airtronicfirearms.com

Video Viral Pasien Kritis Disebut Tak Dilayani RSUD OKU Selatan, Ini Faktanya

Tangkap layar video anak laki-laki disebut tidak dilayani RSUD OKU Selatan meski kritis
Lihat Foto

- Sebuah video yang memperlihatkan pasien anak disebut tidak dilayani Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muaradua Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan (Sumsel), viral di media sosial.

Tampak di video, anak perempuan menangis saat meminta tenaga medis memberikan pertolongan kepada adik laki-lakinya yang kritis.

Anak tersebut hanya terbaring di tempat tidur dikelilingi keluarganya. Hidung anak itu bahkan tampak mengeluarkan darah.

"Kami meminta bantuan kepada rumah sakit ini. Tapi tidak ada yang memberikan bantuan," ungkap perempuan itu sambil membersihkan darah dari hidung anak tersebut.

Perempuan itu juga mengatakan tidak ada satupun perawat atau dokter yang menolong. Dia mengeklaim hanya keluarganya yang berada di RSUD tersebut.

Dia juga memperlihatkan suasana RSUD yang sepi.

Baca juga: Bisakah Pasien BPJS Kesehatan ke UGD Tanpa Rujukan? Ini Penjelasannya


Penjelasan rumah sakit

Sekretaris Subbagian Umum dan Kepegawaian Dinas Kesehatan OKU Selatan, Meiliasari buka suara terkait video viral tersebut. 

Pihaknya mengungkapkan, kejadian dalam video tersebut terjadi pada Selasa (1/10/2024) pukul 00.30 WIB.

"Memang benar pasien datang ke RSUD Muaradua pada pukul 00.30 dari rujukan Klinik Ismadana," kata dia saat dikonfirmasi , Rabu (2/10/2024).

Meiliasari menuturkan, keluarga pasien kemudian membawa anak laki-laki tersebut masuk ke ruang UGD. Pasien lalu menjalani perawatan bersama dokter dan perawat.

Dokter lalu menyarankan pasien yang muntah darah untuk mendapatkan rujukan ke RSUD Baturaja di Kabupaten Ogan Komering Ulu menggunakan Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute) karena saat itu sudah malam.

Dokter memberitahu keluarga pasien mengenai proses rujukan akan sedikit lama.

Dokter pun menanyakan apa keluarga pasien memiliki kenalan di rumah sakit tujuan yang dapat membantu proses rujukan diterima lebih cepat.

Namun saat pasien akan dipasang infus dan oksigen, keluarga menolak tindakan tersebut. Mereka ingin pasien cepat ditangani sehingga menolak rujukan dengan sistem tersebut.

"Karena mereka mendengar sistem rujukan bersifat menunggu. Tidak bisa cepat," ujar Meiliasari.

Usai menolak diinfus, keluarga membawa anak laki-laki itu keluar UGD. Situasi saat mereka berada di selasar rumah sakit untuk menunggu kendaraan jemputan itulah yang direkam dan dibagikan ke media sosial.

Saat itu, keluarga pasien dalam keadaan marah-marah. Tenaga medis menjadi tidak berani mengadang mereka.

Meiliasari menambahkan, keluarga pasien kemudian langsung pergi sendiri ke RSUD Baturaja. Namun kabarnya, pasien sekarang kembali dirujuk RSUD Baturaja untuk ditangani rumah sakit lain di Lampung.

Baca juga: Bolehkah Peserta BPJS Kesehatan Minta Pindah Rujukan Rumah Sakit Dekat Rumah?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat