airtronicfirearms.com

7 Anggota TNI AD yang Tewas dalam Lubang Buaya G30S

ilustrasi Hari Kesaktian Pancasila.
Lihat Foto

- Sejak zaman Orde Baru tanggal 1 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Dilansir dari buku Gereja, Agama-agama & Pembangunan Nasional (2006) oleh Weinata Sairin, peringatan tersebut dikaitan dengan peristiwa penting yang terjadi pada taggal 1 Oktober 1965.

Ketika itu Pancasila sebagai dasar negara yang mempersatukan bangsa tetap tegar, kukuh dan eksis, walaupun mengalami rongrongan serta penggerogotan dari golongan komunis yang puncaknya mewujud pada pembunuhan para pahlawan revolusi serta perebutan kekuasaan negara, tanggal 30 September 1965.

Dikutip dari buku Pancasila (2022) oleh Hairul Amren Samosir, adanya Hari Kesaktian Pancasila dimaknai untuk mengenang tujuh anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang tewas di Pondok Gede, Jakarta Timur atau dikenal dengan Lubang Buaya pada 30 September 1965.

Baca juga: Makna Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober

Tujuh anggota TNI AD yang tewas, terdiri atas:

  1. Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani
  2. Letnan Jenderal (Anumerta) R. Soeprapto
  3. Letnan Jenderal TNI (Anumerta) S. Parman
  4. Mayor Jenderal TNI (Anumerta) M.T. Haryono
  5. Mayor Jenderal TNI (Anumerta) D.I. Pandjaitan
  6. Mayor Jenderal TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo
  7. Kapten Czi (Anumerta) Pierre Andreas Tendean

Tujuh anggota TNI AD tersebut merupakan korban penculikan dan pembantaian yang dikenal juga sebagai Gerakan 30 September 1965. 

Hal ini menjadi cikal bakal sejarah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober. 

Kala itu, kelompok PKI mendatangi rumah masing-masing korban, kecuali Pierre Andreas Tendean yang tengah berada di rumah Jenderal TNI A.H Nasution dan menjadi korban salah tangkap. Kelompok PKI itu mengaku sebagai pasukan pengawal Istana (Cakrabirawa).

Baca juga: Doa Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober

Mereka berdalih akan menjemput para korban karena dipanggil oleh Presiden Soekarno, namun sebenarnya tidak.

R. Soeprapto, Sutoyo Siswomiharjo, S. Parman, dan Pierre Andreas Tendean ikut dengan mereka dalam keadaan hidup.

Mereka kemudian dibawa ke sebuah markas di kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur.

Setelah tiba di markas itu, keempat anggota TNI AD itu dibunuh.

Lalu, mayat mereka dimasukkan ke sebuah sumur tua yang tak terpakai berdiameter 75 sentimeter dengan kedalaman 12 meter.

Sementara Ahmad Yani, M.T Haryono, dan D.I Pandjaitan ditembak di rumah masing-masing.

Mayatnya kemudian dibawa ke markas tersebut dan dimasukkan ke dalam sumur tua yang kini dikenal sebagai Lubang Buaya.

Baca juga: Latar Belakang Ditetapkannya 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat