airtronicfirearms.com

Dampak Kolonialisme dalam Bidang Budaya 

Lawang Sewu pada sekitar 1930-an.
Lihat Foto

- Dilansir dari buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, lebih dari 4 abad,interaksi bangsa koloni dan masyarakat pribumi menimulkan banyak perubahan. 

Perubahan akibat kolonialisme membawa dampak besar bagi kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya bidang budaya. 

Dampak kolonialisme dalam bidang budaya adalah runtuhnya kekuasaan feodal di Nusantara, munculnya kebudayaan Indische (Indis) yang merupakan hasil akulturasi budaya Indonesia dan Eropa, dan masyarakat Indonesia mengetahui perkembangan kesenian yang ada di Eropa. 

Baca juga: 5 Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme

Lebih jelasnya, berikut beberapa dampak kolonialisme dalam bidang budaya di Indonesia: 

Memiliki banyak kosa kata

Kebiasaan pemerintah Kolonial menggunakan bahasa Belanda, membawa pengaruh tersendiri. 

Kita memiliki banyak bahasa serapan yang berasal dari bahasa Belanda, Portugis, dan Inggris, misalnya: 

  • Handuk dari bahasa Belanda handdoek 
  • Sepatu dari bahasa Portugis sepato 
  • Buku dari bahasa Inggris book 

Melahirkan budaya indis

Dirangkum dari buku Pasti Bisa Sejarah Indonesia (2019) oleh Tim Ganesha, budaya Indis merupakan budaya campuran antara budaya Belanda dan pribumi. 

Kebudayaan Indis dapat diidentifikasi dengan melacak pengaruh budaya Belanda terhadap tujuh unsur budaya universal di Nusantara. 

Budaya Indis berkembang di Pulau Jawa antara abad ke-18 hingga 19. Masyarakat pribumi di Jawa, khususnya kalangan menengah ke atas merupakan kelas masyarakat yang dianggap bersentuhan dengan budaya Indis. 

Baca juga: Pengertian Kolonialisme dan Sejarahnya di Indonesia

Adanya budaya keroncong 

Contoh musik peninggalan musik pada masa Kolonialisme adalah musik keroncong. Keroncong berasal dari musik Portugis abad ke-16 yang disebut fado, berasal dari istilah Latin yang artinya nasib. 

Fado dulunya populer di wilayah perkotaan Portugis. Awalnya, fado merupakan nyanyian yang dibawa para budah dari Cape Verde (Afrika Barat) ke Portugis mulai abad ke-15. 

Peninggalan budaya kostruksi 

Pada masa penjajahan Belanda, sejumlah raja di Nusantara menggunakan konstruksi Belanda untuk rumah mereka. Misalnya rumah raja Bnaten dan Yogyakarta. 

Selain itu, banyak keluarga priyayi Nusantara yang menggunakan konstruksi bangunana Belanda. Bahkan beberapa gedung perkantoran Belanda di Nusantara umumnya meniru gaya Yunani-Romawi Kuno, dengan ciri-ciri bangunannya besar, pilar besar, dan tinggi di bagian depan. 

Baca juga: Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat