Partisipasi Pemilih pada Pilkada 2024 Lebih Rendah dari Pilpres dan Pileg, Apa Penyebabnya?
- Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan, tingkat partisipasi pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 terbilang rendah dengan persentase secara rata-rata nasional sebesar 68,16 persen.
Hal tersebut dikatakan anggota KPU August Mellaz saat konferensi pers di media center KPU, Jakarta pada Jumat (29/11/2024).
Dilansir dari , Jumat, tingkat partisipasi pemilih di DKI Jakarta hanya 57,6 persen, sementara Sumatera Utara hanya 55,6 persen.
Dibandingkan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Februari 2024, persentase masyarakat yang mencoblos mencapai 80 persen, sedangkan Pemilihan Legislatif (Pileg) DPR 81,42 persen dan Pileg DPD 81,36 persen.
KPU menemukan indikasi rendahnya partisipasi pemilih berdasarkan data Pilkada 2024 yang sudah mencapai 98,5 persen.
Lantas, apa penyebab tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 rendah?
Baca juga: Keluarga Ratu Atut Berguguran di Pilkada 2024, Hanya Unggul di Tangsel
Penyebab rendahnya tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan hampir 40 persen pemilih tidak menggunakan hak pilihnya atau golput pada Pilkada 2024.
Dilansir dari Kompas.id, Sabtu (30/11/2024), penyebab pemilih enggan mencoblos karena penyelenggaraan Pilkada yang berdekatan dengan Pemilu, baik Pilpres maupun Pileg 2024.
Faktor lainnya adalah singkatnya durasi kampanye Pilkada 2024 dan rendahnya pengenalan calon kepala daerah kepada publik.
Untuk diketahui, Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2024 menetapkan, masa kampanye Pilkada berlangsung pada 25 September-23 November 2024.
Selain tiga faktor tersebut, alasan lain mengapa pemilih memutuskan golput karena calon kepala daerah yang diusung partai tidak selaras dengan aspirasi publik.
Baca juga: Sejarah Kotak Kosong Menang di Pilkada, Bukan Hanya Terjadi di Pangkalpinang dan Bangka
Menurut peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, partai seharusnya memetik pelajaran dari Pilkada 2024 supaya menentukan dan menjaring calon kepala daerah dari akar rumput.
Alasan lain mengapa tingkat partisipasi pemilih rendah karena publik merasa jengah atau letih dan kurang mendapat informasi.
Dosen ilmu politik Universitas Airlangga Ucu Martanto mengatakan, pemilih juga mengalami kebingungan secara psikologis karena konfigurasi atau jumlah kandidat pada Pilpres dan Pilkada 2024 berbeda.
Untuk diketahui, Pilpres 2024 diikuti oleh tiga kandidat, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Terkini Lainnya
- Alasan Pemerintah Terapkan Opsen Pajak Kendaraan Bermotor Mulai 5 Januari 2025
- Tak Ada Gugatan, Kapan Pemenang Pilkada Jakarta 2024 Ditetapkan?
- Ramai Narasi Awan Topan Seukuran Pulau Jawa di Selatan Indonesia, Ini Kata BMKG
- 6 Cagub-Cawagub yang Diusung PDI-P Gugat Hasil Pilkada, Siapa Saja?
- Pengakuan SPG Korban Dugaan Pelecehan Seksual Anggota DPRD Cirebon
- Penjelasan Batik Air soal Mesin Pesawat yang Mati Saat Hendak Lepas Landas di Yogyakarta
- Puncak Hujan Meteor Geminid 13-14 Desember 2024, Ini Cara Lihat dan Rekam dari Indonesia
- Ramai soal Hyundai Creta Prime Isi BBM Pertalite, Warganet: Kok Bisa Dapat Barcode?
- Resmi, Ini Daftar UMP 2025 Se-Pulau Jawa
- Sebelum Pindah ke PBI, Apakah Peserta Mandiri Harus Lunasi Tunggakannya Lebih Dulu?
- Rumor Spesifikasi dan Jadwal Rilis iPhone SE 4
- Sering Tidak Cabut "Charger" dari Colokan Listrik, Apa Konsekuensinya?
- Harga Elpiji 3 Kg di Yogyakarta Naik Jadi Rp 18.000 per 10 Desember 2024
- "Deepfake" dan Isu SARA dalam Pilkada 2024
- 5 Rekomendasi Chatbot AI Alternatif Pengganti ChatGPT
- Trump Undang Xi Jinping Hadiri Pelantikan Presiden AS
- Ramai Narasi Awan Topan Seukuran Pulau Jawa di Selatan Indonesia, Ini Kata BMKG
- Sering Tidak Cabut "Charger" dari Colokan Listrik, Apa Konsekuensinya?
- KAI Commuter Serius Perangi Pelecehan Seksual di KRL, Pelaku Kena "Blacklist" Seumur Hidup
- Respons Jokowi dan Gerindra soal Tudingan Partai Coklat Terlibat Pilkada 2024
- Ramai soal BRI Berikan Pinjaman Online Hingga Rp 500 Juta Tanpa Jaminan dan Survei, Ini Faktanya
- Upah Minimum 2025 Naik 6,5 Persen, Ini Perkiraan UMP di Semua Provinsi Pulau Jawa
- 31 Wilayah di Jateng Rawan Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 1-2 Desember 2024, Mana Saja?