airtronicfirearms.com

UPDATE Banjir Sumbar: Korban Meninggal Capai 67 Orang, 20 Warga Masih Hilang

Petugas melakukan evakuasi warga pasca banjir bandang di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Minggu (12/5/2024). Banjir bandang akibat meluapnya aliran air lahar dingin Gunung Marapi serta hujan deras di daerah itu mengakibatkan 18 tewas, sejumlah rumah rusak dan ratusan warga diungsikan.
Lihat Foto

- Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menetapkan masa tanggap darurat hingga Minggu (26/5/2024).

Penetapan status tanggap darurat ini merupakan imbas banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang, Padang Pariaman, dan Kota Padang.

Untuk diketahui, Sumbar diterjang banjir bandang dan tanah longsor pada Sabtu (11/5/2024) hingga Minggu (12/5/2024).

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat Ilham Wahab mengatakan, fokus saat ini adalah mencari dan mengevakuasi para korban.

“Saat ini fokus evakuasi korban dan pemberian bantuan bagi korban terdampak,” katanya dikutip dari , Rabu (15/5/2024).

Baca juga: Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini Tersapu oleh Alam

Jumlah korban meninggal, hilang, dan luka

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, korban meninggal banjir bandang dan tanah longsor Sumbar sudah mencapai 67 orang.

Selain itu, sebanyak 20 warga juga dilaporkan masih hilang, 44 warga mengalami luka-luka, sementara 898 kepala keluarga terdampak bencana tersebut.

Terpisah, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, jumlah korban meninggal bertambah seiring ditemukannya warga yang sebelumnya dilaporkan hilang.

“Kita semua di sini ada pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota, bersatu semuanya bekerja bersama-sama termasuk dalam proses pencarian dan evakuasi korban di mana,” ujar Suharyanto dalam keterangan rsmi yang diterima , Kamis (16/5/2024).

“Kami terus lakukan sampai bapak ibu ahli waris mengatakan stop baru kita berhenti, artinya kita maksimalkan untuk terus melakukan pencarian di samping penanganan darurat yang lain dikerjakan,” tambahnya.

Baca juga: Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Rumah warga direlokasi

Suharyanto juga meninjau langsung lokasi banjir bandang dan tanah longsor Sumbar di pengungsian di Simpang Manunggal, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar dan pos pengungsian di Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.

Ia mengatakan, tim Badan Geologi, BNPB, serta BMKG sedang melakukan kajian guna area terdampak, berpotensi terdampak, hingga area yang tergolong aman untuk ditinggali dan harus direlokasi.

Nantinya, pemerintah provinsi akan menyediakan lahan guna merelokasi rumah warga, sedangkan pembangunan rumahnya akan dilakukan oleh pemerintah pusat dalam melalui Kementerian PUPR dan BNPB.

“Apabila nanti termasuk daerah berbahaya dan ke depan ingin selamat ketika ada bencana susulan, maka sebaiknya bapak dan ibu pindah, lahannya akan disiapkan oleh pemerintah,” kata Suharyanto.

Baca juga: Sumbar Berstatus Tanggap Darurat Bencana sampai 26 Mei 2024

“Pak Gubernur akan menyediakan lahan, rumahnya dibangun oleh BNPB dan Kementerian PUPR. Nanti yang menentukan aman dan tidaknya mereka yang ahli dari Badan Geologi dan BMKG,” tambahnya.

Suharyanto juga meminta agar masyarakat yang terdampak dan sedang mengungsi supaya melaporkan setiap kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi selama masa tanggap darurat ini.

Ia berpesan agar warga tak perlu khawatir selama kondisi darurat usai banjir bandang dan tanah longsor menerjang Sumbar.

"Setiap daerah ada posko, di sana ada pejabat, petugas, dan tim gabungan jadi jangan khawatir, tentu kami tahu dan rasakan bapak dan ibu sedang berduka, tapi mari kita bangkit lebih kuat karena kita merasakan juga, dan mari kita jalani dan bersatu sebagai bangsa sehingga bisa melewati musibah ini sama-sama dengan baik," imbuhnya.

Baca juga: Walhi: Banjir dan Longsor di Sumbar Bukti Deforestasi TNKS Makin Parah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat