airtronicfirearms.com

Benarkah Terlalu Sering Berhubungan Seks Bikin Vagina Longgar?

Ilustrasi vagina
Lihat Foto

- Mitos tentang vagina yang menjadi longgar karena sering berhubungan seks sudah lama beredar di masyarakat.

Banyak perempuan yang merasa khawatir bahwa aktivitas seksual yang sering bisa mengubah bentuk atau elastisitas vagina mereka.

Baca juga: Benarkah Vagina Sering Gatal Bisa Sebabkan Kemandulan? Ini Penjelasan Dokter Obgyn

Tapi, benarkah mitos ini?

Anatomi vagina manusia

Sebelum menjawab fakta tentang mitos tersebut, kita perlu memahami bagaimana anatomi vagina manusia.

Vagina adalah organ yang luar biasa elastis. Jika diibaratkan, vagina seperti karet gelang yang bisa meregang dan kembali ke bentuk semula.

Dikutip dari BBC, vagina memiliki panjang rata-rata sekitar 7,5 sentimeter. Tapi, vagina bisa merenggang hingga beberapa kali lipat saat dibutuhkan.

Kemampuan ini memungkinkan vagina untuk mengakomodasi berbagai hal, mulai dari tampon hingga proses melahirkan.

Meski meregang, vagina juga memiliki kemampuan untuk kembali ke bentuk semula. Ini karena vagina terdiri dari otot-otot yang elastis.

Benarkah vagina bisa longgar karena hubungan seksual terlalu sering?

Banyak orang yang mengkaitkan seks dengan vagina longgar.

Dikutip dari Health.com, tidak ada bukti ilmiah yang secara medis mendukung klaim ini.

Baca juga: Dipercaya Merapatkan Vagina, Kenali Efek Samping Manjakani bagi Tubuh!

Vagina secara natural mengeluarkan lubrikan atau lendir untuk menjadi pelumas selama hubungan seksual. Sedangkan otot-ototnya memungkinkan menampung penis atau mainan seks.

Otot-otot tersebut sangat elastis. Itu artinya, vagina akan Kembali ke bentuk semula setelah selesai berhubungan seksual.

Jadi, tidak peduli seberapa seringnya seorang perempuan berhubungan seks, tidak akan membuat vagina longgar.

Mitos untuk mempermalukan perempuan

Dirangkum dari New Femme, mitos tentang vagina yang longgar karena hubungan seksual sering digunakan untuk mempermalukan perempuan terkait kehidupan seksual mereka.

Mitos ini bukan hanya salah secara medis, tapi berbahaya bagi perempuan karena bisa menyebabkan rasa malu pada perempuan yang memiliki kehidupan seksual aktif.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat