseorang untuk lebih didengar serta dipahami |
Berfokus pada pernyataan lisan atau verbal | Lebih fokus pada perilaku atau isyarat nonverbal |
Simpati muncul karena merasa pernah ada di posisi yang sama dengan orang lain. | Empati bisa muncul meski belum pernah mengalami peristiwa yang dialami orang lain. |
Terkini Lainnya
- Gencatan Senjata Irael-Hamas: Harapan dan Realita
- 6 Tujuan Gencatan Senjata
- Perbedaan Pertumbuhan Tumbuhan di Tempat Gelap dan Terang
- Apa itu Gencatan Senjata?
- 5 Ciri-Ciri Terjadinya Reaksi Kimia
- 100 Contoh Kata Kerja dalam Bahasa Inggris
- 5 Alasan Mengapa Tubuh Kita Memerlukan Lemak
- Bagaimana Proses pembentukan Terumbu Karang?
- Minyak Jelantah Bisa jadi Biodiesel, Intip Cara Pengolahannya
- 6 Contoh Definisi Usaha dalam Fisika
- Siapa Penemu Planet Uranus?
- Apa itu Asteroid? Benda Langit di Antara Mars dan Jupiter
- 7 Sifat-sifat Logaritma dalam Matematika
- Menggeser Slogan YOLO, Apa Itu YONO?
- Apa itu Kapibara?
- Munas Akhiri Dualisme Kadin, Ini Kata Arsjad Rasjid
- Shin Tae-yong Buka-bukaan Usai Dipecat PSSI, Janji Akan Sering Datang ke Indonesia
- Konjungsi Penjumlahan: Pengertian dan Contoh Kalimatnya
- Bedanya Has dan Have
- Pengertian dan Ciri-ciri Profesi
- Big Data: Pengertian, Karakteristik, dan Implementasinya
- Sumber Daya Alam yang Bermanfaat untuk Industri Penerbangan