Suriah Kembali Memanas, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
- Perang saudara di Suriah kembali menjadi sorotan setelah pasukan pemberontak melancarkan serangan mendadak ke Aleppo, kota terbesar kedua di negara itu.
Serangan pada Rabu (27/11/2024) itu merupakan kali pertama pasukan oposisi merebut wilayah Aleppo sejak 2016.
Konflik baru ini juga memiliki konsekuensi luas di seluruh wilayah dan sekitarnya.
Berikut hal-hal yang perlu diketahui mengenai konflik baru di Suriah:
Baca juga: Tak Hanya Iran, Israel Juga Serang Suriah di Waktu Berdekatan
Siapa pemberontak yang menguasai Aleppo?
Dilansir dari Al Jazeera, Minggu (1/12/2024), koalisi pemberontak yang menguasai Aleppo adalah pasukan yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham atau HTS.
Pasukan ini bergerak maju ke Aleppo dan ke arah selatan menuju Hama, Suriah, selang lima hari setelah meluncurkan serangan mendadak.
Serangan tersebut mungkin telah memicu babak baru dalam perang yang telah berlangsung selama 13 tahun di Suriah.
Pasukan militer Suriah di bawah Presiden Bashar al-Assad, telah menguasai Aleppo sejak 2016 dengan dukungan dari Iran, Rusia, dan Hizbullah.
Penguasaan kota tersebut terjadi setelah kampanye udara brutal oleh pesawat tempur Rusia yang membantu Assad merebut kembali kota berpenduduk sekitar dua juta orang itu.
Seiring masuknya pasukan pemberontak, militer Suriah mengumumkan penarikan pasukan sementara dari Aleppo pada Sabtu (30/11/2024).
Militer menyebut akan kembali berkumpul untuk mempersiapkan kedatangan bala bantuan guna melancarkan serangan balik.
Baca juga: Jet Tempur Rusia dan Suriah Intensif Serang Wilayah Suriah yang Dikuasai Pemberontak
Siapa kelompok HTS?
Dikutip dari Independent, Minggu, Amerika Serikat (AS) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah lama menetapkan HTS sebagai organisasi teroris.
Pemimpinnya, Abu Mohammed al-Golani, muncul sebagai pemimpin cabang al-Qaeda di Suriah pada 2011, selama bulan-bulan pertama perang saudara di Suriah.
Aksinya merupakan intervensi yang tidak diinginkan oleh banyak pihak oposisi Suriah, yang berharap perjuangan melawan pemerintahan otoriter Presiden Assad tidak tercemar oleh ekstremisme kekerasan.
Golani sejak awal mengeklaim bertanggung jawab atas pengeboman mematikan, berjanji akan menyerang pasukan Barat, dan mengirim polisi agama untuk menegakkan aturan berpakaian sopan bagi wanita.
Terkini Lainnya
- Cara Cek NISN dan NPSN untuk Registrasi Akun SNPMB 2025
- 5 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Mengonsumsi Buah Pepaya
- Efek Samping Makan Daun Pepaya Berlebihan, Apa Saja?
- Beda Es Batu Air Matang dan Mentah, Benarkah dari Warnanya?
- Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 15-16 Januari 2025
- [POPULER TREN] Penumpang Kereta Turun untuk Jajan di Persilangan Rel | Ledakan di Rumah Polisi Mojokerto
- Teka-teki Pemilik Pagar Laut Bekasi Terungkap, Siapa Dalang di Baliknya?
- Meta Hapus Filter Kecantikan dan Efek AR di Instagram pada Hari Ini
- PPPK Tahap 2 2024 Ditutup Besok, Ini Link dan Cara Daftarnya
- Bolehkah "Driver" Ojol Nego Tarif ke Penumpang?
- Sama-sama Kuliah 4 Tahun, Apa Beda Jenjang S1 dan D4?
- Berburu Koin Jagat Bisa Dipidana Penjara dan Denda jika Merusak Fasilitas Umum
- Apakah Klaim Medical Check Up Gratis Saat Ultah Wajib Terdaftar BPJS Kesehatan?
- 5 Penyebab Wajah Terlihat Lebih Tua dari Usia Sebenarnya
- Serangga Pemakan Tanaman
- Ditegur karena Masuk Masjid Pakai Sepatu, Turis Arab Tendang Marbot di Puncak Bogor
- Teka-teki Pemilik Pagar Laut Bekasi Terungkap, Siapa Dalang di Baliknya?
- Viral, Video Uang Dicoret-coret, BI Sebut Pelakunya Bisa Dipenjara dan Didenda Rp 1 Miliar
- Tempatkan WNI dalam "Neraka", Polisi Malaysia Divonis 12 Tahun Penjara
- Faktor Runtuhnya Dominasi PDI-P dan PKS di Wilayah Kekuasaan pada Pilkada 2024
- Mulai Desember 2024, 13 Kantor Imigrasi Terbitkan 100 Persen Paspor Elektronik
- Daftar Harga Tiket Indonesia Masters 2025 dan Cara Belinya