Ada Kontes Penamaan "Bulan Semu" Milik Bumi, Bisa Diikuti Seluruh Masyarakat Dunia
- Sebuah kontes baru memungkinkan masyarakat dunia memberi nama salah satu Bulan semu atau Bulan palsu milik Bumi.
Bertajuk "Name a Quasi Moon!", kontes ini digelar oleh program radio dan siniar Amerika Serikat, Radiolab, bersama Persatuan Astronomi Internasional (IAU).
Sesuai namanya, perlombaan tanpa pungutan biaya ini mengharuskan peserta menyusun sebuah kata yang akan menjadi nama quasi moon atau Bulan kuasi.
"Radiolab bermitra dengan IAU untuk meluncurkan kontes penamaan global selama berbulan-bulan untuk salah satu Bulan kuasi Bumi (asteroid 164207)," tulis Radiolab.
Quasi Moon atau Bulan kuasi juga dikenal sebagai satelit kuasi, adalah obyek luar angkasa yang mengorbit Matahari, serta memiliki lokasi yang dekat dengan planet.
Baca juga: Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi
Kontes nama untuk GU9 2004
Melalui ajang ini, masyarakat dapat mengirimkan nama-nama potensial untuk asteroid 164207 atau dikenal juga sebagai GU9 2004.
Asteroid 164207 adalah Bulan kuasi pertama yang ditemukan pada 20 tahun silam. Batuan luar angkasa ini memiliki lebar sekitar 1.000 meter.
Dilansir dari Live Science, Jumat (7/6/2024), sebuah studi pada 2010 mengungkapkan, GU9 2004 kemungkinan akan bergerak bersama Bumi hingga 2600.
Gagasan memberi nama satelit semu ini pertama kali dikemukakan oleh Radiolab setelah mereka berhasil memberi nama satu-satunya Bulan kuasi Venus, Zoozve, pada Februari lalu.
Saat itu, co-host Latif Nasser melihat typo atau salah ketik nama asteroid pada peta sistem tata surya.
"Saya sangat senang membantu memberi nama Bulan kuasi Venus, sehingga saya ingin seluruh dunia mendapat kesempatan yang sama," kata Nasser.
"Saya tidak sabar mendengar nama-nama yang diberikan orang untuk tetangga bintang rock aneh kita," sambungnya.
Baca juga: NASA Luruskan Kabar Asteroid yang Disebut Akan Tabrak Bumi pada 2024
Syarat ikut kontes penamaan "Bulan baru"
Siapa pun yang berusia di atas 18 tahun dapat mengikuti kontes penamaan Bulan kuasi dengan mengisi formulir online ini beserta alasannya mulai 1 Juni-30 September 2024.
Namun, terdapat beberapa aturan dan pertimbangan tambahan yang perlu diperhatikan sebelum mulai mengirimkan nama.
Pertama, nama yang disarankan harus berasal dari mitologi, artinya berasal dari tokoh atau obyek dalam mitologi apa pun.
Terkini Lainnya
- Alasan Pemerintah Terapkan Opsen Pajak Kendaraan Bermotor Mulai 5 Januari 2025
- Tak Ada Gugatan, Kapan Pemenang Pilkada Jakarta 2024 Ditetapkan?
- Ramai Narasi Awan Topan Seukuran Pulau Jawa di Selatan Indonesia, Ini Kata BMKG
- 6 Cagub-Cawagub yang Diusung PDI-P Gugat Hasil Pilkada, Siapa Saja?
- Pengakuan SPG Korban Dugaan Pelecehan Seksual Anggota DPRD Cirebon
- Penjelasan Batik Air soal Mesin Pesawat yang Mati Saat Hendak Lepas Landas di Yogyakarta
- Puncak Hujan Meteor Geminid 13-14 Desember 2024, Ini Cara Lihat dan Rekam dari Indonesia
- Ramai soal Hyundai Creta Prime Isi BBM Pertalite, Warganet: Kok Bisa Dapat Barcode?
- Resmi, Ini Daftar UMP 2025 Se-Pulau Jawa
- Sebelum Pindah ke PBI, Apakah Peserta Mandiri Harus Lunasi Tunggakannya Lebih Dulu?
- Rumor Spesifikasi dan Jadwal Rilis iPhone SE 4
- Sering Tidak Cabut "Charger" dari Colokan Listrik, Apa Konsekuensinya?
- Harga Elpiji 3 Kg di Yogyakarta Naik Jadi Rp 18.000 per 10 Desember 2024
- "Deepfake" dan Isu SARA dalam Pilkada 2024
- 5 Rekomendasi Chatbot AI Alternatif Pengganti ChatGPT
- Trump Undang Xi Jinping Hadiri Pelantikan Presiden AS
- Sering Tidak Cabut "Charger" dari Colokan Listrik, Apa Konsekuensinya?
- Ramai Narasi Awan Topan Seukuran Pulau Jawa di Selatan Indonesia, Ini Kata BMKG
- Masa Unduh Sertifikat UTBK-SNBT Dipercepat Jadi 13 Juni 2024, Ini Cara Melihatnya
- Profil Simon Aloysius Mantiri, Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Utama Pertamina
- Tak Banyak yang Tahu Vitamin F, Berikut Beragam Manfaatnya
- [POPULER TREN] Penjelasan BKN soal Jadwal Seleksi CPNS 2024 | 5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto
- Daftar Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang dari Jokowi