BMKG Deteksi Ex-siklon Tropis Robyn, Apa Dampaknya bagi Indonesia?
- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi Ex-siklon Tropis Robyn di sekitar wilayah Indonesia, Jumat (29/11/2024).
Dilansir dari akun Instagram resmi @infobmkg, Sabtu (30/11/2024), Ex-siklon Tropis Robyn terpantau di Samudra Hindia sebelah barat daya Banten, tepatnya sekitar 18.0 derajat LS dan 93,3 derajat BT atau kurang lebih 1.820 km sebelah barat daya Bengkulu.
Siklon bergerak dengan kecepatan angin maksimum 30 knot atau 55 km/jam dan tekanan udara minimum 998 hPa.
Lantas, bagaimana analisis terkini Ex-siklon Tropis Robyn serta apa dampaknya bagi Indonesia?
Analisis terkini Ex-siklon Tropis Robyn
Prakirawan Siklon Tropis BMKG Jakarta, Rivani Tricia menjelaskan, Ex-siklon Tropis Robyn terbentuk dari bibit siklon tropis 96S pada Kamis (28/11/2024) pukul 13.00 WIB di Samudra Hindia barat daya Bengkulu.
Pembentukan siklon ini didukung oleh kondisi atmosfer, seperti adanya adanya fenomena cuaca Madden-Julian Oscilliaton serta gelombang atmosfer Rossby dan Kelvin.
Selain itu, suhu permukaan laut yang hangat, tingginya kelembapan udara, dan kuatnya pusaran angin, juga berperan mengembangkan sistem menjadi siklon tropis.
Rivani melanjutkan, Ex-siklon Tropis Robyn telah melemah dan berakhir sejak Jumat malam pukul 19.00 WIB.
"Saat ini sisa sitemnya, berupa depresi tropis dengan angin berkecepatan maksimum sekitar 55 km/jam dan tekanan udara 1000 hPa," ujarnya kepada , Sabtu.
Depresi tropis siklon kini terus melemah. Hal itu terlihat dari angin yang berhembus semakin pelan dan berkurangnya pembentukan awan-awan hujan di sekitar sistem.
Depresi tropis bergerak ke arah barat dan semakin menjauh dari wilayah Indonesia.
Baca juga: Warganet Mengeluh Sudah Hujan tapi Cuaca Masih Panas, Ini Penjelasan BMKG
Dampak Ex-siklon Tropis Robyn
Rivani mengatakan, saat ini Ex-siklon Tropis Robyn sudah tidak memberikan dampak signifikan terhadap kondisi cuaca di Indonesia.
Sebab sistem telah melemah dan berada jauh di Samudra Hindia, sehingga tidak memengaruhi cuaca atau gelombang.
"Lokasinya lebih dari 1.900 km di barat daya Bengkulu, sehingga tidak berdampak pada wilayah Indonesia," jelasnya.
Meski begitu, Rivani mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.
Terkini Lainnya
- Hapus Alamat Rumah secara Permanen dari Internet, Bagaimana Caranya?
- Kriteria Peserta yang Bisa Daftar SNBP dan UTBK SNBT 2025, Apa Saja?
- Kelebihan dan Kekurangan Meta AI WhatsApp, Apa Saja?
- 7 Pulau Berpenghuni Paling Terpencil di Dunia, Ada yang Hanya Dihuni 100 Orang
- Daftar Perkiraan UMK 2025 di 38 Kabupaten/Kota Jatim jika Naik 6,5 Persen
- Amankah Minum Es Saat Suhu Dingin dan Hujan?
- BMKG Ungkap Wilayah Berpotensi Hujan Lebat pada 13-14 Desember 2024, Mana Saja?
- Menelusuri Peluang dan Ancaman Aset Digital dalam Judi Online
- Alasan Pemerintah Terapkan Opsen Pajak Kendaraan Bermotor Mulai 5 Januari 2025
- Tak Ada Gugatan, Kapan Pemenang Pilkada Jakarta 2024 Ditetapkan?
- Ramai soal Narasi Awan Topan Seukuran Pulau Jawa di Selatan Indonesia, Ini Kata BMKG
- 6 Cagub-Cawagub yang Diusung PDI-P Gugat Hasil Pilkada, Siapa Saja?
- Pengakuan SPG Korban Dugaan Pelecehan Seksual Anggota DPRD Cirebon
- Penjelasan Batik Air soal Mesin Pesawat yang Mati Saat Hendak Lepas Landas di Yogyakarta
- Puncak Hujan Meteor Geminid 13-14 Desember 2024, Ini Cara Lihat dan Rekam dari Indonesia
- Ibu-ibu Mengamuk di Stasiun Disebut karena Minta Kereta Berangkat Lebih Awal, Ini Kronologinya
- Kisah William Sidis, Pria dengan IQ Lebih Tinggi dari Einstein yang Memilih Hidup di Pengasingan
- Suami Istri Baru Menikah, Apakah Kelas BPJS Kesehatan Harus Sama?
- Bank di Jepang Terapkan Sumpah Darah agar Pegawainya Tidak Mencuri Uang
- Prabowo Putuskan Upah Minimum Naik 6,5 Persen, Apa Alasannya?