Gunung Everest Alami Pertumbuhan Tidak Normal, Ilmuwan Ungkap Penyebabnya
- Gunung Everest di perbatasan Nepal dan Tibet yang saat ini berstatus sebagai gunung tertinggi di dunia nampaknya akan semakin tinggi karena pertumbuhan secara anomali atau tidak normal.
Dilansir dari Straits Times, Selasa (1/10/2024), pertumbuhan gunung setinggi 8.849 meter tersebut yang dinilai tidak wajar diungkapkan ahli asal Universitas Geosains China di Beijing, Jin Gen Dai, dalam studi yang dipublikasikan di Nature Geoscience.
Ia mengatakan, Everest merupakan sebuah anomali dengan puncaknya yang lebih tinggi sekitar 250 meter dibandingkan gunung-gunung tertinggi lainnya di Himalaya.
Selain itu, data menunjukkan perbedaan antara tingkat kenaikan Everest dalam jangka panjang dan jangka pendek di gunung tersebut.
“Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah ada mekanisme yang mendasari yang membuat ketinggian anomali Everest menjadi lebih tinggi,” kata Dai.
Baca juga: Mengenal Sherpa, Pemandu Gunung Everest yang Dibayar Ratusan Juta
Penyebab pertumbuhan Everest tidak normal
Dai menerangkan, pertumbuhan Everest yang semakin tinggi dan tidak normal berkaitan dengan erosi sungai-sungai di sekitarnya.
Ilmuwan mengatakan, proses tersebut telah mengakibatkan Everest naik 15-50 meter selama 89.000 tahun terakhir dan berlangsung hingga saat ini.
“Studi kami menunjukkan bahwa bahkan puncak tertinggi di dunia pun tunduk pada proses geologi yang sedang berlangsung yang secara terukur dapat mempengaruhi ketinggiannya dalam rentang waktu geologi yang relatif singkat,” ujar Dai dikutip dari The Guardian, Senin (30/9/2024).
Dai bersama ilmuwan lain berusaha menggambarkan bagaimana pertumbuhan Everest menggunakan model komputer untuk mengeksplorasi evolusi jaringan sungai di Himalaya.
Hasil pemodelan ilmuwan menunjukkan, sekitar 89.000 tahun yang lalu hulu Sungai Arun yang berada di sebelah utara Everest menyatu dengan hulu sungai yang berada di bawahnya.
Ilmuwan menyebutkan, hulu Sungai Arun seharusnya mengalir ke arah timur di dataran tinggi Tibet.
Bersatunya dua hulu sungai tersebut membuat awal mula aliran sungai ini terkikis ke arah utara.
“Hasilnya adalah seluruh panjang Sungai Arun menjadi bagian dari sistem Sungai Kosi,” jelas ilmuwan.
Baca juga: Puncak Gunung Everest adalah Dasar Lautan pada 470 Juta Tahun Lalu, Ini Proses yang Terjadi
Ilmuwan juga melihat alternatif lain terkait bersatunya hulu kedua sungai yang menyebabkan peningkatan erosi sungai di dekat Everest dan pembentukan ngarai Sungai Arun.
“Pada saat itu, akan ada sejumlah besar air tambahan yang mengalir melalui Sungai Arun, dan ini akan mampu mengangkut lebih banyak sedimen dan mengikis lebih banyak batuan dasar, serta memotong dasar lembah,” tulis ilmuwan lain yang terkait dalam studi, Matthew Fox, asal University College London.
Terkini Lainnya
- Kehidupan di Planet Alien Mungkin Tak Ada Siang dan Malam, Bagaimana Mereka Bertahan Hidup?
- Potensi Manfaat Daun Pandan untuk Mengontrol Gula Darah
- Seorang PNS di India Klaim Dimutasi karena Pakai Lipstik Merah
- Di Balik Keputusan Nasdem Tak Gabung Kabinet Prabowo-Gibran...
- Nama-nama Menteri Jokowi yang Disebut Bakal Masuk Kabinet Prabowo
- Asal-usul Popcorn Jadi Camilan Khas di Bioskop, Bermula dari Krisis Besar
- H-1 Batas Cetak Kartu Ujian SKD, Warganet Keluhkan Lokasi Ujian yang Berubah
- Hasil Analisis DNA, Ilmuwan Sebut Christopher Columbus Berdarah Yahudi
- Ramadhan 2025 Berapa Hari Lagi? Ini Perkiraannya
- Daftar Bocoran 46 Nama Kementerian di Kabinet Prabowo
- Terakhir 15 Oktober, Berapa Ukuran Kartu Ujian SKD CPNS 2024?
- Cara Membuat LinkedIn Perusahaan, Berikut Syarat dan Prosedurnya
- Ketika Akun Resmi Asosiasi Sepak Bola Bahrain Diretas dan "AFC Mafia" Warnai Google Maps...
- PPN 12 Persen Berlaku 1 Januari 2025, DJP: Penyesuaian Ikut Pemerintah Baru
- H-2 Tes tapi Kartu Ujian SKD CPNS Belum Keluar, Apa yang Harus Dilakukan?
- Bakal Jadi Calon Menteri Prabowo, Raja Juli: Spesifiknya Nanti
- Pernikahan Jennifer Lopez Disebut Berakhir karena FBI Memberi Ben Affleck Video JLo dengan P Diddy
- Bocoran Kabinet Prabowo Ada 46 Kementerian, Mayoritas Menteri Jokowi
- Datang Mengunjungi Indro Warkop, Sosok Anak Kedua Dono Jadi Sorotan
- "Abdul Latief dan Untung Pamit Soeharto Sebelum Culik Dewan Jenderal"
- Wanita 44 Tahun Turunkan Tekanan Darah-Kolesterol dengan Jalan Kaki
- BMKG Ungkap Penyebab Udara Terasa Panas di Pulau Jawa, sampai Kapan Terjadi?
- Ramai soal Temuan Bir, Wine, dan Tuyul Dapat Sertifikat Halal, Ini Kata MUI
- 30 Twibbon dan Ucapan Selamat Hari Batik Nasional 2024