Bahasa Jawa: Nulis lan Maca Pawarta
- Teks pawarta yaitu teks berita yang merupakan salah satu jenis teks yang di dalamnya terdapat berbagai informasi dalam bentuk berita. Baik itu mengenai peristiwa tertentu yang disebarkan lewat media tertentu seperti media televisi, radio, internet, dan sebagainya.
Informasi yang terdapat pada teks berita itu biasanya harus bersifat fakta dan nyata. Akan tetapi, biasanya tidak semua informasi yang ada bisa dijadikan sebagai berita.
Sementara dalam bahasa Jawa, ini disebut dengan kata pawarta yang artinya teks berita yang dihadirkan dalam bahasa Jawa. Kalimat dalam teks pawarta ini pun terbagi menjadi dua, yaitu teks fakta dan opini.
Fakta maksudnya kenyataan dan bisa dibuktikan berdasarkan grafik, gambar, foto, tabel dan sebagainya. Sementara opini berisi pendapat maupun hasil pemikiran penulis pawarta yang belum dilaksanakan.
Baca juga: 7 Contoh Teks Berita Singkat dengan Unsur 5W + 1H
Lalu bagaimana langkah awal untuk menulis pawarta? Coba perhatikan urutan menulis pawarta di bawah ini!
Perangane pawarta
Perangane pawarta (bangunan cerita) yang pokok seperti di bawah ini:
Irah-irahan (judul)
Usahakan membuat judul yang bisa memudahkan para pembaca untuk mengerti maknanya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menulis irah-irahan pawarta, yaitu:
- Kudu nggambarake isine pawarta. (harus menggambarkan isi berita)
- Ngedohne tetembungan kang bombastis. (menjauhkan kalimat yang bombastis)
- Ngedohne saka salah tafsir. (menjauhkan dari salah tafsir)
- Aja adu-adu (adu domba) ngedu wong utawa golongan. (jangan mengadu domba orang atau golongan)
- Prayoga migunakake ukara tanduk lan aja migunakan ukara inverse. (sebaiknya menggunakan kalimat aktif)
- Judul utawa irah-irahan kang arupa opini perlu nyebutake sumbere. (judul yang berupa opini perlu menyebutkan sumbernya)
- Irah-irahan kudu bisa dudut kawigaten. (judul harus bisa mencakup semua isi berita)
Alinea pambuka
Alinea pambuka di dalam pawarta itu harus bisa memperhatikan tiga hal ini, yaitu:
- Dudut kawigaten pawaca. (menarik perhatian pembaca)
- Menehi informasi, babakan kang penting ing pawarta iku. (memberikan informasi tentang isi berita)
- Bisa jurung pamaca amrih bisane mlebu ing perangan isi pawarta sabanjure. (bisa menarik pembaca untuk memasuki bagian isi berita setelahnya)
Awak pawarta
Di dalam awak pawarta ini, mewujudkan isi dari sebuah pawarta, biasanya awak pawarta ini mewujudkan bagian yang tidak terlalu penting jika dibandingkan dengan alinea sebelumnya.
Maka dari itu, di sini ditelaah piramida terbalik, yaitu kalimat dibagian sebelah bawah mewujudkan informasi yang kurang penting sehingga bisa dipotong.
Awak-awak di sini yaitu pokok-pokok atau bagian penting yang membangun pawarta. Di dalam Bahasa Indonesia, lumrah disebut unsur atau struktur berita. Awake pawarta yaitu dengan wujud 5W + 1H seperti dibawah ini:
- Apa (what), apa yang sedang terjadi
- Sapa (who), siapa paraga atau orang yang ada di peristiwa yang terjadi
- Ing ngendi (where), di mana terjadinya peristiwa
- Dhek kapan (when), kapan terjadinya peristiwa
- Genea (why), kenapa peristiwa itu bisa terjadi
- Kepriye (how), bagaimana peristiwa itu bisa terjadi
Panutupe pawarta
Bagian yang terakhir dari pawarta yaitu penutup. Penutup pawarta jenisnya seperti di bawah ini:
- Berupa ringkasan. Kang arupa ringkasan iki isine malah ngarah ing perangan alinea.
- Berupa inti. Isine dudutan saka sapa kang dicrítakake.
- Puncak (klimaks). Ditulis runtut (kronologis).
- Mengagetkan. Mengarahkan para pembaca dalam perkara yang tidak terduga sebelumnya
- Memberikan kesan berita itu tidak ada habisnya
Titikane pawarta
Titikane pawarta Bahasa Jawa yang baik adalah:
- Migunakake basa kang gampang dimangerteni. (menggunakan bahasa yang gampang dimengerti)
- Kudu ngemot 6 perangan, yaiku what, who, why, when, where, lan how. (harus memuat 6 hal, yaitu what, who, why, when, where, dan how)
- Katulis kanthi bener lan apa anane. (tertulis dengan benar dan apa adanya)
Cara mencari pawarta
Cara mencari pawarta, yaitu:
- Wawansabda (wawancara), yaitu bertanya dengan orang lain (saksi, pelaku, ahli) mengenai perkara atau tentang apa penyebab dari peristiwa.
- Melihat, merekam, memfoto,mencatat semua peristiwa yang terjadi.
- Mengunduh pawarta dari kantor berita, internet, radio dan lain-lain dengan tetap menyebutkan sumbernya.
- Panaliten. Untuk melengkapi pawartayang sudah ditulis, pekerjaan wartawan bisa juga melakukan panaliten di buku, dokumen, yang bisa wujud data, tabel dan informasi lainnya.
Tandha jeda ing pamacane pawarta
Di dalam membaca teks pawarta, ada bagian jeda yang harus kita mengerti. Tanda-tanda jeda tersebut yaitu:
Terkini Lainnya
- 50 Contoh Kata Homonim
- Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia
- Mengenal Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif
- Jawaban Soal "Berikut Karakteristik Teks Laporan Hasil Observasi"
- Apakah Setiap Orang Memiliki Hak Suara dalam Pemilu?
- Apa Itu Pejabat Penilai Kinerja? Ini Penjelasannya ....
- Apa yang Kamu Ketahui tentang Kakao?
- Apakah Kamu Mengetahui tentang Demokrasi?
- Bagaimana Aturan Berbahasa dalam Musyawarah? Ini Penjelasannya ....
- Niat dan Tata Cara Sholat Qashar
- Apa Kepanjangan HTML? Ini Penjelasannya ....
- Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan yang Perlu Diketahui
- Bunyi Sila Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima dalam Pancasila
- Hubungan Sistem Biner dengan Sistem Komputer
- Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
- Kenapa Sering Terjadi Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang?
- Pengertian Kelipatan, Kelipatan Persekutuan, dan Faktor Bilangan
- 3 Cara Perkalian dan Pembagian Pecahan Desimal
- Jawaban dari Soal "Ardi Menabung di Bank Sebesar Rp 250.000"
- Jawaban dari Soal "Azka Menabung di Bank Rp 25.000"
- Ngandharake Pawarta dalam Bahasa Jawa