airtronicfirearms.com

22 Tahun Perjalanan IBL, Berkembang Jadi Liga Basket Tertinggi Indonesia

Aksi Brandone Francis yang bersikukuh melempar bola di tengah bayang-bayang lawan dalam pertandingan lanjutan Indonesia Basketball League (IBL) 2024 antara Prawira Bandung vs Bali United Basketball, Jumat (19/4/2024) di C-Tra Arena, Bandung.
Lihat Foto

- Indonesian Basketball League (IBL) telah melalui perjalanan panjang yang penuh tantangan dan perubahan sejak pertama kali diadakan pada 2003. 

Liga bola basket tertinggi di Indonesia ini tidak hanya menghadapi dinamika internal, tetapi juga berbagai situasi eksternal yang menguji keberlangsungannya.

IBL telah mengalami berbagai pergantian kepemimpinan selama 22 tahun terakhir. Pada awal berdirinya, Ary Sudarsono menjadi pemimpin pertama pada 2003, diikuti Agus Mauro yang memegang kendali selama tiga tahun (2004-2006).

Setelah itu, Hasani Abdulgani memimpin selama dua tahun (2007-2009), sebelum liga bertransformasi menjadi National Basketball League (NBL) di bawah kepemimpinan Azrul Ananda selama lima tahun (2010-2015).

IBL kemudian kembali hadir pada 2016 dengan Hasan Gozali sebagai pemimpin selama tiga tahun hingga 2019. Pada 2020, Junas Miradiarsyah mengambil alih kepemimpinan, menghadapi tantangan besar berupa pandemi Covid-19.

Baca juga: Dimulai 11 Januari, IBL 2025 Akan Sajikan 203 Pertandingan

Hingga kini, Junas memimpin liga selama enam musim berturut-turut, menjadikannya pemimpin terlama dalam sejarah IBL.

Di bawah kepemimpinan Junas Miradiarsyah, IBL berhasil meraih berbagai pencapaian yang signifikan, seperti liga nasional pertama yang Bangkit dari pandemi Covid-19

Saat pandemi melanda, IBL menjadi liga nasional pertama yang berhasil melanjutkan kompetisi melalui konsep "bubble" yang aman pada 2021. Protokol kesehatan yang diterapkan bahkan menjadi acuan bagi cabang olahraga lain di Indonesia.

Kemudian pencapaian berikutnya adalah jumlah peserta tertinggi dalam sejarah.

Setelah sempat mengalami penurunan jumlah peserta pada 2019 (9 tim dari sebelumnya 12 tim), IBL berhasil mencatat rekor baru dengan 16 tim peserta pada 2022.

Pada 2023, IBL memperpanjang durasi kompetisi dari sebelumnya 3,5 bulan menjadi 6,5 bulan. Jumlah pertandingan reguler juga meningkat drastis, dari 97 pertandingan menjadi 240, hal itu menjadi periode kompetisi dan jumlah pertandingan terpanjang IBL.

Baca juga: Bersiap Hadapi IBL 2025, Bima Perkasa Boyong Eks Pemain NBA

Pencapaian lainnya adalah pada 2024, IBL memulai konsep home & away untuk pertama kalinya dalam sejarah bola basket nasional. Format ini bertujuan untuk membangun industri bola basket yang lebih solid dan memberikan pengalaman berbeda bagi penggemar.

Pencapaian terakhir adalah, kategori pemain baru dan penerapan salary cap. Penambahan kategori pemain asing, naturalisasi, dan heritage pada 2024 membuat kualitas kompetisi semakin meningkat.

Selain itu, penerapan salary cap sebagai batas gaji pemain per musim pada tahun yang sama bertujuan untuk menciptakan persaingan yang lebih seimbang di antara tim serta menjaga stabilitas finansial klub.

Berbagai pencapaian ini menunjukkan bahwa IBL telah menemukan arah yang tepat untuk berkembang menjadi liga yang lebih profesional dan kompetitif.

Baca juga: Cara IBL Lahirkan Talenta Hebat

Dengan dukungan organisasi PP Perbasi, kehadiran FIBA di Indonesia, serta program untuk memasyarakatkan bola basket, IBL berada di jalur menuju puncak baru dalam industri olahraga nasional.

Perjalanan IBL masih panjang, tetapi dengan fondasi yang kuat dan visi yang jelas, masa depan bola basket Indonesia tampak semakin cerah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat