airtronicfirearms.com

Sepak Terjang Nasaruddin Umar, Imam Besar Istiqlal dan Pencetus Terowongan Silaturahmi

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menjelaskan rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Terowongan Silaturahmi esok hari di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2024).
Lihat Foto

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar merupakan salah satu tokoh Islam di Indonesia yang senantiasa menyebarkan nilai-nilai toleransi.

Salah satu bentuk toleransinya yaitu mengusulkan pembangunan Terowongan Silaturahmi yang menghilangkan "pagar pembatas" antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta Pusat.

Hari ini, Kamis (5/9/2024), Nasaruddin Umar dan Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus pun resmi menandatangani dokumen kemanusiaan The Istiqlal Declaration 2024 atau Deklarasi Istiqlal.

Penandatanganan deklarasi tersebut berlangsung usai terselenggarannya interreligious meeting atau pertemuan tokoh lintas agama di Indonesia.

Pertemuan itu merupakan bagian dari rangkaian agenda kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024.

Tak hanya itu, saat agenda kunjungan di masjid terbesar se-Asia Tenggara akan berakhir, momen haru sarat persahabatan antara Paus Fransiskus dan Nasaruddin Umar pun beberapa kali terekam kamera.

Salah satunya, Nasaruddin tampak mencium kening Paus Fransiskus, yang kemudian dibalas dengan Paus yang mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut.

Lantas, bagaimana sosok Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar?

Baca juga: Link Live Streaming Kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal, Pukul 09.00 WIB


Profil Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar

Dilansir dari laman Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA lahir di daerah perkampungan Ujung, Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada 23 Juni 1959.

Nasaruddin menempuh pendidikan sekolah dasar hingga menengah atas di Pesantren As'adiyah, Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Lulus pada 1976, ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan pada 1980-an.

Berhasil menyabet gelar Sarjana Muda pada 1980, empat tahun kemudian, pada 1984, Nasaruddin pun meraih gelar Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) di kampusnya.

Ia kemudian melanjutkan studi di IAIN/UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, dan mendapatkan gelar magister tanpa tesis pada 1992.

Kembali menuntut ilmu di perguruan tinggi yang sama, Nasaruddin Umar berhasil menyelesaikan pendidikan doktor pada 1998 dengan predikat terbaik.

Dikutip dari laman Kementerian Agama, Nasaruddin menulis disertasi tentang "Perspektif Gender dalam Alquran".

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat