Kloning, Proses untuk Membuat Salinan Genetik Makhluk Hidup
- Kloning adalah istilah yang sering kita temui dalam berbagai film dan cerita fiksi ilmiah. Biasanya, kloning digambarkan sebagai proses di mana seseorang atau makhluk hidup memiliki duplikat diri yang sangat mirip, bahkan identik.
Dalam dunia nyata, kloning bukanlah hal yang hanya ada dalam khayalan, meskipun proses ini memang tampak luar biasa.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kloning? Bisakah kloning benar-benar dilakukan? Untuk memahami lebih jauh, mari kita telusuri penjelasan ilmiah tentang kloning.
Apa itu kloning?
Secara sederhana, kloning adalah proses untuk menciptakan salinan genetik yang identik dari makhluk hidup. Proses ini dapat dilakukan pada berbagai tingkat, mulai dari kloning gen atau sel, hingga menciptakan individu yang sepenuhnya identik dengan individu aslinya.
Meski sering terdengar seperti teknologi masa depan, kloning sudah ada di alam sejak zaman purba.
Baca juga: Rekayasa Genetik: Pengertian, Manfaat, dan Dampaknya
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, bakteri yang berkembang biak secara aseksual melalui pembelahan biner, mereka menciptakan salinan identik dari diri mereka sendiri.
Dalam hal manusia, kloning juga terjadi secara alami, misalnya pada saat sel-sel tubuh manusia melakukan mitosis, yaitu proses pembelahan sel untuk menghasilkan dua sel anak yang identik.
Bahkan sel-sel kulit atau sel-sel yang membentuk saluran pencernaan kita adalah hasil dari kloning alami. Namun, pengecualiannya adalah sel-sel reproduksi, yaitu sperma dan telur yang melalui proses rekombinasi genetik.
Proses dilakukannya kloning
Selain terjadi secara alami, kloning juga dapat dilakukan oleh para ilmuwan di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian dan eksperimen.
Dilansir dari Learn genetics, ada dua metode utama yang digunakan ilmuwan untuk menciptakan salinan genetik suatu organisme yaitu kembaran embrio buatan dan transfer inti sel somatik.
1. Kembaran Embrio Buatan
Teknik ini mirip dengan proses alami yang terjadi saat bayi kembar identik terbentuk. Dalam pembuatan embrio kembar buatan, embrio yang masih sangat muda dipisahkan menjadi beberapa sel yang akan terus berkembang menjadi individu terpisah.
Semua embrio yang dihasilkan berasal dari sel telur yang sama, sehingga mereka secara genetik identik.
Proses ini dilakukan di luar tubuh induk, yaitu di cawan petri, sebelum akhirnya embrio dimasukkan ke dalam tubuh induk pengganti untuk menyelesaikan perkembangannya.
Baca juga: Mengenal Perkembangan Embrio Ayam hingga Menetas
2. Transfer Nuklir Sel Somatik (SCNT)
Teknik ini pertama kali berhasil menciptakan Dolly si Domba, hewan pertama yang dikloning dari sel somatik dewasa. Dalam proses SCNT, ilmuwan memindahkan inti dari sel somatik (sel tubuh selain sperma dan telur) ke dalam sel telur yang telah dihilangkan intinya.
Sel telur tersebut kemudian diperlakukan seolah-olah itu adalah sel telur yang baru dibuahi dan mulai berkembang menjadi embrio.
Embrio ini kemudian ditanamkan ke dalam tubuh induk pengganti, yang akan melahirkan klon yang identik dengan hewan yang memberikan sel somatik.
Meski sering kali digambarkan dalam fiksi ilmiah, kloning sebenarnya merupakan fenomena yang telah ada sejak lama di alam dan juga dapat dilakukan dengan teknologi canggih yang dimiliki oleh para ilmuwan saat ini.
Di mana suatu gen, sel, jaringan, atau bahkan keseluruhan individu dibuat salinan yang sama persis untuk tujuan tertentu. Baik, melalui metode kembaran embrio buatan dan transfer inti sel somatik.
Teknologi kloning mungkin masih akan terus berkembang ke arah yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan dalam berbagai bidang, seperti konservasi spesies hingga pembuatan organ tubuh untuk transplantasi.
Terkini Lainnya
- Perbedaan Visa dan Paspor
- Mengapa pada Dinding Tenggorokan terdapat Silia?
- Cara Menghitung Volume Prisma Segitiga
- 3 Dampak Buruk El Nino
- Apa Itu El Nino? Pemanasan Air Laut yang Mengubah Cuaca Dunia
- Daftar Pelat Nomor Kendaraan Dinas Pejabat dan Menteri di Indonesia
- Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur
- 3 Teori Asam Basa: Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis
- 3 Manfaat Kesehatan Minyak Kelapa Sawit
- Kloning, Proses untuk Membuat Salinan Genetik Makhluk Hidup
- Mengapa Sel Heterotrofik Diduga Makhluk Hidup Pertama yang di Bumi?
- Iris, Bagian Mata yang Mengatur Jumlah Cahaya Masuk
- Apa Itu Aurora? Fenomena Cahaya Indah di Langit Kutub
- Siap-siap 28 Januari 2025, Planet Akan Berjajar di Langit
- Apa itu Planet Berjajar?
- Ledakan di Rumah Polisi di Mojokerto, Lima Rumah Rusak, 2 Orang Tewas
- Khabib Nurmagomedov Diusir dari Pesawat, Frontier Airlines Diminta Cepat Selidiki
- Terduga Pelaku Penusukan Aktor Sandy Permana Diduga Pernah Jadi Kru Tukang Bubur Naik Haji
- Mengapa Sel Heterotrofik Diduga Makhluk Hidup Pertama yang di Bumi?
- Iris, Bagian Mata yang Mengatur Jumlah Cahaya Masuk
- Apa Itu Aurora? Fenomena Cahaya Indah di Langit Kutub
- Siap-siap 28 Januari 2025, Planet Akan Berjajar di Langit
- Apa itu Planet Berjajar?