Belajar dari Skandal Nepotisme Mantan Presiden Korea Selatan
NEPOTISME atau kecenderungan memberikan keuntungan atau posisi kepada anggota keluarga terdekat, telah menjadi salah satu isu yang ramai dipergunjingkan publik akhir-akhir ini.
Di Korea Selatan, skandal nepotisme yang melibatkan mantan presiden telah mencerminkan bagaimana kekuasaan dapat disalahgunakan hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga.
Mantan Presiden Korea Selatan, Moon Jae In terjerat skandal nepotisme yang melibatkan menantunya. Sang menantu diduga mendapatkan jabatan penting melalui pengaruh mertuanya yang menjabat sebagai presiden sehingga jelas bertentangan dengan prinsip meritokrasi dan keadilan.
Baca juga: Mantan Presiden Korsel Diduga Terlibat Gratifikasi dalam Pengangkatan Jabatan Menantunya
Kasus ini meruntuhkan kepercayaan warga Korea Selatan sekaligus menjadi pelajaran bagi kita semua agar bangsa Indonesia bisa berbenah secara perlahan supaya memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga nilai integritas.
Nepotisme dalam politik bukanlah hal baru. Namun di era post-modern di mana transparansi dan akuntabilitas menjadi tuntutan utama, tindakan semacam ini sangat mengkhianati kepercayaan rakyat.
Skandal seperti ini mencerminkan bagaimana kekuasaan dapat disalahgunakan untuk memperkaya atau menguntungkan keluarga terdekat dan mengesampingkan kepentingan khalayak luas.
Dalam sistem demokrasi, pemimpin dipilih untuk melayani rakyat dan menjaga kepentingan umum di atas segalanya.
Namun, ketika pemimpin menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi atau keluarga, kepercayaan publik terhadap pemerintah pun runtuh.
Di Korea Selatan, skandal ini menjadi bukti nyata bahwa nepotisme dapat mengancurkan kepercayaan rakyat.
Kepercayaan adalah elemen penting dalam stabilitas politik, sosial, dan ekonomi. Ketika kepercayaan ini hancur, rakyat menjadi skeptis terhadap pemimpin dan institusi negara.
Skandal nepotisme ini dapat memicu kemarahan publik dalam menuntut keadilan dan transparansi dari seorang pemimpin.
Gelombang protes yang besar dari rakyat menjadi manifestasi kesadaran kolektif ketika kepercayaan rakyat dikhianati.
Skandal seperti ini tidak hanya berdampak pada runtuhnya karier politik mantan Presiden Korea Selatan, tapi juga berpotensi menciptakan krisis politik yang meluas.
Ketika seorang pemimpin terjerat dalam skandal seperti ini, hal tersebut dapat menciptakan ketidakstabilan politik yang berdampak buruk pada jalannya roda pemerintahan.
Skandal nepotisme seperti ini membuktikan kegagalan kepemimpinan yang tidak mampu menegakan prinsip-prinsip good governance.
Terkini Lainnya
- Masa Kerja PKWT Berakhir, Apakah Bisa Mencairkan JKP BPJS Ketenagakerjaan?
- Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 16-17 September 2024
- [POPULER TREN] Kelompok Tak Dianjurkan Makan Buah Naga | Wilayah Berpotensi Hujan 15-16 September 2024
- 30 Ucapan untuk Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H
- Mulai 18 September, KA Logawa Gunakan Rangkaian Stainless Steel New Generation
- Ikuti Namibia, Zimbabwe Buru 200 Gajah dan Bagikan Dagingnya kepada Warga
- Geramnya Pengelola Kebun Binatang di Thiland, Bayi Kuda Nil Moo Deng Kerap Dilempari Kerang Pengunjung
- Imbas Insiden Pemukulan Wasit Aceh Vs Sulteng di PON 2024, Pemain dan Wasit Berpotensi Disanksi
- Memelihara Kucing dapat Menurunkan Risiko Penyakit Jantung
- Pajak Bangun Rumah dengan Kriteria Tertentu Naik 2,4 Persen, Kemenkeu: Menciptakan Keadilan
- Iuran Mahasiswa PPDS Undip Rp 40 Juta Per Semester, untuk Sewa Mobil dan Bayar Kos Senior
- 7 Manfaat dan Kandungan Buah Sirsak, Bisa Jadi Obat Penyakit Apa?
- Analisis Gempa Sukabumi M 5,1, BMKG Sebut Bukan di Zona Megathrust
- Waspada, Jarum Pentol Tak Sengaja Tertelan hingga Lambung Saat Pakai Jilbab
- Penelitian Menunjukkan bahwa Kucing Menyukai Musik, Ini Jenis Musik Favoritnya
- Kali Pertama, Israel Sebar Selebaran di Lebanon Selatan, Minta Warga Mengungsi
- Saat Serangan Udara Israel Justru Tewaskan 3 Warganya Sendiri yang Jadi Sandera di Gaza...
- Alasan Kucing Suka Mencakar Sofa dan Cara Mengatasinya
- Menelusuri Gaung Psikoakustik
- Resmi, Pendaftaran CPNS 2024 Diperpanjang sampai 10 September
- Sepak Terjang Nasaruddin Umar, Imam Besar Istiqlal dan Pencetus Terowongan Silaturahmi
- Saat Imam Besar Masjid Istiqlal Cium Kening dan Peluk Paus Fransiskus…