Hujan Lebat Masih Rawan Terjadi Saat Musim Kemarau 2024, Sampai Kapan?
- Berbagai wilayah di Indonesia masih diguyur hujan lebat disertai angin kencang dan petir walau sudah memasuki musim kemarau pada Juli 2024.
Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, terjadinya hujan di tengah musim kemarau 2024 bukanlah anomali iklim.
Hal tersebut terjadi karena letak geografis Indonesia yang berada di antara dua benua, yakni Australia dan Asia dan dua samudera, yakni Pasifik dan Hindia.
“Letak geografis ini menjadikan Indonesia memiliki dua musim yang berbeda, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Angin monsun barat dari benua Asia membuat Indonesia mengalami musim hujan,” ujar Dwikorita, kepada , Rabu (10/7/2024).
“Sementara secara umum, musim kemarau di Indonesia berkaitan dengan aktifnya angin monsun timur dari Australia yang bersifat kering,” tambahnya.
Lantas, hujan lebat saat musim kemarau 2024 berlangsung sampai kapan? Berikut penjelasan BMKG.
Baca juga: Ramai soal La Nina Penyebab Hujan Turun Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG
Prediksi hujan lebat saat musim kemarau 2024
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, pihaknya memprediksi hujan lebat saat musim kemarau masih akan terjadi hingga Senin (15/7/2024).
BMKG juga menemukan beberapa wilayah yang sudah diguyur hujan lebat sejak Jumat (5/7/2024) hingga Sabtu (6/7/2024).
Wilayah tersebut adalah Kota Bengkulu, Bengkulu yang diguyur hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat di atas 100 mm.
Di sisi lain, Kabupaten Mimika, Papua juga dilanda hujan lebat hingga sangat lebat sebesar 117,2 mm.
Guswanto menjelaskan, turunnya hujan saat musim kemarau tahun ini berkaitan dengan Madden Julian Oscillation (MJO) yang sudah memasuki fase tiga atau Indian Ocean.
MJO adalah aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali dengan pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30-40 hari.
Baca juga: Ramai soal Bali Terasa Dingin Saat Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG
Kemunculan MJO dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap musim kemarau yang sedang berlangsung
“Meskipun umumnya musim kemarau ditandai dengan cuaca kering dan minim hujan, fase MJO ini bisa mempengaruhi pola cuaca dengan meningkatkan kemungkinan adanya periode hujan yang lebih intens atau tidak biasa selama musim kemarau, terutama pada puncak musim kemarau,” ujarnya kepada , Selasa (9/7/2024).
“Hal ini menunjukkan bahwa cuaca ekstrem pada musim kemarau yang cenderung konsisten kering dapat dipengaruhi oleh faktor regional seperti MJO,” tambahnya.
Selain MJO, faktor lain yang menyebabkan musim kemarau tahun ini menjadi basah adalah gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial, gelombang Kelvin, sirkulasi siklonik, daerah perlambatan angin (konvergensi), daerah pertemuan angin (konfluensi), intrusi udara kering, dan labilitas lokal kuat.
Baca juga: Mengapa Suhu Dingin Justru Datang Saat Kemarau? Ini Penjelasan BMKG
Wilayah yang berpotensi dilanda hujan sedang-lebat
Guswanto menerangkan, beberapa wilayah bakal dilanda hujan dengan intensitas sedang-lebat hingga Senin mendatang.
Simak daftar selengkapnya berikut ini:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Riau
- Kepulauan Riau
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Bengkulu
- Lampung
- Banten
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara, Maluku
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua Tengah
- Papua Pegunungan
- Papua
- Papua Selatan.
Baca juga: Kenapa Pagi Hari Terasa Dingin Saat Indonesia Dilanda Suhu Panas? Ini Kata BMKG
Terkini Lainnya
- Gempa M 6,4 Miyazaki, Jepang Sebabkan 2 Tsunami Kecil, BMKG: Tak Berdampak ke Indonesia
- Update Kebakaran Los Angeles: 24 Orang Tewas, Kerugian Capai Rp 2.448 triliun
- Siapa Quentin Jakoba yang Mengaku Ditunjuk Jadi Pelatih Fisik Timnas?
- Ramai soal Penumpang KA Turun di Persilangan Rel untuk Jajan, Ini Kata KAI
- Amankah Makan Ikan Hias? Perhatikan Cirinya
- Daftar 20 Instansi Gelar Seleksi CPNS Hanya SKD dan SKB Tanpa Tes Tambahan
- 2024 Jadi Tahun Terpanas, Suhu Global Naik 1,5 Derajat Celsius karena Emisi
- Profil Carmen, Idol Indonesia Pertama yang Debut di SM Entertainment
- Depok Disebut Singkatan dari "De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen", Ini Penjelasan Sejarawan
- 5 Fakta Sandy Permana Meninggal, Diduga Ditusuk Tetangga
- 2 Kuliner Indonesia Jadi Makanan Terburuk di Dunia 2025 Versi Taste Atlas
- Komdigi Lantik Struktur Direktorat Jenderal Baru, Berikut Tugas dan Fungsinya
- Jobstreet Ungkap Ciri Lowongan Kerja Palsu, Waspada Penipuan!
- Dugaan Penyebab Ledakan Mojokerto yang Hancurkan Rumah Polisi
- Punya Rasa Pahit, Apa Saja Manfaat Kulit Jeruk untuk Kesehatan?
- Gempa Jepang M 6,8 Picu 2 Tsunami Kecil Setinggi 20 Cm
- Mars dan Bulan Serigala Tampak Malam-malam Ini
- Tragedi Meninggalnya Sandy Permana, Aktor 'Mak Lampir'
- 5 Fakta Sepuluh Polisi Dilaporkan Sekap dan Aniaya Seorang Warga di Bali
- Matahari Tepat di Atas Kabah pada 15-16 Juli 2024, Bagaimana Prosesnya?
- Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 11-12 Juli 2024
- Gaduh soal Puluhan Ribu KK Terancam Diblokir di Surabaya, Ini Penjelasan Dukcapil
- Rekrutmen Tamtama TNI AL 2024 Dibuka, Syarat Ijazah Minimal SMP