Puncak Gunung Everest adalah Dasar Lautan pada 470 Juta Tahun Lalu, Ini Proses yang Terjadi
- Puncak Everest ternyata dulunya bukan tempat tertinggi di dunia, melainkan sebaliknya, yaitu dasar lautan pada sekitar 470 juta tahun lalu.
Hal itu diketahui dari batuan penyusun piramida puncak atau bagian atas Gunung Everest tersebut.
Dikutip dari Britannica, Gunung Everest adalah gunung tertinggi di dunia, dengan ketinggian 29.032 kaki atau 8.849 meter.
Adapun Gunung Everest ini terletak di Pegunungan Himalaya, tepatnya di perbatasan antara Nepal dan Tibet, China.
Puncak Everest sendiri ditutupi oleh salju sekeras batu yang ditutupi oleh lapisan salju yang lebih lembut yang berfluktuasi setiap tahun sekitar 5–20 kaki (1,5–6 meter).
Sebelum tahun 1865, gunung ini disebut sebagai puncak XV, salah satu puncak Pegunungan Himalaya.
Kemudian, setelah tahun tersebut, diubah namanya menjadi Everest, diambil dari nama surveyor jenderal Inggris di India bernama Sir George Everest.
Baca juga: Penjelasan PVMBG soal Video Pendaki Berlarian Menjauhi Kawah Saat Gunung Dukono Erupsi
Batuan penyusun puncak Everest
Dilansir dari laman MontanaUniversity, batuan yang menyusun bagian atas Gunung Everest tersebut adalah batu kapur abu-abu.
Batuan ini terendapkan di landas kontinen utara India selama Periode Ordovisium awal hingga pertengahan di Era Paleozoikum.
Disebut sebagai "batu kapur qomolangma", batuan Everest adalah batu kapur yang tersusun rapi (batu pasir) dengan fragmen cangkang invertebrata laut Era Ordovisium, seperti trilobita, brachiopoda, ostracoda, dan crinoid.
Batu kapur qomolangma ini telah melalui proses pemanasan, tekanan, dan pencairan selama periode tersebut.
Proses-proses itu mengubah batu kapur asli menjadi batuan metamorf bermutu rendah seperti saat ini.
Baca juga: Peneliti Temukan Gunung Bawah Laut yang Lama Hilang, Bisa Jadi Asal-usul Atlantis
Dok. Pixabay/Simon Ilustrasi Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia.Proses batuan dasar laut terangkat tinggi
Seperti yang disebutkan, batuan ini terendapkan jauh sebelum Lempeng Tektonik India memulai perjalanan ke arah utara menuju Lempeng Tektonik Eurasia.
Batuan ini telah dibawa ke atap dunia melalui pengangkatan terus-menerus yang disebabkan oleh tabrakan lempeng India dan Eurasia.
Hingga kini, proses tabrakan atau tumbukan antara kedua lempeng Bumi besar tersebut masih terjadi.
Selain itu, juga disebabkan oleh erosi yang dalam di Himalaya Besar dan perpindahan patahan di sepanjang detasemen Tibet Selatan.
Hal itu secara tektonik telah menempatkan batuan puncak di atas batuan metamorf yang lebih tinggi di bawahnya.
Baca juga: Penjelasan BMKG soal Kemunculan Embun Es di Gunung Merbabu
Terkini Lainnya
- Tak Pakai Aplikasi, Para Lajang di Spayol Cari Jodoh Lewat Nanas di Supermarket
- Pemerintah Prabowo Disebut Diadang Jatuh Tempo Warisan Utang, Bisa Bebani Kelas Menengah
- Jadi Tren di TikTok, Apa Itu Silent Walking?
- Kata KPU dan Bawaslu soal Anggota DPRD Singkawang Dilantik padahal Tersandung Kasus Pencabulan Anak
- Pelatih Timnas Australia Graham Arnold Mundur, Singgung Hasil Seri Lawan Indonesia
- Jadwal dan Link Live Streaming Penutupan PON 2024, Jokowi Batal Hadir
- Mengapa Pesawat Tidak Mau Melintas di Atas Dataran Tinggi Tibet? Ini Penjelasan Pakar
- Intelijen Bocorkan Cara Israel Sabotase "Pager" Hizbullah yang Meledak di Lebanon
- Syarat dan Cara Konfirmasi Penggunaan Nilai SKD 2023 untuk CPNS 2024, Klik Sscasn.bkn.go.id
- 5 Fakta Oknum Polisi di Riau Selundupkan 30 Kg Sabu dan 11.000 Butir Ekstasi, Tak Masuk Kerja 6 Bulan
- Lebanon Memanas Usai Serangan Beruntun "Pager" dan "Walkie-talkie", Apa yang Sebenarnya Terjadi?
- Sejumlah Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat Hari Ini dan Besok
- Jalan Tol Yogyakarta-Solo Ruas Kartasura-Klaten Beroperasi mulai Hari Ini, Gratis Selama 2 Minggu
- BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Terjadi November 2024-Februari 2025, di Mana Saja?
- Penemuan Mayat Bocah di Pantai Cihara, Wajah Dilakban dan Penuh Luka, Diduga Diculik Orang Tak Dikenal
- Bercerai dari Nisya Ahmad, Ini Besaran Nafkah yang Harus Ditanggung Andika Rosadi
- Pembunuh Gadis Penjual Gorengan Ditangkap, Akui Bunuh dan Perkosa NKS
- Pedagang Campur Bungkus Plastik agar Gorengan Lebih Garing dan Tahan Lama, Apa Bahayanya?
- Kemenkes Tegaskan Mpox Bukan Efek Samping Vaksin Covid-19
- Beredar Citra Pulau Jawa Memerah pada Awal September 2024, Ini Kata BMKG
- Manusia Makin Pendek Setelah Usia 30 Tahun, Kok Bisa?
- Video Viral Air Sumur Mengandung Minyak Tanah di Sumenep, Ini Sebabnya