Menelusuri Gaung Psikoakustik
DALAM perjalanan upaya memahami apa yang disebut sebagai musik, saya menemukan istilah yang disebut sebagai akustik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia makna akustik adalah: 1 mengenai atau berhubungan dengan organ pendengar, suara, atau ilmu bunyi: saraf --; 2 rancangan dan sifat khusus ruang rekaman, pentas, auditorium, dan sebagainya.; 3 tempat rekaman atau reproduksi suara dilaksanakan ; 4 n keadaan ruang yang dapat mempengaruhi mutu bunyi.
Sementara kamus Oxford memaknakan psikoakustik sebagai “the branch of psychology concerned with the perception of sound and its physiological effects.”
Pergelaran musik di Indonesia secara umum terbagi menjadi dua jenis, yaitu musik akustik dan musik elektronik.
Musik akustik adalah musik yang dipergelar dengan alat musik nonelektronik seperti alat musik gesek, petik, pukul dan tiup yang dipergelar secara alami oleh manusia.
Sementara musik elektronik adalah musik yang dipergelar dengan alat musik elekronik yang dipergelar secara elektronik oleh manusia.
Predikat oleh manusia cukup penting demi membedakan seni musik dari musik yang ditampilkan oleh satwa terutama burung maupun alam semesta, semisal suara hujan, air terjun, angin sampai musik semesta yang digagas Pythagoras.
Pada hakikatnya psikoakustik merupakan sains yang menelaah bagaimana manusia mengindera suara dan menyaripati informasi dari signal-signal akustik.
Utamanya psikoakustik menelaah fungsi tingkat-dasar sistem auditori maka tidak tumpah-tindih dengan studi musik secara estetikal.
Riset psikoakustik fokus ke topik-topik dasar, semisal direksional pendengaran, persepsi pitch, timbre dan kekuatan suara, analisa skema auditori, pemisahan sumber suara dari pengaruh akustikal signal suara, cara kerja telinga, jalur neural dari telinga ke korteks auditori serta pesan evolusi indera dengar manusia.
Teori Pavlov yang sempat dimanfaatkan sebagai cuci-otak rakyat oleh penguasa pada prinsipnya merupakan eksperimen psikoakustikal terkait kondisisasi stimulus melalui jalur indera dengar.
Di masa kini riset psikoakustik telah mempersembahkan sumbangsih cukup bermakna terhadap musikologi, representasi, produksi dan proses suara, identifikasi suara, membangun ruang pergelaran musik dan teater serta menggubah komposisi karya musik elektronik seperti yang telah dilakukan oleh para almarhum Varese, Boulez, Nono, Stockhausen, Xenakis, Koenig dan Shinohara.
Riset psikoakustik juga membantu penciptaan alat musik baru seperti gitar-tongkat, synthetizer, pianoforte digital, biolin elektrik atau theremin yang semula kerap digunakan sebagai alat musik ilustrasi film horror atau fiksi-sains mahluk luar angkasa.
Terkini Lainnya
- Imbas Kemacetan Parah: Jalur Puncak Ditutup, Polisi Berlakukan One Way
- Temukan Potensi Mamalia Bernapas Melalui Anus, Ilmuwan Jepang dan AS Raih Ig Nobel
- STNK Kendaraan yang Dijual Harus Diblokir, Ketahui Risikonya
- 7 Kelompok dengan Kondisi Medis yang Tidak Dianjurkan Makan Alpukat
- Sama-sama Teori tentang Struktur Tata Surya, Apa Perbedaan Geosentris dan Heliosentris?
- NPWP Bisa Dinonaktifkan Saat Sudah Tidak Bekerja atau Badan Usaha Berhenti Beroperasi, Ini Caranya
- Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation
- Sosok Ryan Wesley Routh, Pria yang Hendak Tembak Donald Trump di Lapangan Golf
- Peta Tertua di Dunia Berusia 3.000 Tahun asal Babilonia Ungkap Kisah Bahtera Nabi Nuh
- Profil Eko Agus Sugiharto, Wasit Kontroversial PON XXI Aceh-Sumut
- Jangan Sampai Keliru, Ini Perbedaan Habitat, Ekosistem, dan Bioma
- Apakah Ikan Lele Aman untuk Penderita Asam Urat dan Kolesterol?
- 3 Cara Cek Tagihan BPJS Kesehatan, Praktis dan Mudah
- Di Swiss, Berenang Ikuti Arus Sungai Jadi Transportasi Berangkat-Pulang Kerja
- Rutin Minum Teh Hijau Setiap Hari, Apa Manfaatnya?
- Sosok Ryan Wesley Routh, Pria yang Hendak Tembak Donald Trump di Lapangan Golf
- 30 Ucapan untuk Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H
- Saat Imam Besar Masjid Istiqlal Cium Kening dan Peluk Paus Fransiskus…
- Ada Siklon Tropis Yagi di Utara Indonesia, Apakah Akan Picu Hujan?
- Cincin Saturnus Disebut Akan Menghilang pada 2025, Bagaimana Faktanya?
- Pembubuhan E-meterai Gagal, Apakah Uang Bisa Kembali?
- Berkaca dari Faisal Basri, Apa yang Dirasakan Saat Terjadi Serangan Jantung?