Peraih Medali Asian Games Soal Tantangan Bermain di PON XXI 2024
- Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumut menyuguhkan kesan tersendiri bagi para karateka berlabel Timnas Indonesia.
Meskipun mempunyai pengalaman di kancah internasional, pesta olahraga empat tahunan Indonesia ini menghadirkan tantangan tersendiri.
Hal itu diungkapkan oleh peraih medali perunggu Asian Games 2022, Ignatius Joshua Kandou yang mewakili Jawa Timur. Menurutnya, tampil di ajang olahraga multievent menghadirkan tekanan berbeda dan tidak biasa.
“Kalau secara pressure sih sebenarnya karena anggapan semua orang atlet timnas jadi ekspektasi orang itu seperti tinggi sekali sama kita,” kata karateka yang biasa disapa Joshua kepada .
“Bukan berarti kita tidak ingin memenuhi ekspektasi, tetapi kita juga main dengan style sendiri. Kadang kita dilatih tidak banyak teknik-teknik yang macam-macam nah tapi orang-orang kadang inginnya melihat sesuatu yang wah. Kadang itu yang membuat berat,“ imbuhnya.
Baca juga: DKI Jakarta Raih Juara Umum Karate di PON XXI 2024, Akhiri Dominasi Jabar dan Jatim
Ia bahkan menyebut tekanan yang didapatkan tidak kalah beratnya saat mewakili Indonesia di ajang internasional.
Ada gengsi dan harga diri yang harus dijaga, menyangkut nama daerah sehingga terasa lebih personal.
“Beban sekali, karena pressure membawa nama daerah. Gengsi daerah itu ada meskipun di timnas kita itu sering bertemu teman-teman tapi di sini kan permainan bertemu antar daerah,” ujar Ignatius Joshua Kandou.
Keresahan Soal PON
Di sisi lain dari segi penyelenggaraan PON XXI 2024, ia memiliki beberapa keresahan. Salah satunya masalah kualitas wasit atau pengadil pertandingan.
Ia merasa tidak puas karena dirugikan keputusan wasit yang kurang tepat. Drinya masih belum berhasil meraih emas karena kalah 2-3 dari perwakilan DKI Jakarta Muhammad Miguel.
Sehingga, pada PON XXI 2024 ini ia hanya menyabet perak dari nomor kumite perorangan -75 kg putra.
“Kalau saat perorangan aku sedih dapat perak sudah berjuang maksimal secara atlet tapi aku merasa wasit juri kurang fair. Aku coba bangkit lagi ya sudah aku anggap game dan tidak bisa terlalu memaksakan diri,” tutur .
“Menurutku wasit tidak masuk akal. Tapi ya sudahlah,” ucapnya lagi.
Baca juga: Penutupan PON XXI 2024: Jabar Juara Umum, NTB-NTT Siap Jadi Tuan Rumah 2028
Sementara itu, karateka kontingen DKI Jakarta Ceyco Zefanya Hutagalung mengungkapkan label atlet timnas yang melekat tidak menjadi keuntungan.
Justru sebaliknya, memberikan tekanan lebih pada penampilannya. Membuat PON kali ini lebih menantang daripada sebelumnya.
Terkini Lainnya
- MotoGP Mandalika 2024 Bukan yang Terakhir di Indonesia, Kesempatan Marquez Hapus "Kutukan"
- MotoGP Mandalika 2024: Marquez Dikecewakan Alat Pemadam Kebakaran
- Presiden Jokowi Lihat Progres MotoGP Mandalika 2024, Ungkap Pandangan Dorna
- Marquez Gagal Finis Lagi di MotoGP Mandalika: Ucap Kata Bahasa Indonesia, Ada Sedikit Pelipur Lara
- Jorge Martin Raja di MotoGP Mandalika 2024: Menyala Abangku, Terima Kasih!
- Hasil MotoGP Mandalika 2024: Jorge Martin Balas Kekecewaaan, Kutukan Marquez Masih Ada
- MotoGP Mandalika 2024: Marquez Seliweran Naik Skutik, Vinales Bersepeda
- Sensasi Menuju MotoGP Mandalika 2024 dari Kaki Rinjani: Diuji bak Pebalap MotoGP
- Penyesalan Elma Theana Tak Temani Saat Terakhir Ibunda Sebelum Meninggal
- Nama Soekarno, Soeharto, dan Gus Dur Dicabut dan Dihapus dari TAP MPR
- Jadwal China Open 2024: Perjuangan 3 Wakil Indonesia di Semifinal