Alasan Menpora Hadiahi PON Aceh-Sumut 2024 dengan Nilai 8,5
- Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, menilai pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 berjalan sukses dan bahkan memberinya rapor hijau dengan nilai tinggi.
Menpora berusia 33 tahun tersebut bahkan tak ragu memberikan ajang yang penuh kontroversi dari sisi penyelenggaraan itu nilai tambahan apabila upacara penutupan berjalan lancar.
PON kali ini diwarnai banyak kekurangan seperti pemberian makanan kepada atlet yang dinilai tidak sepantasnya untuk harga katering di rencana anggaran, venue-venue yang belum siap, arena laga yang tidak sepenuhnya layak dipakai sehingga atap roboh, hingga kontroversi di laga sepak perempat final antara tuan rumah Aceh melawan Sulawesi Tengah.
"Nilai ini saya berikan sebelum acara penutupan, karena penilaian final akan dilakukan setelah closing ceremony. Jika semua berjalan sempurna, bisa mencapai 10," ungkap Dito dalam konferensi pers di Medan, Sumatera Utara, pada Jumat (20/9/2024).
Baca juga: Penutupan PON XXI 2024: Jabar Juara Umum, NTB-NTT Siap Jadi Tuan Rumah 2028
Dito memilih menyoroti kemajuan yang telah terjadi dalam pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumut, termasuk banyaknya rekor yang dipecahkan oleh para atlet.
"Terdapat banyak rekor nasional yang berhasil dipecahkan di berbagai cabang olahraga, menunjukkan bahwa pembinaan atlet di daerah ini sangat bersaing dan kompetitif," ujarnya.
Beberapa di antara rekor yang dipecahkan adalah tujuh rekor nasional dan 21 rekor PON dari cabang olahraga atletik, satu rekor nasional dan 17 rekor PON di renang, tujuh rekor nasional dan enam rekor PON dari selam kolam, serta dua rekor PON dalam angkat berat.
"Lokasi pertandingan juga sangat menarik, seperti GOR Bola Voli Sumut Sport Center dan Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center. Medan International Convention Center (MICC) juga menjadi tempat yang baik untuk e-sport," tambahnya.
Sekaligus, sang politisi Golkar ini menekankan bahwa arena-arena tersebut bisa menjadi warisan berharga bagi Sumatera Utara.
Meski demikian, Dito mengakui masih ada kekurangan dalam penyelenggaraan PON XXI. Menurutnya, mengorganisir acara di dua provinsi sebagai tuan rumah adalah tantangan tersendiri.
"Ada banyak catatan perbaikan yang perlu dilakukan. Kami sadar venue voli di kompleks sport belum sepenuhnya selesai dan pembangunan jalan di sekitar Stadion Utama Sport Center Sumut masih dalam tahap penyelesaian. Namun, ini semua menjadi warisan positif bagi Sumatera Utara untuk masa depan," jelas Dito.
Dia juga berkomitmen untuk menjadikan setiap kekurangan dalam penyelenggaraan ini sebagai evaluasi, agar PON selanjutnya yang akan diselenggarakan di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) bisa berlangsung lebih baik.
Terkini Lainnya
- MotoGP Mandalika 2024 Bukan yang Terakhir di Indonesia, Kesempatan Marquez Hapus "Kutukan"
- MotoGP Mandalika 2024: Marquez Dikecewakan Alat Pemadam Kebakaran
- Presiden Jokowi Lihat Progres MotoGP Mandalika 2024, Ungkap Pandangan Dorna
- Marquez Gagal Finis Lagi di MotoGP Mandalika: Ucap Kata Bahasa Indonesia, Ada Sedikit Pelipur Lara
- Jorge Martin Raja di MotoGP Mandalika 2024: Menyala Abangku, Terima Kasih!
- Hasil MotoGP Mandalika 2024: Jorge Martin Balas Kekecewaaan, Kutukan Marquez Masih Ada
- MotoGP Mandalika 2024: Marquez Seliweran Naik Skutik, Vinales Bersepeda
- Sensasi Menuju MotoGP Mandalika 2024 dari Kaki Rinjani: Diuji bak Pebalap MotoGP
- Penyesalan Elma Theana Tak Temani Saat Terakhir Ibunda Sebelum Meninggal
- Nama Soekarno, Soeharto, dan Gus Dur Dicabut dan Dihapus dari TAP MPR
- Jonatan Christie Siap Tempur di Semifinal China Open 2024
- Woodball Jadi Debutan di PON 2024 Aceh-Sumatera Utara, Jateng Juara Umum